Di kalangan pengurus panti maupun yayasan yatim di Kawasan Jabodetabek namanya sudah sangat dikenal. Hal itu karena selama ini Nuryanti bertugas mengundang dan mengahadirkan para anak yatim apabila JNE menggelar sebuah acara.
Sejak didirikan 30 tahun silam, JNE dikenal dekat dengan para anak yatim, fakir miskin dan kaum dhuafa lainnya. Di balik sukses hadirnya anak yatim di setiap acara untuk diberikan santunan ada sosok Nuryanti dan tim dari EGD lainnya. “Saya hampir kenal semua pengurus yayasan dan panti yatim di lima wilayah Jakarta, begitu juga beberapa yayasan dan panti yatim di Depok, Bogor, Bekasi dan di Tangerang,” ujar Nuryanti saat berbincang dengan JNEWS, Kamis (13/8/20).
Ia merasa bersyukur, sejak 2013 JNE menempatkannya di Departemen EGD bagian kerohanian, di mana salah satu tugasnya mengundang dan menghadirkan anak yatim apabila ada acara. Agar semua panti dan yayasan yatim mendapat giliran dan bagian, maka ia selalu membuat daftar mana saja yayasan yatim yang sudah diundang ataupun dihadirkan ke acara JNE.
Baca Juga : Senyum dan Air Mata Bahagia Saat Komputer Datang
Menghadirkan anak yatim untuk sebuah acara, tambah Nuryanti, tidak mudah dan butuh waktu sekitar satu Minggu, dari mulai menyampaikan undangan hingga hari H acara digelar. Terkadang pas hari H ada juga yang mendadak membatalkan tidak bisa hadir. “Kalau untuk acara HUT JNE, terkadang butuh waktu sebulan karena anak yatim yang dihadirkan banyak, tapi kalau acara biasa butuh waktu seminggu,” terangnya.
Karena selalu berhubungan dan bertemu dengan para anak yatim, maka bagi Nuryanti anak yatim sudah seperti anak sendiri. “Bahkan ada anak yatim di lingkungan Villa Yatuna, Anyer, Banten, yang diberi santunan saat anak tersebut masih berusia 1 tahun dan kini usianya sudah menginjak 6 tahun,” ucapnya.
Baca Juga : Cerdaskan Anak Yatim, JNE Sumbang 30 Komputer
Bagi Nuryanti, selain karena tugas, mengundang dan menghadirkan anak yatim adalah merupakan ibadah. Ajaran dan keyakinan tersebut ia pegang berdasarkan petuah dari pendiri JNE, H. Soeprapto. “Saya masih ingat nasihat Pak Soeprapto, agar selalu dekat dengan para anak yatim, karena Allah SWT akan membalasnya dengan hal-hal yang tidak diduga sebelumnya. Pernah suatu hari usai memberikan santunan yatim di Bogor, saat kami dan tim sedang makan di sebuah restoran, tiba-tiba ada orang yang mau membayar makan kami semua, tetapi dengan sopan kami menolaknya karena sudah ada anggarannya,” ujar Srikandi yang mulai bergabung di JNE pada 1993 ini.
Peristiwa lainnya yang Nuryanti ingat adalah sepulangnya kerja usai memberikan santunan kepada anak yatim, tiba-tiba ada orang yang mengaku sebagai hamba Allah ingin memberikan sejumlah uang, tetapi hal tersebut ia tolak, karena selain panggilan tugas, bisa mengundang dan menghadirkan anak yatim dalam setiap acara JNE diyakini Nuryanti sebagai ladang amal ibadah sebagai bekal kelak di akherat. *
Baca Juga : Akhirnya Kampung Buligir Rasakan Berkurban Setelah Bertahun-tahun