Nusantara Festival Koperasi dan UMKM 2022 yang digelar di Convention Hall Smesco Jakarta, pada 7-9 Desember 2022, menjadi ajang untuk mempercepat langkah pengembangan koperasi dan UMKM di Indonesia agar semakin mapan dan maju.
Ajang ini menjadi kegiatan pameran produk KUMKM yang dirangkai dengan berbagai unsur. Mulai business matching bagi para startup, inkubator, exhibition, dan juga talkshow.
Terkait acara tersebut, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki, menekankan perlunya percepatan pengembangan koperasi dan UMKM yang sistematis, terencana, terintegrasi, dan berkesinambungan.
Kondisi tersebut bertujuan agar KUMKM semakin kuat dalam menghadapi tantangan kompleks yang berpotensi krisis tahun depan.
BACA JUGA : Pemeran UMKM Terbesar Kembali Dihelat dengan 3 Program Utama
“Jalan utama agar ekonomi Indonesia tetap kokoh, adalah dengan pengembangan koperasi dan UMKM yang holistik. Kita harus keluar dari jebakan pendekatan survival ke pendekatan kewirausahaan,” ujar Menteri Teten.
Teten menegaskan, ekosistem usaha yang kuat, sehat, terhubung hulu-hilir yang saat ini tengah dirajut, yakini harus terus dilakukan agar KUMKM terus berkembang, naik kelas, dan kesejahteraan pelaku usaha meningkat. Tidak bisa lagi KUMKM berjalan sendiri-sendiri, harus saling berkolaborasi.
“Untuk koperasi, ekosistem terus dibangun melalui pendampingan digitalisasi, berbasis komoditas, dan akses pembiayaan. Sedangkan UMKM, ekosistem yang diperkuat mulai dari sisi produksi, kemitraan, pendanaan, hingga pemasaran,” kata MenKopUKM.
Menurut Teten, saat ini beberapa model bisnis dan pemanfaatan inovasi dan teknologi melalui koperasi sedang berjalan. Mulai membangun kemandirian petani sawit swadaya melalui pembangunan pabrik minyak makan merah, Program Solusi Untuk Koperasi (Solusi) Nelayan, guna menjamin ketersediaan akses BBM (Bahan Bakar Minyak) Solar Bersubsidi bagi nelayan kecil, hingga pembangunan rumah produksi bersama.
“Di dalam Convention Hall Smesco ini, Bapak Ibu sudah melihat stand-stand koperasi, UMKM, dan mitra LPDB. Hal itu adalah bagian dari ekosistem yang sedang kami bangun dan dampingi. Silakan berkunjung dan pelajari model bisnisnya, sesuai dengan konsep yang saya sebutkan tadi,” kata Teten.
Tercatat sepanjang 2022, transaksi dalam business matching yang dilakukan KUMKM melalui inisiasi dan fasilitasi KemenKopUKM bersama para mitra telah mencapai Rp37 miliar.
Jumlah tersebut terdiri dari kesepakatan business matching sebesar Rp23 miliar dari KUMKM di bawah koordinasi LPDB-KUMKM dan sisanya Rp14 miliar berasal dari KUMKM di bawah binaan Deputi Bidang UKM KemenKopUKM. Hingga tahun 2025 ditargetkan business matching melalui fasilitasi KemenKopUKM bisa mencapai Rp100 miliar.