JNEWS – Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar pertama di Asia Tenggara dan keenam di dunia. Dengan ukuran yang sangat luas dan memiliki arsitektur megah, menjadikan masjid ini sebagai salah satu ikon bagi negara Indonesia.
Selain berfungsi sebagai tempat ibadah umat muslim, masjid ini pun tercatat sebagai cagar budaya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Fasilitas di Masjid Istiqlal pun termasuk lengkap mulai dari perpustakaan, ruang pertemuan hingga museum. Fasilitas tersebut masih jarang dimiliki oleh masjid besar lainnya di Indonesia.
Pembangunan masjid ini pun memakan waktu cukup lama yakni 17 tahun. Ada berbagai kendala yang terjadi sejak awal rencana pembangunan mulai dari perdebatan tentang pemilihan lokasi dan gejolak politik Indonesia di masa itu.
Sejarah Singkat Berdirinya Masjid Istiqlal
Masjid kebanggaan bangsa Indonesia ini merupakan bentuk ungkapan dan wujud rasa syukur kepada Allah Swt yang telah menganugerahkan kemerdekaan serta lepas dari cengkeraman penjajahan. Itulah mengapa masjid ini dinamakan Istiqlal yang berarti Merdeka.
Dikutip dari website resmi Masjid Istiqlal, ide awal dari pembangunan masjid ini tercetus setelah empat tahun Indonesia merdeka. Adalah KH. Wahid Hasyim yang di masa itu menjabat sebagai Menteri Agama dan H. Anwar Tjokroaminoto dari Partai Syarikat Islam, mengadakan pertemuan dengan sejumlah ulama di Deca Park. Pertemuan tersebut secara khusus membahas rencana pembangunan masjid.
Di tahun 1953, panitia pembangunan Masjid Istiqlal melaporkan rencana pembangunan masjid pada Presiden Soekarno. Presiden pun menyambut hangat rencana tersebut dan akan membantu sepenuhnya untuk pembangunannya. Tanggal 22 Februari 1955, diumumkan sayembara terbuka untuk maket masjid.
Sayangnya, ketika menentukan lokasi pembangunan terjadi beda pendapat antara Bung Karno dan Bung Hatta. Kedua pendapat sama-sama bagus, tapi akhirnya setelah dilakukan musyawarah ditetapkan lokasi pembangunan masjid di Taman Wilhelmina bekas benteng Belanda dan berseberangan dengan Gereja Katedral.
Di tahun 1955, dewan juri menetapkan rancangan arsitektur F. Silaban sebagai pemenang utama. Lalu, pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961 yang bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.
Namun kemudian, pembangunan masjid tidak mengalami banyak kemajuan. Apalagi di tahun 1965, kondisi politik di Indonesia tidak kondusif membuat pembangunan ini terhenti. Di masa itu, berlaku demokrasi parlementer, partai-partai politik saling bertikai dan sibuk memperjuangkan kepentingan masing-masing.
Di tahun 1966, kondisi politik mulai mereda. Menteri Agama saat itu, KH. M. Dahlan menginisiasi kembali pembangunan Masjid Istiqlal. Tepat pada tanggal 22 Februari 1978, Masjid Istiqlal diresmikan oleh Presiden Soeharto yang ditandai dengan dipasangnya prasasti di area tangga pintu As-Salam.
6 Fakta Menarik Masjid Istiqlal yang Jarang Diketahui
Setelah melalui perjalanan panjang dalam pembangunannya, kini masjid megah kebanggaan bangsa Indonesia ini sering digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan hingga wisata religi. Di balik kemegahannya, ada sejumlah fakta menarik yang masih jarang diketahui oleh masyarakat. Berikut ulasannya.
1. Ukuran dan Kapasitas Masjid
Masjid Istiqlal disebut sebagai masjid terbesar di Indonesia, Asia Tenggara bahkan di dunia karena memiliki luas bangunan mencapai 24.200 meter persegi dengan luas tanah mencakup 98.247 meter persegi.
Dengan luas tersebut, masjid ini mampu menampung sebanyak 200.000 jemaah. Daya tampung ini bisa dilihat dari lautan jemaah yang kerap memadati masjid saat salat Idulfitri dan Iduladha.
Daya tampung tersebut terbagi ke dalam beberapa ruangan yakni ruang salat utama, balkon serta sayap menampung 61.000 jemaah. Di ruang teras terbuka di lantai dua bisa menampung 50.000 jemaah. Sedangkan semua koridor dan tempat lain bisa menampung 81.000 jemaah.
Baca juga: Panduan Wisata Masjid Sheikh Zayed: Tip dan Trik Berkunjung
2. Gaya Arsitektur
Masjid Istiqlal memiliki gaya arsitektur formalisme baru dan internasional. Ini bisa dilihat dengan dinding dan lantai berlapis marmer. Kemudian dihiasi ornamen geometrik dan baja anti karat.
3. Bahan Pembuatan Masjid
Untuk bahan pembuatan masjid, Presiden Soekarno meminta untuk menghindari rayap, oleh karena itu bangunan dibuat tanpa menggunakan kayu. Bahan yang digunakan adalah baja, marmer, beton dan stainless steel.
Marmernya berasal dari Citatah, Padalarang, Jawa Barat dan Tulungagung, Jawa Timur. Sementara material stainless steel didatangkan dari Jepang, keramik dari Italia dan konstruksi kubah bajanya dari Jerman.
4. Detail Arsitektur dan Makna di Baliknya
Seperti yang ditulis di atas, arsitektur masjid ini dirancang oleh F. Silaban. Menariknya, beliau adalah seorang penganut Kristen Protestan, tetapi rancangannya mampu mewujudkan konsep yang diinginkan oleh tim pembangunan masjid.
Ada cerita menarik terkait pembuatan karya Ketuhanan oleh Silaban. Konon, sebelum membuatnya Silaban sempat berkonsultasi dengan Uskup Bogor di masa itu yakni Monsieur Geise yang membahas konflik perbedaan agama ini.
Karya Ketuhanan dari Silaban tak hanya menarik dari segi visual saja, tapi mampu merepresentasikan nasionalisme dan keagamaan dari setiap bagian bangunan masjid. Hal inilah yang menjadi daya tarik karena selaras dengan pandangan Bung Karno yang menginginkan masjid dengan arsitektur bangunan modern, kuat, canggih, megah dan berbeda dengan masjid lainnya di Indonesia.
Wujud dari karya tersebut bisa dilihat dari detail arsitektur dan maknanya yaitu:
- Menara Istiqlal memiliki tinggi 6.666 cm, angka tersebut sama dengan jumlah ayat dalam Al Qur’an.
- Bangunan masjid terdiri dari empat lantai balkon dan satu lantai dasar. Total lantai yang dimiliki adalah lima yang menggambarkan rukun Islam, salat lima waktu dan lima butir Pancasila.
- Bangunan masjid terdiri dari dua bangunan yakni bangunan utama dan bangunan pendamping dengan ukuran lebih kecil. Dua bangunan tersebut melambangkan angka 2 atau dualisme yang saling berdampingan dan melengkapi seperti langit dan bumi, lahir dan batin, akhirat dan duniawi serta hablum minallah (hubungan manusia dengan Tuhannya) dan hablum minannas (hubungan manusia dengan sesama).
- Kubah di bangunan utama memiliki diameter 45 meter. Angka tersebut melambangkan tahun 1945, tahun Indonesia merdeka.
- Mustaka kubah utama memiliki mahkota ornamen baja anti karat dengan bentuk bulan sabit dan bintang yang merupakan simbol Islam.
- Masjid ini juga dilengkapi dengan kubah kecil diameter 8 meter. Angka tersebut merupakan bulan kemerdekaan Indonesia.
- Ada tujuh gerbang untuk bisa masuk ke dalam ruangan masjid dan masing-masing gerbang dinamakan berdasarkan Asmaul Husna. Angka tujuh juga melambangkan tujuh lapis langit serta tujuh hari dalam seminggu.
- Teras masjid berukuran besar dan terbuka seluas 29.800 meter persegi dan berlapis tegel keramik berwarna merah bata yang disusun sesuai saf salat dan terletak di sisi dan belakang gedung utama. Fungsi teras ini untuk menampung jemaah saat salat Idulfitri dan Iduladha.
- Ada 12 tiang yang menopang masjid ini. Angka 12 melambangkan hari kelahiran Nabi Muhammad saw., 12 Rabiul Awal.
- Masjid ini hanya memiliki satu menara saja yang melambangkan Keesaan Allah Swt.
- Menara masjid dihias dengan kemuncak yang terbuat dari kerangka baja setinggi 30 meter yang melambangkan 30 juz dalam Al Qur’an. Jadi tinggi total menara adalah 96,66 meter.
- Di taman masjid tepatnya di sudut barat daya, ada kolam besar dengan air mancur yang bisa menyemburkan air setinggi 45 meter. Angka tersebut melambangkan kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Air mancur ini hanya aktif di hari Jumat menjelang salat Jumat atau hari raya dan hari penting keagamaan.
- Masjid memiliki koridor di tengah yang menghubungkan gerbang Ar-Razzaq dan gerbang Al Fattah yang mengarah ke Monumen Nasional. Hal ini menunjukkan bahwa Masjid Istiqlal adalah masjid nasional Indonesia.
5. Memiliki Beduk Raksasa
Para pengunjung pasti sudah familier dengan beduk raksasa yang ada di masjid ini. Fakta unik dari beduk ini yaitu memiliki panjang 3 meter dengan berat 2,30 ton, diameter depan 2 meter dan bagian belakang 1,71 meter. Dengan ukuran tersebut, menjadikannya sebagai beduk terbesar di Indonesia.
Fakta menarik lainnya adalah kayu yang digunakan untuk membuat beduk tersebut dari kayu meranti merah yang berumur 300 tahun dan diambil dari hutan di Kalimantan Timur.
6. Terowongan Silaturahmi
Barangkali masih banyak yang belum tahu bahwa ada terowongan yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta. Terowongan tersebut dikenal sebagai terowongan silaturahmi.
Tidak sekadar berfungsi sebagai tempat penyeberangan, nantinya terowongan tersebut akan dijadikan sebagai ikon pembelajaran seperti diskusi antar umat beragama. Saat ini, terowongan masih dalam tahap akhir pengerjaan dan rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Agustus 2024.
Baca juga: Keajaiban Arsitektur Masjid 99 Kubah Makassar: Simbol Keagamaan dan Estetika
Arsitektur Masjid Istiqlal semakin memesona di malam hari karena bermandikan cahaya yang berasal dari lampu-lampu di berbagai bagian dan memunculkan perasaan damai. Masjid ini adalah simbol perjuangan bangsa dan bentuk kerukunan di Indonesia.