JNEWS – H. Soeprapto Soeparno merupakan pendiri JNE. Di mata orang-orang dekatnya, termasuk karyawan, H. Soeprapto merupakan seorang pengamal surat Al-Ma’un dan sangat peduli dengan anak-anak yatim.
Sejak didirikan pada November 1990, JNE mengalami perkembangan yang luar biasa dari tahun ke tahun. Pada awalnya, JNE berkantor di lantai 2 gedung swalayan Gelael, Slipi, Jakarta Barat yang sekarang sudah berganti menjadi Hotel Menara Peninsula.
Pada awal-awal perusahaan JNE beroperasi, H. Soeprapto yang kala itu sudah sukses membangun TIKI, juga sering ke kantor JNE yang belum lama didirikan. Kadangkala juga mengajak sang putranya yakni M. Feriadi Soeprapto yang kala itu masih menempuh pendidikan kuliah di Amerika Serikat.
“Saya masuk kerja di JNE bisa dibilang angkatan awal, karyawannya masih sedikit tidak sampai 10 orang. Waktu itu Pak H. Soeprapto sangat akrab dengan semua karyawan. Waktu itu juga Pak H. Soeprapto memberi nasehat, karyawan dianjurkan untuk sedekah walaupun jumlah yang disedekahkan sedikit sesuai kemampuan. Itu pesan yang saya ingat sampai sekarang,” kenang Putu Sartika salah satu karyawan terlama JNE.
Lambat laun, kinerja JNE semakin maju pesat. Karena semakin banyak paket kiriman dan juga karyawan yang terus bertambah, maka di tahun 1994 JNE pindah kantor ke gedung JNE Tomang 3, sebelum akhirnya membeli gedung JNE Tomang 11 dan juga gedung JNE Slipi yang ada di Jl. S. Parman, Jakarta Barat.
Seiring maju dan berkembang pesatnya JNE, maka setiap tahun diadakan perayaan HUT JNE dengan skala besar dan spektakuler dengan mengundang artis-artis ternama Tanah Air. Selain dihibur para artis, juga disediakan banyak hadiah, bahkan ada hadiah grand prize yang awalnya mobil hingga dalam beberapa tahun belakang naik menjadi grand prize rumah bagi karyawan yang beruntung.
Baca juga: Jejak Karya Sosial H. Soeprapto Soeparno di Yatuna
Saat momen puncak perayaan HUT JNE itulah, kehadiran H. Soeprapto selalu dinanti-nantikan karyawan. Karena, H. Soeprapto selalu memberi kejutan dengan menambah hadiah door prize bagi karyawan baik itu berbentuk uang ataupun puluhan sepeda motor. Di setiap momen perayaan ini pula, H. Soeprapto selalu mengingatkan baik perusahaan maupun karyawannya agar tidak melupakan sedekah kepada anak yatim dan fakir miskin.
Selain dalam acara HUT JNE, dalam banyak kesempatan acara perusahaan lainnya, H. Soeprapto selalu mengingatkan dan memberi contoh langsung tentang keutamaan mengamalkan Surat Al Ma’un, khususnya pada poin ayat yang berisi anjuran untuk memberi makan ke anak yatim dan fakir miskin.
Seringkali H. Soeprapto mempraktekkan langsung ajaran surat Al-Ma’un tersebut dengan mengundang anak yatim. Sebelum diberi santunan, biasanya H. Soeprapto menyuapi dan menggendong serta tidak lupa mengusap-usap kepala anak yatim tersebut. Menurutnya, pada setiap helai rambut anak yatim yang diusap, ada pahala dan keberkahan serta kelimpahan rezeki dari Allah SWT sebanyak rambut yang tumbuh di kepada anak yatim tersebut. Ia pun mengajak para karyawan JNE maupun tamu lainnya yang datang dalam acara untuk mencontoh perbuatannya, yakni memuliakan anak yatim.
Kini, 9 tahun sudah pendiri JNE yang dikenal sebagai pengamal surat Al-Ma’un yang bersahaja tersebut berpulang ke pangkuan Allah SWT. Namun, sosoknya selalu dirindukan dan menjadi inspirasi serta teladan bagi para karyawan JNE. “Bapak Soeprapto selalu menasehati dan mengingatkan saya pribadi dan keluarga lainnya, bahwa sebetulnya saat kita menyantuni anak yatim, bukan kita yang menolong mereka, justru sebaliknya kitalah yang ditolong oleh anak-anak yatim tersebut karena doa anak-anak yatim itu mustajab,” ungkap Presiden Direktur JNE M. Feriadi Soeprapto.
Baca juga: Hikayat Pembagian Beras dan Umrah Karyawan, Warisan H. Soeprapto
“Jadi sampai kapan pun, JNE akan terus menyayangi, mengasihi dan menyantuni anak yatim sebagaimana pesan dan wasiat founder JNE, Bapak H. Soeprapto. Karena saya yakin dan percaya, JNE bisa sampai seperti sekarang ini juga berkat doa-doa anak-anak yatim yang selama ini JNE santuni dan muliakan,” tambah M. Feriadi. *