Edward Tirtanata bersama rekannya, James Prenanto mendirikan Kopi Kenangan pada 2017 untuk mewujudkan mimpi besarnya menjadikan merek kopi lokal mampu bersanding dengan merek-merek kopi internasional yang sudah eksis terlebih dulu.
Dia melihat kebiasaan orang Indonesia yang gemar duduk di kedai kopi, tapi sayang pada saat itu belum ada minuman kopi yang harganya terjangkau, terlebih pasar kopi dalam negeri masih dikuasai kopi merek internasional.
Dengan memfokuskan satu misi tunggal; menjadi operator kedai kopi terbesar bagi orang-orang di Indonesia. Sejak itulah, perusahaan itu mengoperasikan 80 toko di delapan kota di seluruh negeri dan melayani 1 juta cangkir per bulan.
“Selama ini, Indonesia hanya bisa ekspor kopi atau teh sebagai komoditas. Kita ingin ekspor teh dan kopi sebagai brand jadi ada value added,” terang Edward.
BACA JUGA:Bisnis Coffee Shop Kembali Menggeliat di Era New Normal
Norak Tapi Melekat
Edwar menyadari brand Kopi Kenangan terasa norak, namun brand norak bekerja baik di Indonesia. Orang-orang lebih populer dengan brand yang gampang diingat dan diucapkan.
Selain mudah untuk diingat, kata “kenangan” mampu membangkitkan ingatan seseorang pada mantan yang tak terlupakan.
“Lucu aja dan mudah diingat. Kenangan mantan siapa yang bisa lupa sama mantan?” tuturnya.
Daril membangun bisnis, visi yang diusung oleh Kopi Kenangan adalah menghadirkan minuman kopi berkualitas dengan harga yang terjangkau. Edward ingin menghapuskan dominasi merek kopi internasional di pasar lokal.
“Namanya Kopi Kenangan karena kita ingin mass affordable. Kalau namanya terlalu mahal, orang malah takut masuk nantinya,” ujar
BACA JUGA: Ini alasan UKM Bittersweet by Najla Beriklan di TikTok
Tawarkan Diskon dan Manfaatkan Digitalisasi
Kopi Kenangan menawarkan diskon, tetapi terbatas hanya pada saat peluncuran toko saja dan itu hanya menghabiskan sekitar 2 persen dari GMV.
“Kami tidak ingin dikenal sebagai kedai kopi yang memberikan banyak diskon, karena akan menarik pelanggan jenis yang salah, dan merek kamu akan terdilusi,” ucapnya.
Pemanfaatan digitalisasi sangat berpengaruh besar untuk kemajuan bisnis, Kopi Kenangan bekerja sama dengan aplikasi layanan antar jemput makanan-minuman Go-foof dan Grab-food yang memungkinkan orang untuk mencari toko terdekat, memesan di awal, dan membayar minuman mereka menggunakan GOPAY, OVO, atau kartu kredit.
Pelanggan Kopi Kenangan bisa pula mendapatkan poin loyalitas pada setiap pembelian yang dilakukan melalui aplikasi.
Edwar dan timnya berencana mengembangkan e-wallet sendiri layaknya Fore Coffe, yang mengembangkan aplikasinya secara internal.
Tirtanata tidak keberatan dengan kompetisi, selama startup-nya mencapai tujuan menjadi pilihan nomor satu untuk kopi yang terjangkau. Sama seperti bagaimana orang menyamakan ayam goreng dengan Kentucky Fried Chicken.
“Membangun merek itu tidak mudah. Kami hanya akan terus melakukan apa yang kami lakukan,” tuturnya.
BACA JUGA: Simak Cerita Deretan Pengusaha Muda yang Sukses Optimalkan Fitur WhatsApp Business