Gaya hidup berkelanjutan adalah gaya hidup yang memperhatikan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan manusia dan kelestarian alam. Gaya hidup ini makin gencar dikenalkan, disebarkan, dan ditularkan, baik oleh pemerintah, komunitas, maupun individu. Semakin hari semakin banyak masyarakat yang menerapkan gaya hidup ini.
Alam yang tak bersahabat, kota yang kumuh, bumi yang makin panas dan sebagainya, membuat masyarakat hidup dipenuhi rasa khawatir. Kualitas hidup dan kesehatan juga terus-menerus terganggu. Karena itu, kesadaran mulai muncul.
Namun, gaya hidup ini tidak akan berdampak banyak jika dilakukan sendiri. Di sisi lain, pentingnya gaya hidup tersebut juga tidak akan segera disadari jika tidak ada yang memulai. Seperti apakah gaya hidup berkelanjutan itu?
Pengertian Gaya Hidup Berkelanjutan
Konsep keberlanjutan muncul pertama kali dalam Brundtland Report, yang juga diberi judul Our Common Future, pada tahun 1987. Laporan yang dibuat oleh beberapa negara anggota PBB ini mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. Namun konsep tersebut lebih merujuk ke pembangunan berkelanjutan yang dilaksanakan oleh pemerintah suatu negara. Sedangkan gaya hidup yang berkelanjutan lebih bersifat individual tapi dilaksanakan oleh banyak anggota masyarakat.
Ada beberapa pengertian tentang gaya hidup berkelanjutan, antara lain:
- Dikutip dari laman Young On Top, gaya hidup berkelanjutan adalah gaya hidup yang mengutamakan keseimbangan antara kebutuhan manusia dengan kesehatan lingkungan dan keberlanjutan planet bumi.
- Masih dari situs yang sama, gaya hidup yang berkelanjutan bertujuan meminimalkan dampak negatif yang dihasilkan oleh kegiatan manusia terhadap lingkungan dan sumber daya alam, serta menjaga keberlanjutan ekosistem bumi.
Keseimbangan antara kebutuhan manusia dan sumber daya alam sudah disebutkan dalam Teori Populasi yang dicetuskan oleh Thomas Malthus pada tahun 1798 dalam artikel yang berjudul An Essay on the Principle of Population. Malthus menyatakan bahwa pertumbuhan populasi manusia seperti deret ukur, sedangkan pertambahan bahan makanan seperti deret hitung. Dengan kata lain pertumbuhan populasi manusia lebih cepat dari sumber daya alam.
Gaya hidup yang memikirkan keberlanjutan segala aspek kehidupan sebelum melakukan kegiatan adalah cara untuk memberi waktu dan kesempatan pada alam sekitar dalam mengejar ketertinggalannya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Implementasinya adalah dengan memperlambat dan memperpanjang siklus konsumsi bahan pangan dan bahan-bahan pendukung kehidupan lainnya.
Cara Menerapkan Gaya Hidup Berkelanjutan
Gaya hidup yang berkelanjutan banyak diunggah di media sosial. Sering kali masyarakat merasa bahwa gaya hidup tersebut terlalu melelahkan, rumit, dan menyusahkan. Namun banyak praktisi yang memberikan kesaksian bahwa rasa enggan tersebut akan hilang setelah mencoba dan merasakan manfaatnya.
Berikut adalah cara menerapkan gaya hidup berkelanjutan yang bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Makan dengan penuh kesadaran
Gaya hidup yang berkelanjutan melahirkan konsep mindful eating. Kebutuhan asupan makanan tiap orang berbeda-beda. Menyediakan, menyimpan, dan mengonsumsi makanan yang benar-benar dibutuhkan oleh tubuh merupakan tindakan yang tepat untuk mencegah makanan terbuang percuma.
Ketika makanan dibuang, di sisi lain dunia ada orang-orang yang kelaparan karena tidak mampu membeli makanan. Makanan dalam jumlah yang cukup untuk semua orang akan membuat harga makanan bisa ditekan sehingga makin banyak orang yang mampu membelinya.
Makan dengan penuh kesadaran juga akan menjauhkan tubuh dari obesitas dan berbagai penyakit seperti diabetes dan jantung. Bagi anak-anak, asupan makanan yang seimbang akan menghindarkan mereka dari kurang gizi dan stunting.
2. Zero Waste
Masalah sampah ini masih terus dicarikan solusi karena makin hari makin memprihatinkan. Tiap ada kendala pengangkutan sampah sehari saja, sampah langsung menggunung di mana-mana. Hal tersebut menunjukkan betapa banyaknya sampah yang bisa dihasilkan masyarakat setiap harinya.
Sampah terbanyak yang dibuang oleh masyarakat adalah makanan dan kemasan plastik. Pembatasan kresek atau plastik telah berhasil dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia, tetapi masih jauh dari memadai. Yang belakangan meresahkan selain kresek adalah kemasan minuman, baik dalam bentuk botol maupun gelas di kafe dan outlet minuman.
Baca juga: Zero Waste Lifestyle: Solusi Masalah Sampah di Kota-Kota Besar di Indonesia?
3. Menerapkan 5R terhadap sumber daya alam dan barang-barang
Para penggiat lingkungan memperkenalkan 5R dalam memperlakukan sumber daya alam dan barang-barang, yaitu:
- Refuse atau menolak. Masyarakat harus tegas menolak barang yang tidak ramah lingkungan.
- Reduce atau mengurangi. Permintaan yang terlalu tinggi akibat pembeliaan barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan atau bahan makanan yang berlebihan dapat menyebabkan inflasi. Selain itu, tumpukan barang-barang akan memengaruhi kualitas sanitasi di lingkungan sekitar.
- Reuse atau menggunakan kembali. Misalnya wadah plastik yang sering digunakan sebagai kemasan makanan beku dari supermarket bisa digunakan kembali sebagai tempat penyimpanan bahan makanan lain.
- Recycle atau mendaur ulang. Recycle dan reuse merupakan cara untuk memperpanjang usia barang. Bedanya, dalam daur ulang ada proses untuk mengubah suatu barang yang tidak digunakan menjadi barang lain. Misalnya botol plastik bekas minuman ringan didaur ulang menjadi bunga untuk hiasan meja.
- Rot atau membusukkan. Jika suatu benda yang akan digunakan tidak bisa didaur ulang atau digunakan kembali, maka benda itu harus bisa segera dibusukkan atau dihancurkan. Benda-benda yang tidak bisa dihancurkan secara alami akan merusak kualitas tanah sehingga tidak bisa ditanami untuk menghasilkan bahan pangan.
4. Penggunaan energi dengan teknologi terkini
Teknologi terkini membantu pemanfaatan energi dengan hemat dan lebih ramah lingkungan. Contohnya adalah oktan bensin yang makin tinggi, lampu LED (Light Emitting Diode), kendaraan listrik dan sebagainya.
Teknologi terkini sangat mendukung gaya hidup berkelanjutan karena mampu menghemat energi dan mengurangi polusi. Meski masih banyak yang menganggap bahwa kemajuan teknologi membuat semuanya menjadi lebih mahal, tetapi jika dilihat lebih jauh, maka tidak semuanya seperti itu.
Contohnya, lampu LED itu memang harganya lebih mahal, tetapi beberapa kali lebih awet dari lampu biasa sehingga sebenarnya telah terjadi penghematan. Penghematan bisa semakin banyak karena daya yang digunakan oleh lampu LED sangat kecil.
5. Memperhatikan kandungan bahan pada semua benda di sekitar
Kebanyakan orang hanya membaca tanggal kadaluwarsa pada label kemasan atau barang. Namun, tak ada salahnya juga untuk sejenak membaca dan memahami bahan-bahan kandungan pada barang yang akan dibeli. Misalnya bahan yang digunakan untuk membuat wadah bekal makan anak sekolah. Apakah bahannya aman untuk menyimpan makanan dalam waktu lama?
Baca juga: Berkenalan dengan Frugal Living: Gaya Hidup Hemat dan Tetap Bahagia
Demikianlah penjelasan tentang pengertian gaya hidup berkelanjutan secara lengkap dan cara menerapkannya. Penerapan gaya hidup tersebut akan lebih ringan jika sudah menjadi prinsip hidup sehari-hari.