Kebakaran dahsyat terjadi di depo milik PT Pertamina (Persero) di Plumpang, Jakarta Utara, pada Jumat (3/3) malam, pukul 20.11 WIB. Pihak Pertamina mengkonfirmasi sumber kebakaran terjadi pada bagian pipa.
Dahsyatnya kobaran api membuat petugas pemadam kesulitan memadamkan api. Sebanyak 18 unit Damkar dan 90 personil pun diturunkan untuk memadamkan api. Hasilnya, api baru bisa dipadamkan pada pukul 00.00 WIB, Sabtu (4/3) dini hari tadi.
Berikut ini sejumlah fakta terkait kebakaran di Depo Pertamina Plumpang yang dirangkum Jnews dari berbagai sumber.
Baca Juga: Cara Mengatasi Luka Bakar Akibat Petasan atau Kembang Api
Fakta Seputar Tragedi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
1. Jumlah korban meninggal
Berdasarkan data terakhir yang dipublikasikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pukul 01.16 WIB, jumlah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang sebanyak 17 orang meninggal dunia. Sementara itu jumlah korban luka mencapai 51 orang dan 49 orang mengalami luka berat.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pun langsung datang ke Koramil Koja pada Sabtu dini hari tadi untuk menggelar rapat darurat bersama Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran.
Heru pun memastikan korban yang sebagian besar mengalami luka bakar saat ini telah mendapatkan perawatan di sejumlah rumah sakit. Tim SAR gabungan pun masih terus melakukan penyusuran puing-puing bangunan di lokasi kebakaran untuk mencari kemungkinan adanya korban lain.
2. Penyebab masih dicari
Meski dikatakan bersumber pada bagian pipa, belum diketahui pasti penyebab kebakaran. Fadil Imran menyelaskan pihak kepolisian masih melakukan penelusuran penyebab kebakaran di Depo Pertamina Plumpang.
Sejauh ini pihaknya belum menetapkan tersangka maupun dugaan adanya kesalahan manusia atau human eror. Untuk saat ini, Fadil Imran mengatakan pihaknya masih bekerja untuk mengidentifikasi korban.
3. Usulan buffer zone
Jarak antara Depo Pertamina Plumpang dengan pemukiman warga dinilai terlalu mepet. Heru mengatakan bahwa sejatinya pemerintah daerah sudah pernah mengusulkan adanya jarak antara rumah warga dengan Depo Pertamina Plumpang.
Menurut Heru, jarak aman atau buffer zone antara Depo dengan pemukiman warga seharusnya memiliki lebar 50 meter. Meski demikian, Heru tidak menjelaskan lebih lanjut apakah usulan tersebut sudah diterima dan diterapkan oleh Pertamina maupun warga setempat.
Akibat dari jarak yang tidak aman ini, kebakaran Depo Pertamina Plumpang melahap rumah warga di sekitarnya. Bahkan ada rumah warga yang berdiri langsung membelakangi dinding tinggi pembatas Depo.
Baca Juga: 7 Cara Mengemudikan Mobil Hemat BBM
4. Bau bensin menyengat
Sebelum terjadi kebakaran, sebagian warga di Jalan Tanah Merah Bawah, Kecamatan Koja, Jakarta Utara memberi kesaksian terkait adanya bau bensin yang menyengat. Menurut warga, sekitar pukul 8 malam, mereka mencium bau bensin yang sangat menyengat hidung.
Bahkan, salah seorang warga menuturkan ada warga yang sampai muntah karena mencium bau bensin menyengat. Namun, selang beberapa waktu para warga berlarian ke luar rumah karena mendapati danya api yang berkobar dari Depo Pertamina.
5. Pasokan BBM dipastikan aman
Meski salah satu Deponya mengalami kebakaran, pihak Pertamina memastikan bahwa pasokan BBM tetap aman. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyatakan Pertamina akan menggunakan pasokan cadangan dari terminal BBM terdekat, yakni Terminal BBM Tanjung Gerem, Terminal BBM Cikampek, dan Terminal BBM Ujung Berung.