Seperti halnya TIKI, sejak didirikan pada November 1990, JNE mengalami perkembangan yang luar biasa dari tahun ke tahun. Pada awalnya, JNE berkantor di lantai 2 gedung swalayan Gelael, Slipi, Jakarta Barat yang sekarang sudah berganti menjadi Hotel Menara Peninsula.
“Untuk office di lantai 2, sedangkan operasional ada di tanah kosong lantai bawah yang ada gudangnya. JNE persis di belakang KFC Gelael. Karyawannya baru 8 orang waktu itu,” ujar Putu Santika, salah satu karyawan terlama ketika JNE baru didirikan, saat berbincang dengan JNEWS, Kamis (28/10/2021).
Karena jumlah karyawan masih sedikit, menurut Putu yang kala itu berstatus sebagai office boy, di tahun-tahun awal JNE berdiri semua karyawan kerja serabutan. “Apa saja dikerjakan bareng-bareng. Dulu saya sering delivery maupun pickup paket kiriman bareng Pak Johari dan juga Pak Chandra. Jadi baik itu pimpinan maupun karyawan ikut turun kerja lapangan semua,” ujar Putu.
Dalam kenangan Putu, di awal-awal perusahaan JNE beroperasi, H. Soeprapto juga sering ke kantor. Kadangkala juga mengajak sang putra yakni M. Feriadi yang kala itu masih menimba ilmu kuliah di Amerika Serikat.
Baca juga : Jelang HUT Ke-31, JNE Renovasi Tempat Ibadah di Lokasi Kantor
“Baik Pak Soeprapto maupun Pak Feriadi sangat akrab dengan semua karyawan. Waktu itu juga Pak Soeprapto memberi nasehat, karyawan dianjurkan untuk sedekah walaupun jumlah yang disedekahkan sedikit. Itu pesan yang saya ingat sampai sekarang,” ungkap Putu yang kini berusia 52 tahun dan masih aktif kerja di JNE Puri Kembangan, Jakarta Barat.
“Meskipun saya non Muslim, saat bulan puasa saya juga mendapat jatah nasi kotak saat buka puasa. Malah kalau berlebih saya disuruh bawa pulang atau berikan kepada orang di jalanan seperti pemulung yang lewat,” tambah Putu.
Lambat laun, kinerja JNE semakin maju pesat. Karena semakin banyak paket kiriman dan juga karyawan yang terus bertambah, maka di tahun 1994 JNE pindah kantor ke gedung JNE Tomang 3, sebelum akhirnya membeli gedung JNE Tomang 11 dan juga gedung JNE di Jalan S. Parman.
Tentu saja, seperti pepatah ‘Perjalanan seribu mil dimulai dari satu langkah’, untuk menggapai kesuksesannya, JNE melewatinya dengan setahap demi setahap hingga menjadi besar seperti sekarang ini. Bukan hanya kepada orang di luar perusahaan, di internal perusahaan, H. Soeprapto yang kala itu menjabat Presiden Direktur JNE, juga selalu berusaha untuk mensejahterakan karyawan.
Setelah badai krisis moneter dan politik 1998 bisa dilewati, maka ujian datang saat dunia dilanda krisis moneter global di 2008 hingga 2010. Banyak perusahaan yang kesulitan likuiditas dan terjadi gelombang pemutusan kerja (PHK).
Kala itu, atas arahan H. Soeprapto dan pimpinan JNE lainnya, manajemen JNE justru memberikan sedekah beras. Di mana setiap karyawan mendapat jatah beras sebanyak 5 kg setiap 2 minggu sekali. Dengan pertimbangan, untuk membantu meringankan beban ekonomi keluarga karyawan. Selain itu, tidak ada satupun karyawan JNE yang di PHK.
Dengan sedekah beras kepada karyawan yang hingga kini masih dilakukan, JNE bukan saja bisa melewati badai krismon global, namun justru kian berkembang pesat dengan jaringan yang semakin bertambah luas di seluruh Indonesia dan puluhan ribu karyawan bernaung di JNE.
Baca juga : Bersinergi dengan Wahyoo, Tebar Kebaikan Bagikan 1.100 Paket Sembako
Hal lainnya, adalah kebijakan reward Umrah bagi karyawan Muslim yang sudah bekerja lebih dari 12 tahun. Begitu juga bagi karyawan non Muslim disediakan reward perjalanan spiritual ke tempat suci keagamaan yang mereka anut seperti Vatikan dan Jerussalem bagi yang Nasrani.
Ini menggambarkan bagaimana toleransi antar umat beragama sangat dijunjung tinggi di JNE dari dulu hingga sekarang. Di ballroom JNE Tomang 11, sebelum pandemi Covid-19 juga kerap dipakai untuk perayaan Natal bersama untuk karyawan Nasrani.
Seiring maju dan berkembangnya perusahaan JNE dengan pesat, maka setiap tahun diadakan perayaan HUT JNE dengan skala besar dan spektakuler dengan mengundang artis-artis ternama Tanah Air. Selain dihibur para artis, juga disediakan banyak beragam hadiah, bahkan ada hadiah grand prize dari mobil hingga rumah bagi karyawan yang beruntung.
Saat momen puncak perayaan HUT JNE itulah, kehadiran H. Soeprapto selalu dinanti-nantikan karyawan. Karena, H. Soeprapto selalu memberi kejutan dengan menambah hadiah door prize bagi karyawan baik itu berbentuk uang ataupun puluhan sepeda motor.
Di setiap moment perayaan ini pula, H. Soeprapto selalu mengingatkan baik perusahaan maupun karyawannya agar tidak melupakan sedekah kepada anak yatim dan orang-orang tidak mampu. Tidak lupa, ia biasanya juga berpesan agar manajemen perusahaan JNE selalu memperhatikan kesejahteraan karyawannya. *
Baca juga : Jejak Spiritual H. Soeprapto Soeparno (Bagian 5)