Tidak hanya kopi Gayo yang tengah diupayakan oleh pemerintah untuk memperluas pasar, tembakau Gayo pun demikian. Karenanya, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) pun mendukung pemasaran produk cerutu Gayo atau Gayo Mountain Cigar (GMC) dapat dijadikan produk unggulan dari Aceh.
Di antara berbagai jenis tembakau khas nusantara, tembakau Gayo menjadi salahs atu tembakau yang terkenal. Tembakau Gayo cukup dikenal karena aroma dan cita rasanya dan pernah mengalami masa keemasan pada era 1980-an.
“Ini bisa dijadikan sebagai produk unggulan dari daerah Aceh Tengah. Dan kita harus terus angkat produk-produk unggulan dari daerah seperti ini,” ungkap Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki didampingi Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar, saat mengunjungi Workshop Gayo Mountain Cigar di Galeri Kopi Indonesia.
Baca Juga: Solusi Pemerintah Dorong Kopi Gayo Tembus Pasar Global
GMC sendiri merupakan produsen yang memproduksi tembakau Gayo secara handmake (bukan pabrikan). Kemenkop UKM pun menilai, kehadiran produk handmade akan menjadi cikal bakal lahirnya industri tembakau lainnya di daerah Takengon, mengingat semakin maraknya permintaan tembakau Gayo belakangan ini.
Dengan market demand yang sudah jelas, Menteri Teten menyebutkan bahwa cerutu khas Gayo ini tinggal dipoles dengan perkuatan branding dan perluasan pasar. “Artinya, produk unggulan dari Aceh Tengah tidak hanya kopi dan produk holtikultura, melainkan juga cerutu,” jelas Menteri Meteri Teten.
Untuk perluasan pasar cerutu khas Gayo ini, Menteri Teten mengarahkan untuk bekerjasama dengan seluruh Kedutaan Besar Republik Indonesia di seluruh dunia. “Kita harus berani dalam meningkatkan perluasan pasar produk cerutu khas Gayo,” tandas MenKopUKM.
Sementara itu, pemilik Gayo Mountain Cigar Salmy, mengatakan produk cerutu yang dihasilkannya sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Bahkan, sudah mulai menembus pasar global di Rumania. “Rencananya, kita akan masuki pasar di Singapura,” ucap Salmy.
Salmy menambahkan, Gayo Mountain Cigar dikerjakan oleh lima orang karyawan. Sedangkan bahan baku, dipasok kelompok tani (plasma) dengan luas lahan 18 hektar dari Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Tenggara. “Untuk pengembangan kualitas cerutu, kami masih membutuhkan alat pres dan pengeringan tembakau,” ungkap Salmy.
Baca Juga: Lilin Kreasi UMK Ini Sukses Menembus Pasar Internasional
Terkait ciri khas produk, Salmy menjabarkan bahwa cerutu khas Gayo memiliki aneka aroma dan rasa. Ada rasa mint, apel, green tea, dan sebagainya. “Kalau dari sisi bentuk, cerutu khas Gayo agak lebih tebal dari cerutu lain pada umumnya. Kita juga menyebutnya sebagai Cerutu Tulang,” imbuh Salmy.
Bahkan, lanjut Salmy, ujung cerutu Gayo ini bisa dijadikan sebagai terapi pengobatan. Yakni, terapi bagi para pecandu narkoba agar terbebas dari ketergantungan narkoba. “Pihak BNN sudah pernah berkunjung kesini,” kata Salmy.
Selain itu, ujung cerutu Gayo juga bisa dijadikan sebagai masker kecantikan. “Research and development dari produk cerutu Gayo ini akan terus dikembangkan,” pungkas Salmy.