5 Rekomendasi SCI Guna Optimalisasi Industri Perikanan

industri perikanan

(foto: KKP)

Sebagai salah satu dari lima penggerak ekonomi di Indonesia, industri perikanan memiliki potensi yang besar dalam hal ekonomi kelautan. Mengacu dari estimasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di mana potensi ekonomi kelautan Indonesia diprediksi mencapai USD 1.338 miliar per tahun.

Sementara itu, produksi perikanan tngka dan perikanan budidaya di Indonesia pada tahun 2019 sebesar 23,9 juta ton. Dengan demikian, perlu adanya pengelolaan sistem distribusi perikanan tangkan dan perikanan budidaya, mengingat sentra produksi terbesar berada di wilayah Timur. Sedangkan, konsumsi terbesar ikan tangkap terbesar berada di wilayah Barat Indonesia.

Menurut Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi, permasalahan logistik perikanan ini harus segera dituntaskan. Karenanya, Setijadi pun memberikan lima rekomendasi pengembangan jasa logistrik perikanan.

Baca Juga: Bamsoet Dorong Bandara Kertajati Jadi Pusat Logistik E-Commerce

Yang pertama menurut Setijadi adalah perlu ada peningkatan kapabilitas penyedia jasa logistik mencakup peningkatan kemampuan teknologi dan peralatan, termasuk pembangunan cold storage serta penyediaan sarana penanganannya di bandara dan pelabuhan, serta di sarana pengangkut seperti kapal dan kereta api.

“Berikutnya adalah penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas cold chain untuk pemetaan, pendataan, dan analisis potensi produksi dan konsumsi termasuk dengan pemanfaatan digitalisasi dan big data analytics,” ujar Setijadi dalam sebuah diskusi daring beberapa waktu lalu.

Rekomendasi yang ketiga, lanjut Setijadi, adalah implementasi manajemen rantai pasok dengan mengintegrasikan proses-proses bisnis dari para pemangku kepentingan, tidak hanya pelaku dalam saluran distribusi, tetapi juga penyedia jasa infrastruktur.

Keempat, pengembangan infrastruktur, terutama pelabuhan khusus perikanan beserta fasilitas penanganan dan penyimpanan komoditas perikanan yang terintegrasi multimoda.

Kelima, dukungan kebijakan pemerintah dengan mengalokasikan anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional untuk pengembangan kapabilitas penyedia jasa logistik perikanan.

Baca Juga: Kualitas Pelabuhan di Indonesia Dinilai Masih Kurang Baik

Logistik Perikanan Masih Memiliki Kendala

logistik perikanan masih memiliki tantangan (foto: Samuderanesia)

Masih terkait dengan logistik perikanan, KKP mengatakan bahwa logistik perikanan masih memiliki tantangan dari hulu ke hilir. Menurut Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Artati Widiati, tantangan yang dimaksud adalah bagaimana sektor perikanan ini dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak.

“Permasalahan sektor perikanan ada hal klasik yang belum tertangani, ada tantangan, kegiatan perikanan dapat memberikan keuntungan semua pihak. Produksi hulu nelayan dan pembudidaya mendapatkan keuntungan wajar, di sisi lain konsumen juga berharap ada harga yang terjangkau,” ujarnya seperti mengutip Bisnis.com.

Artati menilai di sektor hulu, yakni nelayan dan pembudidaya, sering menemukan kendala pada tekanan harga yang kurang wajar atau dapat dikatakan murah. Di satu sisi, konsumen pun sering merasakan harga yang terlalu tinggi. Tuntutan hulu hilir ini, terangnya, menjadi tantangan aktivitas logistik yang berada di tengah.

Dengan demikian, peningkatan fungsi melalui pengembangan logistik supaya tercipta efisiensi untuk pengangkutan dari wilayah produksi ke konsumen menjadi krusial

Baca Juga: Kinerja Angkutan Laut Tumbuh, SCI: Perlu Tingkatkan Efisiensi

Exit mobile version