JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Hobi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Lokasi JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
    • E-Rekrutmen
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2025
      • Content Competition 2023
      • Content Competition 2024
      • Pemenang Content Competition 2023
    • HUT JNE
      • HUT 32 Tahun JNE
      • 33 Tahun
      • 34 Tahun JNE
    • JNE x Slank
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • Pekan Kartini
    • Top Side Banner
    • Side Banner 1
    • Side Banner 2
  • JLC Race 2025
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Hobi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Lokasi JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
    • E-Rekrutmen
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2025
      • Content Competition 2023
      • Content Competition 2024
      • Pemenang Content Competition 2023
    • HUT JNE
      • HUT 32 Tahun JNE
      • 33 Tahun
      • 34 Tahun JNE
    • JNE x Slank
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • Pekan Kartini
    • Top Side Banner
    • Side Banner 1
    • Side Banner 2
  • JLC Race 2025
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Traveling

Eksplorasi Museum Sangiran: Panduan Lengkap untuk Pengunjung

by Penulis JNEWS
5 February 2024
Eksplorasi Museum Sangiran

Sumber: Perpustakaan Provinsi Jateng

Share on FacebookShare on Twitter

JNEWS – Museum Sangiran terkenal sebagai salah satu situs arkeologi terpenting di dunia, berlokasi di Jawa Tengah, Indonesia. Sebagai jendela yang membuka pandangan langsung ke masa prasejarah, museum ini menyimpan lebih dari 13.000 fosil, termasuk Homo erectus, yang dikenal sebagai “Manusia Jawa”.

Keberadaannya sebagai pusat informasi evolusi manusia dan kehidupan purba di Asia Tenggara telah menarik perhatian ilmuwan dan wisatawan dari seluruh dunia.

Museum Sangiran tidak hanya menawarkan wawasan tentang asal-usul manusia melalui koleksi fosilnya yang mengesankan tetapi juga menyediakan pengalaman edukatif tentang evolusi dan peradaban manusia purba.

Dengan klaster-klaster yang secara khusus dibangun untuk memperkaya pengetahuan pengunjung tentang periode tertentu dalam sejarah bumi, museum ini memfasilitasi perjalanan menarik melintasi waktu. Pengunjung pun serasa diajak untuk menyelami dunia ilmiah yang kaya raya dan mengeksplorasi jejak-jejak kehidupan di zaman purba.

Sejarah Museum Sangiran

Eksplorasi Museum Sangiran
Sumber: Perpustakaan Provinsi Jateng

Museum Sangiran merupakan salah satu tempat penyimpanan fosil manusia purba terlengkap di Asia. Koleksinya mencakup 65% fosil hominid di Indonesia dan 50% di dunia. Karena itu, Situs Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Dunia Nomor 593 oleh Komite World Heritage pada saat peringatan ke-20 tahun di Merida, Meksiko.

Berdiri sejak 1977, museum ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan fosil tetapi juga sebagai laboratorium alam yang menggambarkan kondisi geologis dan perubahan lingkungan selama masa purba. Struktur geologi unik di situs ini, termasuk lapisan stratigrafi dan kubah geologis, memberikan bukti penting tentang evolusi fisik manusia purba.

Sejarah penemuan situs ini bermula dari penelitian GHR Von Koenigswald, paleoantropolog Jerman di era 1930-an, yang menemukan fosil Homo Erectus dan berbagai fosil lain di area ini. Koenigswald juga melibatkan masyarakat lokal dalam proses penemuan dan identifikasi fosil.

Awalnya, koleksi fosil disimpan di rumah kepala desa setempat hingga ide pembangunan museum muncul untuk mengakomodasi jumlah penemuan yang terus bertambah dan minat pengunjung yang tinggi.

Pembangunan museum dimulai dengan struktur sederhana berukuran 1.000 meter persegi di samping Balai Desa Krikilan. Untuk memenuhi kebutuhan penelitian dan wisata, bangunan ini pun diperluas menjadi 16.675 meter persegi pada tahun 1980.

Museum ini dirancang dengan arsitektur joglo yang menampung berbagai fasilitas seperti ruang pameran, laboratorium, aula, perpustakaan, ruang audio visual, musala, gudang penyimpanan, toilet, area parkir, dan toko suvenir, mendukung fungsinya sebagai pusat pendidikan dan penelitian sejarah alam.

Baca juga: Museum Nasional Indonesia: Sejarah, Profil, dan Panduan Wisatanya

Koleksi Museum Manusia Purba Sangiran

Museum Sangiran menampung total 13.806 artefak purbakala, dengan 2.931 di antaranya dipamerkan dan 10.875 disimpan. Koleksi tersebut mencakup fosil manusia, termasuk Homo sapiens, serta fosil binatang bertulang belakang, binatang laut dan air tawar, batuan, dan artefak batu seperti serpih, bilah, serut, gurdi, kapak persegi, bola batu, dan kapak.

Seiring waktu, jumlah koleksi terus bertambah, baik dari hasil penelitian tim maupun penemuan oleh masyarakat. Respons terhadap penambahan koleksi ini adalah pembuatan klaster baru di beberapa area.

Sampai saat ini, terdapat lima klaster yang dibuka untuk publik, yaitu Klaster Krikilan, Bukuran, Manyarejo, Dayu, dan Ngebung, semuanya berlokasi di kawasan Museum Purbakala Sangiran.

Klaster Krikilan

Klaster Krikilan di Museum Sangiran adalah pusat informasi utama tentang situs Sangiran, dengan tiga ruang pamer utama, yakni Kekayaan Sangiran, Langkah-langkah Kemanusiaan, dan diorama Masa Keemasan Homo Erectus.

Ruang pamer Kekayaan Sangiran memperlihatkan temuan fosil utama dari flora, manusia, dan artefak budaya situs Sangiran. Ruang Langkah-langkah Kemanusiaan menyuguhkan film pendek tentang teori Big Bang, formasi tata surya, dan evolusi bumi, dilengkapi dengan fosil Sangiran, artefak, patung, replika, audio visual, dan diorama yang memberikan penjelasan mendalam kepada pengunjung.

Di ruang diorama Masa Keemasan Homo Erectus, pengunjung dapat melihat penggambaran kehidupan Homo Erectus dan lingkungannya, termasuk kehidupan fauna sekitarnya, serta dipamerkannya replika tengkorak S17 dari Sangiran dan manusia Liang Bua dari Flores.

Klaster Bukuran

Klaster Bukuran menyajikan koleksi fosil manusia purba, dominan dari jenis Homo Erectus yang ditemukan di Sangiran. Museum di klaster ini menghadirkan teori evolusi dan berbagai faktor yang berpengaruh dalam proses tersebut.

Penyajian materi dilakukan dengan cara yang menarik melalui penggunaan desain visual dan grafis yang berwarna serta pemanfaatan teknologi tinggi.

Klaster Manyarejo

Berdekatan dengan Klaster Bukuran, Museum Manyarejo menawarkan pengalaman unik dengan koleksi alat ekskavasi Sangiran, termasuk cetok, kuas, sekop, anyakan, ember, cangkul, meteran, timbangan, dan lainnya. Museum ini juga mengungkapkan narasi sejarah melalui Babad Bumi Sangiran dan legenda setempat tentang Buto.

Di luar museum, pengunjung dapat melihat lokasi penggalian yang masih menyimpan fragmen tulang rusuk dan panggul gajah serta tengkorak banteng, memberikan bukti langsung tentang kegiatan pencarian jejak purba di area tersebut.

Klaster Dayu

Klaster Dayu, yang merupakan bagian terbaru dari kompleks Museum Sangiran, didirikan pada tahun 2013 di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

Sebagai salah satu situs terpenting di Sangiran, Dayu berperan vital dalam menyimpan dan menyajikan memori tentang kehidupan jutaan tahun yang lalu, termasuk flora, fauna, manusia beserta budayanya, dan juga catatan tentang perubahan lingkungan yang telah terjadi di Sangiran selama periode tersebut.

Klaster Ngebung

Klaster Ngebung dikenal karena memiliki nilai historis yang sangat penting, menjadi lokasi penggalian pertama kali dilakukan dengan metode sistematis. Klaster ini menampilkan dokumentasi para peneliti yang terlibat dalam penggalian Situs Sangiran, termasuk kegiatan dan kontribusi dari tokoh-tokoh terkenal seperti Raden Saleh, J.C. van Es, Eugene Dubois, dan G.H.R von Koenigswald.

Baca juga: Panduan Wisata Gunung Padang: Eksplorasi Situs Megalitik Terbesar di Asia Tenggara

Lokasi, Jam Operasional, Harga Tiket, dan Rute yang Bisa Ditempuh untuk Mencapainya

Eksplorasi Museum Sangiran
Sumber: Perpustakaan Provinsi Jateng

Museum Sangiran, terletak di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Dari Kota Solo jaraknya sekitar 19 kilometer atau waktu tempuh sekitar 40 menit. Dibandingkan dengan perjalanan dari pusat Kota Sragen yang membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menempuh jarak 32 kilometer, perjalanan dari Kota Solo menjadi pilihan yang lebih dekat.

Mulai dari Palang Joglo, di sebelah barat Universitas Slamet Riyadi Surakarta, pengunjung diarahkan ke utara, melewati exit tol Gondangrejo, dan mengikuti rute utama menuju Kota Purwodadi.

Setelah menempuh sekitar 10,8 km, pengunjung akan menemukan gapura bertuliskan “Situs Sangiran” di sisi kanan jalan, dengan papan petunjuk menuju Museum Sangiran sebelum gapura tersebut. Belok kanan di gapura dan ikuti jalan selama sekitar 4 km menuju Subterminal Wisata Desa Krikilan, di mana parkir kendaraan berada.

Dari sini, pengunjung harus melanjutkan dengan angkutan wisata dengan ongkos Rp3.000 per orang untuk sampai ke museum karena kendaraan tidak dapat langsung mengakses lokasi museum.

Dikutip dari situs resmi Perpustakaan Jateng, untuk memasuki museum, tiket masuk ditetapkan sebesar Rp8.000 bagi wisatawan domestik dan Rp15.000 bagi turis asing. Museum buka dari hari Selasa hingga Minggu, pukul 08.00 hingga 16.00, dan tutup setiap hari Senin, menjamin ketersediaan bagi pengunjung selama enam hari dalam seminggu.

Tags: cara ke Museum Sangiranfosil manusia purbaharga tiket masuk Museum SangiranHomo ErectusJam buka Museum Sangiranjawa tengahKoleksi Museum SangiranKota SoloKota SragenLokasi Museum Sangiranmuseum purbakalasejarah Museum Sangiransitus arkeologi
Share265Tweet166
Next Post
Rekomendasi Hotel di Balikpapan dengan Pemandangan Laut

5 Hotel dengan Pemandangan Laut Terindah di Balikpapan

TERKINI

kebersamaan karyawan jne

Kebersamaan Karyawan JNE Rayakan 65 Tahun Hui Chandra Fireta

4 November 2025
Gunung Terindah di Indonesia untuk Didaki

10 Gunung Terindah di Indonesia, Surga bagi Pencinta Alam dan Pendaki

4 November 2025
Pura Pakualaman di Yogyakarta yang Bersejarah

Mengenal Pura Pakualaman di Yogyakarta, Istana Kecil yang Sarat Nilai Sejarah

4 November 2025
Membangun Brand UMKM di Marketplace

Cara UMKM Membangun Brand yang Menonjol di Marketplace

4 November 2025
pemerintah terus salurkan kredit bagi UMKM yang berbunga rendah dan mudah diakses

Menko Airlangga: Pemerintah Terus Salurkan Kredit bagi UMKM

4 November 2025
Tempat Wisata di Binjai yang Indah

15 Tempat Wisata di Binjai dan Sekitarnya yang Menawarkan Keindahan

3 November 2025

POPULER

Piramida Giza Mesir Kuno: Sejarah, Arsitektur, Aktivitas

Piramida Giza: Warisan Peradaban Mesir Kuno yang Abadi

by Penulis JNEWS
17 October 2025

Oleh-Oleh Khas Bromo, Cocok Dibawa Pulang

Bawa Pulang Bromo: Ragam Buah Tangan Khas dari Tanah Tengger

by Penulis JNEWS
23 October 2025

Istano Basa Pagaruyung yang Megah

Pesona Istano Basa Pagaruyung, Warisan Budaya Minang yang Megah

by Penulis JNEWS
20 October 2025

Terowongan Silaturahmi Istiqlal Katedral di Jakarta

Terowongan Silaturahmi Istiqlal Katedral, Ikon Persaudaraan Umat Beragama

by Penulis JNEWS
24 October 2025

Oleh-Oleh Khas Garut selain Dodol

17 Oleh-Oleh Khas Garut Selain Dodol

by Penulis JNEWS
29 October 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Hobi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Lokasi JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
    • E-Rekrutmen
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2025
      • Content Competition 2023
      • Content Competition 2024
      • Pemenang Content Competition 2023
    • HUT JNE
      • HUT 32 Tahun JNE
      • 33 Tahun
      • 34 Tahun JNE
    • JNE x Slank
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • Pekan Kartini
    • Top Side Banner
    • Side Banner 1
    • Side Banner 2
  • JLC Race 2025

©2020 - Your Trusted Logistic Portal