JNEWS – Seorang kurir mobil JNE Rangkasbitung, M. Ali Wahyudi yang area pengantarannya mencakup perkampungan Suku Baduy, sudah begitu akrab dan familar bagi para penduduk Suku Baduy. Dengan segala keunikan adat, budaya dan tradisi lamanya, kehadiran M. Ali selalu dinanti.
Perkampungan Suku Baduy di Lebak, Banten terbagi menjadi dua perkampungan yakni Baduy Dalam dan Baduy Luar. Masyarakat Baduy Luar, terutama kaum mudanya, telah terbiasa menggunakan barang elektronik. Ponsel pintar dengan koneksi internet juga sudah banyak digunakan. Mereka melek IT dan terbiasa belanja online bahkan dengan sistem COD. Mereka juga terbuka dengan tamu atau para wisatawan yang datang, sehingga perkampungan mereka sekarang ini menjadi destinasi wisata budaya yang ramai dikunjungi.
Dengan adanya ponsel pintar berikut jaringan internet berimbas positif bagi peningkatan perekonomiannya dan perputaran barang-barang yang dari waktu ke waktu terus meningkat. Hal itu diutarakan oleh M. Ali, kurir mobil JNE yang setiap hari mengantarkan paket ke Baduy.
“Ada beberapa pelaku UMKM warga Baduy yang menjajakan kerajinannya melalui online maupun medsos dengan menggunakan jasa pengantaran JNE. Begitu juga mereka sudah terbiasa belanja online. Selama ini paket yang saya antar dengan bobot di atas 5 kilogram atau paket yang ukurannya lebih besar seperti peralatan dapur, sembako dan juga paket-paket yang lainnya. Setiap harinya ada saja paket untuk warga Baduy Luar. Kehadiran saya selalu dinanti oleh warga Baduy yang memesan belanja via online tersebut,” ujarnya, saat berbincang dengan JNEWS, Kamis (25/7/2024).
Sebagai kurir JNE, M. Ali merasa bangga bisa mengantarkan barang-barang yang dibeli secara online atau yang dikirim untuk warga Baduy seperti yang berasal dari kota-kota di Jabodetabek.
Untuk sampai ke perkampungan Baduy dari gudang JNE di Rangkasbitung butuh waktu sekitar 1 jam dengan jalan yang lumayan mulus, meski di sisi kanan-kiri jalan masih dijumpai kawasan hutan dan perbukitan.
Baca juga: Raih Medali Emas di PON Sumut-Aceh, Haggis Mugara Apresiasi Dukungan JNE
“Kalau sekarang jalannya lumayan mulus, karena Perkampungan Baduy sudah menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan terutama di akhir pekan. Kalau untuk paket sampai ke penerima, saya harus jalan kaki lumayan jauh melalui perbukitan mengingat mobil hanya bisa sampai di terminal,” bebernya.
M. Ali mengungkapkan, mamasuki perkampungan warga Baduy harus bersikap sopan dan tidak boleh berbicara sembarangan, di mana hal tersebut sudah menjadi aturan yang tidak tertulis.
“JNE sangat dikenal oleh warga Baduy karena pelayanannya yang cepat dan tepat waktu. Saya juga sudah banyak yang kenal dekat dengan warga Baduy Luar. Mereka ramah dan baik terhadap saya,” ucapnya.
“Di luar perkampungan Baduy, ada beberapa kawasan area delivery saya di Kecamatan Leuwidamar, seperti di Kampung Cakuem, Cipere dan Kampung Bojong Menteng kondisi jalannya masih berbatu dan banyak tanjakan curam. Bahkan apabila habis turun hujan lebat kendaraan susah untuk naik tanjakan karena licin,” cerita M. Ali.
“Perkampungannya masih seperti di pegunungan. Bersyukur meski terkadang sampai malam melakukan pengantaran paket kondisi saya baik-baik saja. Bangga dan senang bila mendapati warga Baduy atau warga kampung lainnya tersenyum bahagia atas paket yang diterimanya,” pungkas Ksatria yang masih melajang ini. *
Baca juga: Kisah Oktober Siregar, Kurir JNE Pembuka Jalur Pengiriman Darat Jakarta-Medan