Biaya logistik yang tinggi menjadi salah satu hal yang sering dikeluhkan oleh pengusaha di Indonesia. Yang terbaru, sejumlah pengusaha mengeluhkan tingginya biaya pengiriman logistik melalui kontainer yang terjadi di Batam, Kepulauan Riau.
Batam sendiri memang dikenal memiliki biaya logistik yang tinggi. Bahkan, biaya logistik di Batam terpaut 50 persen lebih tinggi dari biaya logistik di Jakarta. Keluhan mengenai biaya logistik tinggi di Batam ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Sat Nusapersada Tbk Abidin Hasibuan.
Menurutnya, tingginya biaya logistik membuat dunia usaha terbebani, terutama bagi mereka yang memiliki orientasi ekspor. Sat Nusapersada sendiri diketahui merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri perakitan.
Baca Juga: Meski Pandemi, Pemberantasan Truk ODOL Masih Terus Jalan
“Kami simulasikan, sebagai perbandingan pengiriman Batam ke Hong Kong via Singapura, kontainer (ukuran) 20 feet itu sebesar US$800 dengan perjalanan 3 hari. Kalau kami bandingkan Jakarta-Hong Kong 6-7 hari perjalan hanya US$450 artinya itu lebih murah Jakarta-Hong Kong 50 persen,” paparnya mengutip dari CNN Indonesia.
Tak tinggal diam, Abidin pun sudah menyampaikan keluhannya ini secara langsung kepada Jusuf Kalla yang pada waktu itu masih menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia saat mengunjungi pabrik Sat Nusapersada. Kunjungan Jusuf Kalla waktu itu ditemani oleh mantan Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto.
Menurutnya pada saat itu Jusuf Kalla menyambut positif keluhannya dan menjanjikan adanya perubahan dalam kurun waktu satu sampai dua bulan. Namun, janji Jusuf Kalla pada saat itu sampai sekarang belum juga terealisasi.
“Sampai sekarang hampir 2 tahun ganti pemerintah, memang ada follow up, Pelindo II sudah masuk tapi responsnya belum ada. Mungkin Pak Rudi (Kepala BP Batam Muhammad Rudi) sudah bosan saya komplain terus, janji beliau September ini, mudah-mudahan bulan depan ada realisasinya,” imbuhnya.
Baca Juga: Sejumlah Sektor Logistik yang Melaju Pesat di Masa Pandemi
Biaya Logistik Tinggi Menjadi Penghambat Investor
Tingginya biaya logistik dinilai Abidin menjadi sentimen negatif bagi investor yang hendak masuk ke Indonesia. Seperti yang diceritakan oleh Abidin, di mana pada saat itu terdapat investor yang berniat menanamkan modal sampai USD1 miliar, tapi enggan lantaran pertimbangan biaya logistik yang tinggi.
Akhirnya, lanjut, Abidin, para investor itu akhirnya kabur ke Vietnam. Di Batam sendiri menurutnya terdapat investasi, hanya saja tidak besar.
Senada dengan Abidin, Rudi juga mengakui adanya biaya logistik yang tinggi dan cukup mahal dibanding dengan wilayah serupa. Selain karena biaya, tantangan juga ada dari sektor fasilitas pelabuhan.
“Untuk fasilitas kami sudah melakukan MoU dengan Pelindo II tapi progres belum menunjukkan perkembangan yang signifikan,” ujarnya.
Sementara itu menurit Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono, tingginya biaya logistik di Batam menjadi permasalahan klasik yang belum diuraikan. Ia pun berjanji untuk segera menyelesaikan hambatan tersebut guna mendorong investasi di Batam.
“Ini kami betul-betul diingatkan lagi masalah mendasar yang akan jadi pertimbangan investor ketika akan mulai melakukan investasi,” katanya.
Baca Juga: Menhub Dorong Pembangunan Infrastruktur Transportasi Laut