JNEWS, Juni – Kota Semarang mulai mendapatkan pengakuan sebagai salah satu kota kreatif Indonesia dalam dua-tiga tahun terakhir ini. Pada tahun 2021 Kemenparekraf telah menetapkan Semarang sebagai Kabupaten dan Kota Kreatif (KaTa Kreatif) karena dinilai serius mendorong sektor ekonomi kreatif, khususnya fesyen, untuk berkontribusi lebih besar pada ekonomi daerah.
Industri fesyen identik dengan kalangan anak muda yang kreatif, tak terkecuali di kota Semarang. Karena itulah, JNE mampir di kota Semarang untuk menggelar acara “Ngajak Online 2023” yang dikemas dengan acara Bincang Bisnis dan product showcase dari pelaku UMKM dari kota setempat, di Lot 28 Sante, Kamis kemarin (8/6/2023).
Membawa tema “Gol-aborasi dan Creativolution”, JNE menghadirkan narasumber-narasumber muda yang terdiri dari pemilik brand fesyen asal kota Semarang yang sudah punya pasar sendiri di media sosial, untuk berbagi kiat-kita seputar membangun bisnis dan brand secara kreatif di era internet.
Pemilik brand sepatu “PATROBAS” Sebastian Surya mengakui bahwa ia praktis melakukan aktivitas membangun brand (branding) untuk produk-produknya secara online dengan memanfaatkan media sosial, dan hasilnya cukup efektif. “Saya mengolah ide-ide yang relevan dengan trend terkini dan mengadopsinya sebagai konten bisnis,” ujarnya.
Baca juga: 10 Inspirasi OOTD Style Korea bagi Perempuan Berhijab untuk Berbagai AcaraÂ
Senada dengan Sebastian, Influencer sekaligus pemilik brand busana muslim Milatina mengutarakan bahwa sadar-trend penting untuk menarik pelanggan membeli produk kita. Namun, Milatina menekankan pentingnya memiliki branding style sendiri agar produk kita standout atau berbeda dengan produk lain. “Ketika sedang mempersiapkan launching di toko Zappelin, produk yang saya bangun dicontek oleh yang lain dan harganya jauh lebih murah. Saat itu saya sadar bahwa kekuatan branding style dengan ciri khas sendiri, sebenarnya merupakan bukti bahwa produk saya itu bagus dan diinginkan oleh orang lain,” terang Milatina.
Pemilik toko BUCK STORE Lintang Naresworo lebih jauh mengeksplor pengaruh branding style dalam bisnis. “Branding style saya manfaatkan dengan memilih segmentasi yang mengerucut pada kelompok anak muda yang suka nongkrong dan bermain papa seluncur (skateboard),” ujarnya. BUCK STORE berkembang, kata Lintang, karena pada dasarnya bisnis yang sesuai dengan passion-nya. Aktivitas branding itu pada dasarnya agar produk kita punya identitas yang berbeda dari yang lain. Kalau kita menjalankan bisnis yang sesuai dengan passion, branding akan jauh lebih mudah.
Kolaborasi
Selain menekankan pentingnya membangun brand, para narasumber juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antarbrand di era saat ini. “Sudah bukan musimnya untuk bersaing, tetapi sekarang musimnya kita berkolaborasi antarmerek,” ujar Sebastian.
Sebagai salah satu influencer dengan bisnis busana muslim yang tembus hingga mancanegara, Milatina menambahkan, “Kolaborasi tidak hanya dapat dilakukan antarmerek. Sebagai influencer dan pemilik bisnis busana muslim, saya yakin bahwa usaha yang dijalankan dengan total dapat menjaga kepercayaan terhadap merek dan meningkatkan ke-dikenal-annya.”
Meraih attention di internet, khususnya di media sosial, gampang-gampang susah. Lintas membagikan pengalamannya bahwa mengikuti tren-trend yang sedang naik dalam kemasan lucu dan menghibur bisa meningkatkan ke-dikenal-an brand kita. Tetapi, dalam pengalaman BUCK STORE, membidik target customer yang niche atau spesifik sangat penting untuk meningkatkan brand awareness. “Saya yakin bahwa pemanfaatan fitur daring, apalagi bisa mengolah upcoming trend jadi kemasan yang menarik, bisa membantu bisnis UMKM di Semarang makin meningkat.
Baca juga: Peran Penting Ulasan dan Rating Positif pada Bisnis Online
Sedangkan Head of Roket Indonesia Luthfi Safitri menggarisbawahi pentingnya peran distribusi untuk membangun pengalaman pelanggan yang bagus sehingga meningkatkan kredibilitas brand yang membangun reputasi dan penjualannya secara online. Roket sendiri melakukan kolaborasi dengan beberapa brand yang fokus meningkatkan pengalaman dan kepercayaan pelanggan dengan kiriman instan di dalam kota. “Di Roket Indonesia, kita sedang membangun ekosistem kiriman instan yang bisa dilakukan secara lokal maupun internasional. Unique selling point kita adalah mengirimkan barang di bawah satu jam,” pungkasnya.
Dari JNE sendiri hadir Kepala Cabang Semarang, Wahyu Sangerti Alam. Wahyu mengapresiasi kehadiran para pelaku UMKM yang hadir dalam event Ngajak Online kota Semarang, sekaligus menegaskan bahwa JNE komit untuk memberikan kemudahan bagi para pelaku UMKM di kota Semarang yang ingin merambah platform online sebagai media penjualannya.