Lampu LED diyakini sebagai lampu yang sangat efisien sehingga selalu masuk dalam daftar perangkat elektronika yang mendukung gerakan hemat energi. Rumah, kantor, jalan hingga kendaraan berganti lampu dari bohlam ke LED. Ada yang puas, tapi ada pula yang tidak puas dengan penggantian tersebut.
Umumnya konsumen menuntut tersedianya produk dengan kualitas terbaik tapi dengan harga paling murah. Baik lampu LED maupun bohlam memiliki kelemahan dan keuntungan. Konsumen perlu mengetahui kelemahan dan keuntungan kedua lampu tersebut sebelum membeli.
Lampu LED vs. Lampu Bohlam Konvensional
1. Lampu LED
Pada tahun 2009 LED dijadikan maskot gerakan hemat energi. Tidak mudah untuk mengajak masyarakat beralih dari lampu konvensional ke LED. Namun permintaan LED meningkat dan sekarang LED mudah ditemui di pasaran dengan berbagai merek.
Beberapa penyebab keengganan masyarakat pindah ke LED sampai kemudian umum digunakan bisa dilihat dari kelemahan dan keuntungan LED di bawah ini.
Cara Kerja
Lampu LED atau Light Emitting Diode memiliki dua kutub, yaitu positif dan negatif. LED akan menyala jika dialiri tegangan maju atau bias forward dari anoda ke katoda.
Cara kerja ini digolongkan sebagai tranduser yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi cahaya. Dengan cara ini lampu LED dapat langsung memancarkan cahaya tanpa pemanasan atau warm-up.
Kelemahan:
- Harga lebih mahal dari bohlam.
- Perlu membiasakan dengan penyetaraan daya. Misalnya LED 5 watt sama terang dengan bohlam 40 watt.
- Usia pakai berkurang jika sering dimatikan dan dinyalakan kembali agar lebih berhemat.
- Intensitas cahaya berkurang seiring dengan pemakaian karena degradasi pewarna dan material pembungkus.
Keuntungan:
- Lebih awet.
- Lebih hemat energi, yang terlihat baik dalam pembayaran listrik bulanan maupun pembelian token PLN. Dikutip dari Wikipedia, lampu LED hanya membutuhkan 10% dari energi yang dibutuhkan bohlam.
- Menggunakan bahan yang tidak mudah pecah.
- Karena tidak menggunakan energi panas maka tidak merusak benda lain di sekitarnya.
- Karena hanya merupakan diode, maka ukurannya relatif lebih kecil untuk jumlah daya yang setara.
2. Lampu Bohlam Konvensional
Penggunaan lampu bohlam konvensional sudah menurun. Lampu ini masih disukai sebagian orang karena harganya yang murah dan cahayanya yang lebih terang. Namun soal cahaya LED yang lebih soft ini diduga hanya karena belum terbiasa.
Sebagai perbandingan dengan lampu LED, kelemahan dan keuntungan lampu bohlam bisa dilihat di bawah ini.
Cara Kerja
Lampu bohlam memanaskan filamen di dalam bola lampu hingga berpijar dan menghasilkan cahaya. Karena itu, energi yang dihasilkan oleh lampu bohlam adalah energi cahaya dan energi panas.
Filamen yang berpijar itu membuat lampu bohlam disebut juga lampu pijar. Filamen yang berbentuk kawat tipis diterawang orang untuk memastikan bahwa lampu mati karena filamen putus. Istilah yang dulu digunakan adalah lampu putus.
Kelemahan:
- Lebih boros karena memerlukan banyak energi untuk memanaskan filamen.
- Lebih cepat rusak dengan usia pemakaian tidak sampai setahun.
- Umumnya terbuat dari kaca bening yang mudah pecah.
- Suhunya sangat panas sehingga kadang meninggalkan bekas cokelat di sekitarnya.
Keuntungan:
- Harganya murah.
- Karena menghasilkan energi panas, bohlam dapat digunakan untuk menghangatkan hewan peliharaan seperti anak ayam.
Baca juga: Kemudahan dan Keuntungan Bayar Listrik Online: Cara Praktis Mengatur Tagihan Listrik
Demikianlah perbandingan antara lampu LED dan lampu bohlam konvensional. Sekarang konsumen makin kritis dalam memilih lampu. Selain harga, daya tahan dan jumlah tagihan listrik juga menjadi pertimbangan.