36 Persen Konsumen Beralih ke Industri Ritel Digital

Layanan dan penawaran dari industri ritel digital mampu menghadirkan pengalaman baru bagi pengguna. Kondisi ini membawa harapan baru bagi industri ritel Indonesia.

Menurut VMware, Inc. (NYSE: VMW), terbangunnya fondasi digital yang kokoh tetap sebagai kunci kehadiran gelombang inovasi baru di kancah ritel. Ini dibuktikan dari riset VMware Digital Frontiers 3.0 Study yang mengambil latar belakang kejadian pandemi global saat ini.

Dari riset tersebut terungkap bahwa sebanyak 36 persen responden Indonesia sudah tidak lagi berbelanja langsung ke toko. Hal ini disebabkan meningkatnya kepercayaan konsumen pada sektor ritel digital yang memberi pengalam baru dalam berbelanja.

BACA JUGA : Belajar dari Kasus Wanita Sendu yang Viral Akibat Tagihan Pay Later

Dengan berbelanja secara online, konsumen merasa lebih fokus pada kebutuhan dan terpersonalisasikan. Selain itu inovasi yang diberikan melalui kecerdasan artifisial maupun realitas virtual menjadi alasan lain akan kenyaman berbelanja di industri ritel digital.

Dengan inovasi teknologi digital seperti AI dan VR bisa berperan dan memiliki manfaat besar bagi masyarakat ke depannya. Meski begitu, sebagian besar konsumen, 60 persen responden, akan meninggalkan website dan aplikasi bila tidak memberikan solusi.

Misalnya penggunaan chatbot, live chat atau telepon. Dari angka tersebut, sebanyak 42 persennya akan berpindah ke brand kompetitor apabila menghadapi kendala pengantaran barang.

Ini menjadi penegasan bahwa teknologi masa depan, seperti cloud, kecerdasan artifisial hingga aplikasi-aplikasi modern, menjadi kunci penting bagi industri ritel dalam mempercepat tumbuhnya inovasi dan dalam menghadirkan pengalaman pengguna yang makin holistik dan aman.

Pandemi telah mendorong percepatan terwujudnya digitalisasi di sektor ritel tanah air dengan mengubah cara konsumen dalam berbelanja di masa depan. Saat ini, bisnis tengah menghadapi situasi tak mengenakkan. hingga saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengoptimalkan inovasi teknologi gital.

“Inilah saat yang tepat bagi mereka untuk, mau tak mau, mengoptimalkan pendayagunaan inovasi teknologi mutakhir masa kini, seperti cloud maupun aplikasi modern dalam merumuskan kembali cara mereka terkoneksi dengan konsumen secara digital. Kalau tidak, potensi risikonya besar, pelanggan tentu akan melirik ke kompetitor,” jelas Country Manager Indonesia VMware Cin Cin Go.

BACA JUGA : Dua Tempat Ngecas Mobil Listrik Baru di Jakarta, Masih Gratis

Cin Cin menambahkan, “VMware berkomitmen untuk terus mendukung perusahaan-perusahaan ritel dalam memodernisasi dan memperkokoh bangunan infrastruktur digital guna menghadirkan sebuah pengalaman berbelanja yang baru dan revolusioner bagi konsumen.”

Di sisi lain, saat ini Indonesia tengah menuju pembangunan yang berkesinambungan seiring dengan makin tingginya kesadaran konsumen terhadap kelestarian ekologi serta gencarnya upaya seluruh pihak dalam pemanfaatan teknologi digital menuju terwujudnya kondisi karbon netral.

Hal ini terjawab dari jawaban 33 persen responden yang antusias dengan layanan toko yang berkomitmen menjaga lingkungan. Sedangkan, 59 persen responden Indonesia menyatakan akan berhenti menjadi konsumen perusahaan atau membeli produk tertentu apabila perusahaan-perusahaan tersebut tidak mau menyampaikan kebijakan etis yang diterapkan di perusahaan.

58 persen responden Indonesia mendambakan bisa menggunakan lebih banyak lagi layanan digital sebagai bentuk tanggung jawab mereka turut memangkas jejak karbon, misalnya dengan mengurangi frekuensi berkendara hanya untuk berbelanja.

Dengan bergesernya kompetisi usaha ritel ke virtual, trust ditempatkan sebagai pilar utama oleh konsumen dalam memandang perusahaan ritel beserta penawaran-penawaran digital yang mereka suguhkan dalam rangka menghadirkan pengalaman berbelanja yang mengesankan bagi konsumen.

Di dalam survei disebutkan pula bahwa 38 persen responden Indonesia yakin dengan jaminan keamanan data dan informasi yang dihadirkan oleh organisasi peritel. Angka ini menunjukkan tingginya kebutuhan dan tingkat urgensi bagi perusahaan-perusahaan ritel dalam membangun trust konsumen dengan meningkatkan transparansi melalui penerapan pendekatan zero-trust dalam membangun keamanan data end-user dari upaya-upaya kejahatan siber.

Exit mobile version