3 Zona di Candi Borobudur dan Maknanya

tiga zona di Candi Borobudur beserta maknanya

Wacana kenaikan harga tiket Candi Borobudur menuai kontroversi. Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan bahwa kenaikan tarif Candi Borobudur sebagai upaya untuk menjaga kelestarian dan kekayaan sejarah serta budaya nusantara.

Seperti diketahui, Candi Borobudur merupakan candi agama Buddha terbesar di dunia yang dibangun pada masa Dinasti Sailendra, yakni pada 780-840 Masehi. Candi ini didirikan sebagai tempat pemujaan Budha dan tempat ziarah. Candi Borobudur berisi petunjuk agar manusia menjauhkan diri dari nafsu dunia dan menuju pencerahan dan kebijaksanaan menurut Buddha.

Setelah sekian tahun terbengkalai, barulah pada 1814 pasukan Inggris di bawah pimpinan Sir Thomas Stanford Raffles berhasil menemukan bangunan tersebut. Area candi berhasil dibersihkan seluruhnya pada tahun 1835.

Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Harga Tiket Candi Borobudur Naik Jadi Rp750 Ribu

Borobudur dibangun dengan gaya Mandala yang mencerminkan alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Jika diperhatikan dengan seksama, candi ini memiliki struktur bangunan berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan titik pusat berbentuk lingkaran. Secara kesulurhan terdapat 504 Buddha dengan sikap meditasi dan enam posisi tangan yang berbeda di sepanjang candi.

Nah, candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah ini ternyata terbagi menjadi tiga zona lho. Ketiga zona ini menggambarkan makna yang berbeda-beda. Penasaran kan? Simak penjelasannya berikut ini!

Tiga Zona di Candi Borobudur yang Harus Kamu Tahu

Zona 1: Kamadhatu

Zona ini menggambarkan alam dunia yang terlihat dan sedang dialami oleh manusia sekarang. Zona ini memiliki 160 relief yang menjelaskan Karmawibhangga Sutra, yakni hukum sebab akibat. Semua relief tersebut bercerita mengenai sifat dan nafsu manusia, seperti merampok, membunuh, memperkosa, penyiksaan, dan fitnah.

Zona 2: Rupadhatu

Sementara itu zona Rupadhatu menggambarkan alam peralihan, di mana manusia telah dibebaskan dari urusan dunia. Zona Rupadhatu terdapat galeri ukiran relief batu dan patung buddha yang secara keseluruhan berjumlah 328 patung Buddha. Ratusan patung Buddha tersebut juga memiliki hiasan relief pada ukirannya. Menurut manuskrip Sansekerta pada bagian ini terdiri dari 1300 relief yang berupa Gandhawyuha, Lalitawistara, Jataka dan Awadana. Seluruhnya membentang sejauh 2,5 km dengan 1212 panel.

Baca Juga: Cara Unik Menikmati Keindahan Candi Borobudur

Zona 3: Arupadhatu

Zona Arupadhatu menggambarkan alam tertinggi, dalam artian rumah Tuhan. Zona ini terdiri dari tiga serambi yang membentuk lingkaran dan mengarah ke kubah di bagian pusat atau stupa yang menggambarkan kebangkitan dari dunia. Zona ini memiliki 72 stupa dengan stupa terbesar punya tinggi 42 meter di atas tanah dan diameter 9,9 meter.

Baca Juga: Bosan ke Borobudur? Cobain 5 Wisata Yogyakarta Ini!

Exit mobile version