Tradegi ambrolnya perosotan di wahana kolam renang Kenjeran Park, Surabaya, Jawa Timur sempat bikin heboh netizen. Dugaan sementara ambrolnya perosotan Kenjeran Park tersebut diakibatkan karena kondisi perosotan yang sudah mulai lapuk.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Ridwan Mubarun. Seperti dilansir dari halaman Kompas.com, Ridwan menyebut bahwa sambungan perosotan ambrol karena dimakan usia.
“Kami menduga penyebab ambrol sambungan perosotan tersebut dikarenakan lapuk dimakan usia,” ujarnya.
Berdasarkan hasil pendalaman, konologi kejadian ambrolnya perosotan Kenjeran Park bermula saat banyaknya pengunjung yang mencoba bermain di wahana tersebut. Menurut beberapa saksi, tiba-tiba saja sambungan perosotan tersebut jatuh yang mengakibatkan sekitar 16 pengunjung jatuh dari ketinggian kurang lebih sekitar 10 meter.
Baca Juga: Sudah Dibuka, Ini Harga Tiket Masuk Wahana KKN Desa Penari
Diperkirakan waktu kejadian sekitar pukul 13.30. “Betul itu kejadiannya hari ini, kejadiannya sekitar pukul setengah dua siang, lokasi Jalan Kenjeran (Waterpark Kenjeran Baru),” ucap Ridwan.
Selain karena lapuk dimakan usia, dugaan ambrolnya perosotan Kenjeran Park disebabkan oleh kelebihan kapasitas. Hal tersebut diungkapkan oleh Manajer HRD PT Bangun Citra Wisata (BCW), pengelola Kenjeran Park, Bambang Irianto. Karena usia perosotan yang sudah mulai lapuk, ditambah dengan kelebihan muatan, sehingga perosotan pun tidak sanggup untuk menahan beban.
Menurut Bambang, perosotan hanya mampu menahan beban maksimal 10 orang. Hanya saja, para pengunjung tidak menyadari hal tersebut.
“Itu maksimal 10 orang, harusnya gantian ada yang turun terus naik. Cuma pengunjung kan senangnya barengan,” tuturnya.
Baca Juga: Berubah Nama Jadi Krung Thep Maha Nakhon, Ini 5 Tempat Wisata di Bangkok
Tidak hanya itu, berdasarkan laporan karyawan yang berada di lokasi, tidak sedikit dari pengunjung yang melakukan aksi yang tidak seharusnya dilakukan pada saat menggunakan perosotan, yakni berdiri sambil melakukan enjot-enjotan di perosotan.
Meski demikian saat ini, ke 16 korban tragedi ambrolnya perosotan Kenjeran Park, yang sebagian besar adalah anak-anak, sudah mendapat penanganan medis. Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Anton Elfrino menegaskan tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini. Namun, sebagian besar memang mengalami cedera parah, seperti cedera otak dan patah tulang.
Bantah Kurang Perawatan
Berbagai spekulasi muncul terkait insiden di Kenjeran Park tersebut. Banyak yang menilai bahwa pihak pengelola mengabaikan perawatan rutin terhadap wahana tersebut. Namun, tuduhan tersebut pun dibantah oleh General Manajer (GM) Kenjeran Park (Kenpark) Surabaya, Paul Steven.
Paul menegaskan bahwa peratawan terus dilakukan secara berkala dan menyeluruh. “Kalau pagi, otomatis, sebelum beroperasi ada yang mengecek semua. Seperti mengecek air, dan secara keseluruhan tidak ada masalah ya sudah. Kalau maintenance dilakukan setiap hari,” ujarnya seperti melansir dari Tribunnews.
Adapun penyebab jatuhnya seluncuran tersebut dikarenakan ada pengunjung yang sengaja berhenti di tengah-tengah saluran seluncur, sehingga terjadi penumpukan dan penyangga pun tidak kuat menahan beban di atasnya.
“Informasi yang saya terima, ada pengunjung yang mungkin paling depan, namanya orang bermain kan nyetop, ya, mungkin terjadi penumpukan (lalu jebol). Tetapi itu informasi sementara (dugaan awal),” tutup Paul.
Baca Juga: Rekomendasi Tempat Wisata di Serpong, dari Piknik Sampai Berkuda