Tingkat kesuksesan seseorang nggak hanya diukur dari tinggi rendahnya pendidikan. Buktinya, siapa sangka jika seorang pengusaha kayu asal Blora, Jawa Tengah yang hanya mengenyam pendidikan hingga jenjang SMP ini bisa sukses dan memiliki pendapatan ratusan juta setiap bulannya.
Pengusaha bernama Suparlan ini bercerita bahwa dirinya menjalani masa remajanya tidak seperti remaja pada umumnya. Terlahir dari keluarga yang kurang mampu, Suparlan mengaku bahwa setelah lulus SMP dirinya justru menjadi tukang kayu.
Dari pengalamannya menjadi tukang kayu selama bertahun-tahun itu Suparlan mengaku banyak mendapatkan ilmu, seperti menggergaji, membubut, mengamplas, hingga mempelitur. Meski banyak ilmu yang sudah ia kuasai, Suparlan pada saat itu memiliki pemikiran, bahwa sampai kapan ia hanya akan menjadi seorang tukang kayu.
Baca Juga: Kisah Rafki Mendirikan Usaha Live Streaming Nikahan, Untung Banyak
Karena memiliki tekat yang besar, dirinya pun akhirnya mencoba untuk mengubah nasib, dimulai dari menyisihkan gajinya agar bisa memiliki perkakas kerja sendiri. Hingga akhirnya pada 2001 silam, Suparlan memberanikan diri untuk membuka bengkel kecil yang bertempat di halaman rumah orangtuanya. Modalnya pun tidak terlalu besar, yakni hanya Rp5 juta, itu pun jasil pinjaman dari Bank Jateng dengan jaminan BPKB motor China. Dari bengkel kecil-kecilannya itu, Suparlan pun menerima pesanan untuk membuat perkakas dapur dari pemilik bengkel besar.
Dalam perjalannya, Suparlan dan puluhan anak muda dengan profesi sejenis mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Blora untuk mengikuti pelatihan secra gratis. Nggak cuma bantuan pelatihan, pemerintah Kabupaten Blora juga memberikan bantuan berupa modal dalam bentuk alat kerja dan juga bantuan berupa memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengikuti pameran.
Baca Juga: Kiat Membesarkan Usaha Rumahan Ala Pemilik Bittersweet by Najla
Dari keikutsertaannya di pameran, Suparlan mulai dikenal masyarakat dan mendapat banyak pesanan. Saking banyaknya pesanan, Suparlan pun kewalahan dan mulai melibatkan kedua adiknya.
“Kalau sekarang sih ada 40 orang yang bekerja di sini, dua adik saya mengawasi bengkel dan gudang kayu dan produk jadi di lahan sebelah,” ujarnya mengutip dari detikcom.
Pengusaha kayu yang sekarang menjadi seorang bos, kini kerjaannya sehari-hari hanya mengawasi puluhan bekerja di sebuah bengkel besar di Jalan Raya Blora – Cepu, KM 11. Dalam menjalankan usaha, Suparlan mendatangkan kayu dari berbagai daerah, seperti kayu jati, kayu trembesi yang dipesan dari Lampung dan Sumatera Selatan.
Untuk sebuah meja kayu trembesi berdiameter 40-60 cm dan panjang 4-6 meter dijual belasan juta rupiah. Sementara untuk yang menggunakan kayu jati bisa dijual di atas Rp50 juta.
Baca Juga: Keripik Nan Salero, Bangun Usaha dari Resep Warisan Nenek
Pelanggan Suparlan biasanya berasal dari para pengusaha di Cirebon, Semarang, Yogyakarta, dan Solo yang kemudian diekspor ke berbagai negara di Eropa. Dalam sebulan, Suparlan mengaku bisa mengirimkan barang dengan niai Rp200-300 juta.
Saat ini Suparlan tengah gencar memperluas aset berupa tanah karena dianggap menjadi investasi berharga yang harganya akan terus naik. Luas aset tanahnya kini mencapai dua hektare yang terbagi menjadi 12 sertifikat. Jika dihitung, total asetnya termasuk tanah, bengkel, dan kayu-kayu berjumlah lebih dari Rp10 miliar, dengan hutang Rp1,3 miliar dan bunga Rp13,6 juta per bulan.