Platform solusi bisnis satu atap, Zilingo berkolaborasi untuk pertama kalinya dengan PERHUMAS dan PRecious Communications untuk memberi pembekalan kepada pelaku UMKM yang ingin mengeskalasi bisnisnya.
Kolaborasi tersebut diwujudkan melalui edisi ketigabelas dari webinar interaktif ‘Ngopi Bareng Zilingo Trade’ yang membagikan wawasan mendalam yang diperlukan untuk pelaku usaha.
Mengangkat topik “Mendalami Marketing Communications dan PR sebagai Kunci Eskalasi Bisnis UMKM”, Zilingo ingin berbagi tips dan trik bagaimana pelaku usaha dapat menjalankan strategi pemasaran dan humas yang baik di masa pandemi seperti sekarang.
Menurut laporan Facebook dan Bain & Company, Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi di Asia Tenggara dengan populasi konsumen digital yang bertumbuh pesat dari 144 juta di tahun 2020 menjadi 165 juta di tahun 2021.
Dengan angka tersebut, terdapat peluang yang harus dimanfaatkan pelaku usaha dalam menjangkau audiens yang lebih luas. Dibutuhkan juga kanal-kanal komunikasi yang efektif dan efisien agar pesan kunci dari tiap brand dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
Sesi diskusi panel webinar kali ini yang menghadirkan Benny Butarbutar, Ketua Kerjasama Strategis, BPP PERHUMAS, Joyce Hutapea, Indonesia Market Lead, PRecious Communications dan Fandi Prathama, Digital Marketing Manager, Zilingo Indonesia membahas kiat-kiat relevan untuk pemulihan merek lokal Indonesia strategi komunikasi pemasaran dan PR yang tepat guna.
Baca juga :
Simak tiga arahan utama berikut ini agar merek dan bisnis lintas skala dapat mengembangkan bisnis di tengah pandemi yang masih berlangsung:
1. Pentingnya inovasi dan digitalisasi bisnis dalam membangun strategi komunikasi pemasaran dan PR
Konsumen saat ini lebih sering menghabiskan waktu di rumah, mulai dari belajar, bekerja, menikmati hiburan hingga berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Fakta tersebut mendorong pelaku usaha untuk peka terhadap perubahan pola perilaku ini untuk mendukung performa penjualan.
Maka dari itu, dibutuhkan inovasi terus menerus dan masuk ke dunia digital. Langkah awal yang bisa diambil oleh pelaku usaha bertumpu pada pemanfaatan handphone untuk membuka akses demi menjangkau audiens yang lebih luas.
Benny menjelaskan, “Dalam mengembangkan usaha, pelaku UMKM harus pintar dalam memanfaatkan tren yang ada di pasar seperti: semua serba digital, konsumen hanya tinggal di rumah, dan prioritas konsumsi sekarang berfokus pada kebutuhan pokok. Semua ini harus dipelajari dan dibuatkan strategi yang jelas sesuai dengan tren yang ada.”
2. Storytelling sebuah brand sangat dibutuhkan untuk menciptakan konten pemasaran dan PR yang relevan
Langkah selanjutnya yang harus diambil oleh pelaku UMKM ketika membangun strategi komunikasi pemasaran dan PR adalah dengan melakukan storytelling brand. Terlebih dalam ranah PR, storytelling dibutuhkan agar dapat menjaga hubungan baik dengan para pemangku kepentingan yang berasal dari berbagai sektor.
Joyce memaparkan, “Yang penting dalam PR adalah membangun cerita dan narasi apa yang ingin disampaikan oleh sebuah brand. Selain relevansi dengan target audiens, pemilik brand harus mempunyai mindset bahwa melakukan PR itu tidak harus bersifat bombastis – sebetulnya, PR bisa menjadi sesederhana cerita sehari-hari. Pelaku usaha bisa memanfaatkan berbagai macam tools PR seperti siaran pers, video release, wawancara, riset, artikel opini, dan sebagainya.”
3. Gunakan media sosial sebagai channel yang tepat dan efektif agar konten yang disalurkan dapat diterima dengan baik oleh target audiens
Ketika pelaku usaha sudah mengetahui strategi komunikasi dan narasi brand yang ingin disampaikan, selanjutnya pelaku usaha dapat mencari channel apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung performa penjualan.
Di masa pandemi seperti sekarang, kita dihadapkan dengan fakta bahwa dunia digital berperan besar bagi roda pemulihan industri. Fandi menyoroti bagaimana konsumen kini dalam sehari-harinya bisa menghabiskan waktu yang cukup lama untuk bermain di media sosial termasuk Instagram, Facebook, Twitter, Youtube, dan lain-lain.
Baca juga :
“Di Indonesia sendiri, pengguna media sosial sudah mencapai 170 juta pengguna, yang adalah 60% dari keseluruhan warga Indonesia. Fakta ini membuktikan bahwa terdapat potensi yang besar bagi pelaku UMKM menyalurkan konten pemasaran atau berjualan,” jelas Fandi.
Fandi menyatakan bahwa media sosial adalah kanal yang tepat dan efektif untuk melakukan digital marketing dan digital PR. Melalui media sosial, pelaku usaha dapat tetap berkomunikasi dengan pelanggan dengan biaya yang terbatas serta mengkomunikasikan brand value ataupun penawaran yang dimiliki.