JNEWS – Mencari barang bekas sering kali diibaratkan seperti mencari harta karun. Menemukan item langka dengan harga yang jauh lebih terjangkau menjadi kegembiraan tersendiri. Itulah sebabnya, pasar barang bekas dan antik kerap menjadi destinasi utama bagi mereka yang ingin menemukan barang berkualitas dengan harga ekonomis.
Berbelanja di pasar barang bekas memang menawarkan sensasi yang berbeda. Pasar-pasar ini bukan hanya surga bagi kolektor, tetapi juga bagi berbagai kalangan yang mencari keuntungan dari harga-harga yang lebih rendah dibandingkan toko modern maupun pasar tradisional.
Dengan kesabaran dan sedikit kejelian, pembeli sering kali berhasil menemukan barang bermerek dengan kondisi yang masih sangat baik. Mendapatkan barang seperti ini tidak hanya menambah koleksi pribadi yang bergaya, tapi juga ramah di kantong. Ini menjadikan pasar barang bekas sebagai pilihan menarik bagi yang ingin memperbarui gaya tanpa harus menguras isi dompet.
Pasar Barang Bekas dan Barang Antik di Jakarta
Berburu di pasar barang bekas dan antik menjadi kegiatan yang mengasyikkan karena setiap barang yang ditemukan membawa kisah tersendiri.
Jakarta, sebagai pusat kegiatan dan sejarah, menyimpan banyak lokasi pasar yang layak dikunjungi. Mulai dari barang elektronik jadul, pakaian vintage, buku-buku lama, hingga perabotan antik, semua bisa ditemukan di sini.
Keenam pasar ini, dengan keunikannya masing-masing, menjanjikan pengalaman yang tidak hanya tentang belanja, tetapi juga belajar tentang sejarah dan budaya.
1. Jalan Surabaya
Mencari barang antik yang unik dan penuh sejarah bisa dimulai dari Jalan Surabaya, terletak di Menteng, Jakarta Pusat. Tempat ini terkenal sebagai surga bagi pencinta barang antik dengan koleksi yang melimpah, mulai dari keris yang sarat mistis, lampu kaca yang memancarkan nuansa klasik, hingga meriam kapal tua kuno.
Uniknya, suasana kekeluargaan antar pedagang membuat pencarian barang menjadi lebih mudah. Jika ada barang yang dicari tidak tersedia di satu kios, pedagang tersebut tidak segan untuk menghubungi rekan lainnya, memperluas kesempatan untuk menemukan harta karun yang dicari.
Bagi penggemar gaya vintage, mencari radio tua yang menambah estetika ruangan adalah alasan sempurna untuk berkunjung ke Jalan Surabaya. Selain radio, berbagai barang antik lainnya juga menanti, termasuk lampu antik, piringan hitam, hingga guci. Juga ada aksesori kapal, wayang, koin, batik, sampai pesawat telepon jadul.
Pasar ini tidak hanya menyediakan barang-barang dari masa lalu Indonesia, tetapi juga barang impor dan bekas berkualitas tinggi. Akan lebih baik jika punya keterampilan untuk menawar agar bisa mendapatkan harga terbaik.
Baca juga: Menyusuri 3 Pasar Tradisional Solo: Tempat Terbaik Mencari Oleh-Oleh Autentik
2. Basement Blok M
Tempat ini dipenuhi 20 kios yang menawarkan beragam compact disc (CD), kaset pita, hingga piringan hitam. Varian harga yang ada menyesuaikan dengan jenis dan kelangkaan barang. Sebagai contoh, kaset pita dijual mulai dari Rp30.000.
Tak hanya itu, terdapat pula layanan reparasi untuk berbagai alat pemutar musik, seperti tape, turntable, handycam, radio, hingga pemutar piringan hitam, menjadikan area ini lengkap untuk kebutuhan audio musik.
Di sudut yang sama, bagi para penggemar buku, pasar ini juga diisi oleh beragam kios buku. Buku yang dijual adalah edisi-sedisi lama dari komik, majalah, novel, hingga ensiklopedia. Harga juga sangat variatif, mulai dari di bawah Rp10.000 hingga ada juga mencapai belasan juta rupiah, tergantung pada nilai historis dan keunikannya. Pengunjung bahkan berkesempatan menemukan edisi pertama dari beberapa buku.
3. Jembatan Item Jatinegara
Sepanjang jalan berjarak satu kilometer, pengunjung dapat menemukan berbagai macam barang bekas seperti radio, kaset, porselen, buku, jam tangan, sneakers, hingga jaket kulit. Pasar ini buka setiap hari mulai pukul 04.00 hingga 17.00 WIB, dengan kepadatan pengunjung yang meningkat di akhir pekan dan hari libur.
Harga barang yang ditawarkan cukup bervariasi, misalnya sneakers yang dihargai mulai dari Rp250.000 dan tas dengan harga awal Rp150.000.
Selain itu, Pasar Jatinegara juga terkenal dengan penjualan sepatu, ponsel bekas, perkakas elektronik, batu akik, dan barang-barang antik. Di sekitarnya, terdapat gang yang hanya dapat dilewati satu mobil, menawarkan pernak-pernik rumah seperti lampu dan peralatan makan bertema vintage dengan kualitas terjamin.
Pengunjung yang ahli dalam memilih akan mendapati barang dengan kondisi yang masih bagus. Meskipun sebagian besar pedagang tutup menjelang magrib, beberapa di antara mereka ada yang tetap buka hingga 24 jam, memberikan fleksibilitas bagi yang ingin berburu barang di waktu yang berbeda.
4. Pasar Taman Puring
Pasar Taman Puring berlokasi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di sini ada beragam barang, dari fashion hingga elektronik. Di tempat ini, pengunjung akan menemukan berbagai jenis tas, sneakers, sepatu kulit, jam tangan, hingga pemutar piringan hitam.
Pasar ini juga menawarkan pakaian olahraga, termasuk jersey dan jaket sepak bola, dengan harga yang dimulai dari Rp190.000, sementara celana olahraga ditawarkan mulai dari Rp120.000. Untuk penggemar jam tangan, tersedia pilihan mulai dari jam tangan merek Expedition dengan harga awal Rp750.000. Ada pula opsi jam tangan desain mirip dari merek ternama seperti Hublot, Audemars Piguet, dan Breitling, yang dibanderol mulai dari Rp1,5 juta.
Menempati dua lantai yang masing-masing diisi ratusan kios, Pasar Taman Puring juga menyediakan beragam jenis sepatu, mulai dari hiking, boots, hingga kets, dengan kualitas yang bervariasi dari rendah hingga tinggi dan harga yang bersaing. Kalau punya keterampilan menawar harga, bisa saja mendapatkan barang dengan kualitas tinggi, dengan harga yang miring.
Selain itu, pasar ini menjadi tempat untuk mencari onderdil kendaraan bekas dan baru. Keanekaragaman dan kelengkapan barang yang ditawarkan menjadikan Pasar Taman Puring tetap menjadi pilihan populer di kalangan pembeli yang mencari berbagai kebutuhan dengan harga terjangkau.
5. Pasar Loak Kebayoran Lama
Pasar Loak Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, menyediakan beragam item, mulai dari sepatu lari bekas, jaket, kacamata, jam tangan, hingga kamera analog. Harga barang-barang tersebut sangat bervariasi, dengan sepatu lari bekas ditawarkan mulai dari Rp80.000
Kamera analog tersedia mulai dari Rp150.000 untuk tipe pocket, Rp300.000 untuk kamera range finder, dan Rp500.000 untuk model single lens reflect analog. Untuk pencinta fotografi dengan selera yang lebih unik, terdapat juga kamera polaroid seperti Mockba-5 dan Land Camera Model 150, dengan harga mulai dari Rp1 juta.
Pasar ini tidak hanya menjadi surga bagi para pemburu barang vintage, tetapi juga bagi mereka yang mencari barang-barang modern bekas seperti ponsel dalam kondisi baik. Selain itu, pakaian bekas yang masih layak pakai juga tersedia, menawarkan kesempatan bagi pembeli untuk menemukan harta karun tersembunyi dengan harga yang menarik.
Di sini ada dua tipe penjual: lapak di pinggir jalan yang menawarkan suasana belanja yang lebih tradisional dan kios-kios yang menawarkan suasana yang sedikit lebih nyaman. Pengunjung bisa menawar harga dan menemukan barang-barang yang sesuai dengan kebutuhan dan selera.
6. Pasar Ular
Pasar Ular, Plumpang, Jakarta Utara, sama sekali tidak berkaitan dengan penjualan ular. Sejak tahun 1959, Pasar Ular telah menjadi pusat perdagangan, awalnya sebagai tempat bagi pedagang kagetan di Kawasan III Pelabuhan Tanjung Priok, sebelum akhirnya dipindahkan ke Rawa Badak, Plumpang, menyusul pembangunan Terminal Peti Kemas Koja.
Nama Pasar Ular sendiri, seperti dijelaskan oleh Zaenuddin HM dalam bukunya “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe“, merujuk pada praktik penyelundupan barang impor yang dilakukan secara diam-diam, mirip gerak licin ular. Kini, meskipun sudah tak ada lagi barang selundupan yang dijual, pedagang di Pasar Ular tetap menjaga tradisi menawarkan harga yang murah tersebut.
Di Pasar Ular, pembeli dapat menemukan berbagai barang berkualitas tinggi seperti tas, sepatu kulit, dompet, dan bahkan celana jeans serta keramik, baik yang bekas maupun baru. Barang-barang ini dikenal karena kualitasnya dan ditawarkan dengan harga yang lebih rendah, terutama karena banyak di antaranya didapatkan langsung dari pelabuhan.
Pasar ini terbagi menjadi dua lokasi utama, yaitu Pasar Ular Plumpang yang merupakan lokasi baru, dan Pasar Ular Permai, yang berada di tempat lama. Kedua lokasi ini sama-sama populer di kalangan pemburu barang murah tetapi berkualitas. Selain itu, para pembeli juga bisa menemukan pakaian dan sepatu bermerek dengan harga yang sangat terjangkau.
Baca juga: Floating Market Lembang: Menyatu dengan Alam dalam Suasana Pasar Terapung
Daftar enam pasar barang bekas dan antik di Jakarta ini membuka pintu bagi siapa saja yang ingin menambah koleksi unik mereka atau sekadar mencari barang dengan nilai estetika dan fungsional.
Dengan berburu di pasar-pasar ini, tidak hanya barang langka yang bisa ditemukan, tetapi juga pengalaman yang menambah kekayaan cerita di balik setiap koleksi.