Rombongan kloter kedua jemaah umrah karyawan JNE telah tiba di Mekah, Arab Saudi. Mereka khusyuk’ menunaikan rangkaian ibadah umrah yang merupakan apresiasi dari JNE karena telah mengabdi selama 12 tahun di perusahaan. Simak penuturan dari beberapa peserta umrah yang dikirim ke redaksi JNEWS.
Sukasno (Kepala Kantor Perwakilan Pasar Minggu, Jakarta Selatan)
Alhamdulillah, sangat senang dan terharu bisa berdoa langsung di depan Ka’bah, Masjidil Haram. Saya panjatkan doa untuk diri sendiri, keluarga, sanak famili, rekan kerja dan tentu saja untuk JNE serta khusus untuk almarhum Bapak H. Soeprapto selaku pendiri JNE.
Selain bisa berdoa, shalat, tawaf dan ibadah lainnya di Ka’bah, yang berkesan bagi saya yakni bisa berkunjung dan ziarah ke makam Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah bisa berdoa juga di Raudhah tempat yang diyakini sebagai tempat mustajab untuk memanjatkan doa. Raudhah ini letaknya di Masjid Nabawi Madinah dekat dengan makam Rasulullah SAW. Semoga saja kelak di akhirat, saya bisa mendapat syafaat dari Nabi Muhammad dan juga keridhaan Allah SWT. Sekali lagi saya ingin mengucapkan terima kasih kepada JNE terkhusus untuk para Dewan Direksi JNE atas hadiah umrah ini. *
Baca Juga: Tertunda 2 Tahun Karena Pandemi, JNE Siapkan Keberangkatan Umroh KaryawanI
Wenda Prihadi (Logistik, JNE Pusat)
Begitu kaki menginjak area Masjidil Haram tempat Ka’bah berada, hati saya bergetar. Ada perasaan haru dan bahagia tiada terkira. Saat itu saya menyadari bahwa sebagai manusia yang penuh dengan salah dan dosa, namun Allah SWT masih berkenan memanggil ke Baitullah untuk bersujud memohon ampunan-Nya.
Segera saja di depan Ka’bah saya bersimpuh dan berlinang air mata memanjatkan doa untuk orang-orang tercinta. Begitu juga doa untuk JNE, semoga JNE mendapatkan kemuliaan dan kelimpahan rezeki. Saya berharap sepulang dari umrah menjadi pribadi yang lebih baik, begitu juga secara spiritual semakin rajin ibadah dan lebih bersyukur atas segala nikmat rezeki yang Allah telah berikan selama ini. *
Siti Nur Hayati (JNE Pusat)
Mekah adalah kota suci yang mulia. Saya merasa bersyukur karena tidak semua orang dapat diberikan kesempatan dan bisa datang ke sini. Ada perasaan tentram dan damai luar biasa saat berada di dekat Ka’bah dan bisa berdoa di depannya.
Di depan Baitullah ini, saya ingat kebesaran Allah dan merasa sedih ingat segala dosa serta malu dengan nikmat yang berlimpah tetap diberikan. Tidak ada satu kata pun yang terucap dari bibir sehingga hanya bisa meneteskan air mata mewakili perasaan yang campur aduk. Saya berharap dan berdoa orang-orang terdekat dapat merasakan hal sama yang seperti saya rasakan saat beribadah di depan Ka’bah.
Semoga setelah selesai umrah dan pulang ke Indonesia, saya bisa istiqamah menjalankan shalat wajib dan shalat sunah seperti saat melakukannya baik di Mekah maupun Madinah. Semoga kelak saya bisa kembali datang ke sini lagi bersama keluarga tercinta. *