JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Traveling

Mengenal Puncak Carstensz: Gunung Tertinggi di Indonesia yang Menantang

by Penulis Konten
25 March 2025
Puncak Carstensz: Gunung Tertinggi di Indonesia
Share on FacebookShare on Twitter

JNEWS – Bagi pendaki gunung, bisa mendaki seven summits adalah sebuah tantangan dan memberikan kepuasan pribadi, pengalaman unik, dan petualangan yang tak terlupakan. Salah satu world seven summits ada di Indonesia, yakni Puncak Carstensz Pyramid, terletak di Pegunungan Jayawijaya, Papua.

Dikutip dari website Kemenparekraf, Gunung Jayawijaya memiliki ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut. Puncak tertinggi yang ada di Indonesia ini adalah sebuah gunung karang (limestone) dengan salju abadi.

Sejarah Penamaan Puncak Carstensz Pyramid dan Pendakian Pertama

Puncak Carstensz pertama kali ditemukan oleh seorang penjelajah asal Belanda yakni Jan Carstenszoon, pada tahun 1623.

Saat itu, Carstensz sedang melakukan perjalanan laut di sekitar Papua dan melihat gunung yang tertutup salju dari kejauhan. Ketika ia melaporkan penemuannya ke rekan-rekannya di Eropa, banyak yang tidak memercayainya. Mereka menganggap mustahil ada salju di daerah tropis. Butuh ratusan tahun sebelum akhirnya kebenaran tentang gunung bersalju di daerah tropis ini terbukti.

Di tahun 1909, penjelajah Belanda lainnya yakni Hendrikus Albertus Lorentz, bersama enam orang suku Kenyah dari Kalimantan Utara, berhasil mencapai kawasan sekitar puncak. Mereka pun mengonfirmasi keberadaan dari salju abadi di wilayah tersebut.

Kemudian di tahun 1936, kembali lagi ekspedisi dari Belanda menjelajahi kawasan sekitar Puncak Carstensz. Adalah Antoni Colijn, Jean Jacques Dozy, dan Frits Julius Wissel yang berhasil mencapai Puncak Ngga Pulu. Puncak ini merupakan salah satu yang dekat dengan Carstensz.

Di masa itu, Puncak Ngga Pulu memiliki ketinggian lebih dari 5.000 meter dan masih tertutup dengan gletser. Sayangnya, seiring mencairnya es di kawasan tersebut, Puncak Ngga Pulu kni lebih rendah dibandingkan Puncak Carstensz.

Pendakian pertama ke Puncak Carstensz baru berhasil dilakukan pada tahun 1962 oleh tim yang dipimpin oleh Heinrich Harrer. Ia adalah seorang pendaki dan penjelajah asal Austria yang terkenal lewat kisahnya dalam buku Seven Years in Tibet: My Life Before, During and After.

Timnya berhasil mencapai puncak setelah melalui berbagai tantangan, termasuk medan berbatu yang sulit, dan cuaca ekstrem.

Adapun sejarah penamaan Puncak Carstensz diwarnai dengan berbagai pergantian nama. Awalnya diberi nama Piramida Carstensz untuk menghormati Jan Carstenszoon. Namun di tahun 1963, setelah Indonesia berhasil mengambil alih Papua dari Belanda, puncak ini sempat diberi nama Puncak Soekarno.

Di tahun 1969, akhirnya diubah menjadi Puncak Jaya sebagai simbol kemenangan Indonesia merebut Papua. Walaupun namanya Puncak Jaya, di kalangan pendaki internasional, nama Carstensz Pyramid masih sering digunakan.

Baca juga: Gunung Tertinggi di Setiap Pulau Indonesia: Merentasi Nusantara dalam Pendakian Tertinggi

Serba-Serbi Puncak Carstensz, World Seven Summits Impian Para Pendaki

Gunung Tertinggi di Setiap Pulau di Indonesia - Puncak Jaya

Bayangkan bisa berdiri di salah satu puncak tertinggi di dunia yang dikelilingi tebing curam dan udara begitu tipis, pasti muncul rasa bangga dan haru bagi para pendaki. Puncak ini bukan sekadar gunung biasa tapi menjadi tantangan terbesar bagi para pendaki dunia.

Ada sejumlah fakta menarik yang menjadikan puncak ini impian bagi para pendaki dunia. Apa saja? Berikut ulasannya.

1. Satu-satunya Gunung yang Memiliki Salju Abadi di Indonesia

Papua yang merupakan pulau paling timur di Indonesia, dikenal sebagai daerah tropis. Namun, Puncak Carstensz memiliki salju dan inilah yang membuatnya istimewa. Carstensz memiliki gletser yang terbentuk karena ketinggiannya yang ekstrem.

Sayangnya, salju abadi ini terus berkurang dari tahun ke tahun karena pemanasan global. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah beberapa tahun belakangan ini mengamati terjadinya perubahan dan menyebutkan bahwa kondisi ‘salju abadi’ semakin mengkhawatirkan karena terus mengalami pencairan.

Dalam rentang waktu tahun 2016-2022, laju penipisan es terjadi sekitar 2,5 meter per tahun. Adapun luas tutupan es pada tahun 2022 sekitar 0,23 kilometer persegi dan terus mengalami pencairan. Tidak menutup kemungkinan beberapa dekade ke depan, es di Carstensz bisa lenyap sepenuhnya.

2. Lokasi dan Suhu di Puncak

Gunung Carstensz Pyramid berlokasi di dataran tinggi tengah bagian barat Papua dan merupakan bagian dari rangkaian pegunungan yang dikenal dengan nama Pegunungan Sudirman (Pegunungan Jayawijaya). Oleh penduduk setempat disebut Dugunduguoo atau barisan Sudirman.

Adapun lokasinya sekitar 86 kilometer atau 55 mil dari garis pantai selatan Pulau Papua. Gunung tertinggi ini terbentuk dari batuan kapur Miosen tengah, hasil dari proses geologi dahsyat yang berupa tabrakan antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Australia.

Hal menarik lokasi Carstensz Pyramid adalah berdekatan dengan salah satu tambang emas terbesar di dunia yakni Tambang Grasberg. Kedekatan lokasi ini menjadikan kawasan di sekitar gunung sebagai area yang sangat dilindungi dan memiliki nilai ekonomis tinggi.

Suhu di kawasan gunung ini cukup esktrem dalam sehari. Di siang hari, suhu bisa berkisar antara 12 hingga 37 derajat Celcius. Tapi, di malam hari, suhu bisa merosot tajam hingga -8 derajat Celcius.

3. Jalur Pendakian

Untuk mencapai Puncak Carstensz, ada beberapa jalur yang bisa dipilih, yaitu:

Jalur Sugapa

Jalur pendakian dari Sugapa menuju Puncak Carstensz dimulai dari Kampung Ugimba, Distrik Sugapa. Melalui jalur ini akan memakan waktu sekitar dua minggu pergi-pulang. Perlu diketahui, jalur Sugapa termasuk trekking yang berat dengan curah hujan cukup tinggi.

Pendaki akan melintasi Sungai Kemabu dan Sungai Nabu. Jalur ini termasuk juga rute berat. Lalu pendaki akan tiba di Lembah Danau-Danau setelah menaiki dan menuruni tebing di New Zealand Pass. Basecamp Lembah Danau-Danau berada di ketinggian 4.261 mdpl.

Pendakian ke puncak dari basecamp Lembah Danau-Danau umumnya dimulai pukul 03.00 WIT dini hari dan diperkirakan tiba di puncak enam jam kemudian. Untuk bisa tiba di puncak, pendaki harus mampu mempraktikkan teknik memanjat 80 derajat tegak lurus ketika mencapai puncak bersalju.

Jalur Ilaga

Jalur lainnya melalui Ilaga di Kabupaten Puncak. Untuk bisa ke Bandara Ilaga, pendaki perlu menaiki pesawat kecil dari Timika atau Nabire kurang lebih 25 menit. Dari Ilaga, bisa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melalui Desa Pinapa dan menembus hutan melewati Danau Biru, Danau Larson, New Zealand pass hingga tiba di basecamp Danau-Danau.

Total waktu yang dibutuhkan sekitar enam hari perjalanan dari Ilaga untuk mencapai basecamp Danau-Danau sebelum memulai pendakian.

Jalur Freeport

Dibandingkan jalur lain, melalui jalur tambang Freeport adalah jalur pendakian menuju Puncak Carstensz tercepat yakni dalam hitungan jam saja.

Dari Kota Timika, pendaki bisa memulai perjalanan menggunakan mobil selama dua jam menuju Tembagapura. Selanjutnya, naik trem atau kereta khusus menuju Grasberg dan lanjut mengendarai mobil menuju Bali Dam sekitar 20 menit.

Dari Bali Dam, pendaki bisa melanjutkan perjalanan selama 2 jam menuju basecamp Danau-Danau. Kendati demikian, memulai pendakian melalui jalur tambang ini mempunya risiko cukup besar.

Perbedaan ketinggian Kota Timika yang hanya beberapa ratus meter dari permukaan laut dan basecamp Danau-Danau dengan tinggi 4.000 mdpl yang ditempuh hanya beberapa jam saja, bisa memicu Acute Mountain Sickness (AMS). Pendaki bisa mengalami sakit kepala hebat, muntah hingga pingsan saat melakukan perjalanan ini.

Puncak Carstensz: Gunung Tertinggi di Indonesia

4. Biaya dan Waktu Terbaik Mendaki

Pendakian ke Puncak Carstensz tidaklah murah. Biaya yang harus dikeluarkan bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah per orang, tergantung dari jalur dan operator tur yang digunakan. Faktor yang membuatnya mahal adalah akses yang sulit, perizinan yang kompleks, serta perlunya pemandu dan perlengkapan khusus untuk mendaki.

Dikutip dari Mountain Professionals, biaya mendaki Puncak Carstensz di tahun 2025 adalah USD $19,950 atau sekitar Rp328.476.750,00 (dengan kurs Rp16.450).

Masih dikutip dari Mountain Professionals, waktu yang dianggap paling ideal untuk melakukan pendakian ke Carstensz Pyramid adalah Oktober dan Maret. Meskipun gunung ini dapat didaki sepanjang tahun, ada beberapa bulan memiliki curah hujan yang lebih tinggi.

5. Tantangan Pendakian

Sebelum tiba di puncak, mencapai kaki gunung ini saja merupakan tantangan tersendiri. Para pendaki harus bisa menavigasi hutan tropis Papua Barat yang lebat dan kerap tidak bersahabat.

Tiba di lokasi awal pemanjatan menuju puncak, dari dinding batu menuju Summit Ridge dilanjutkan menyeberang ke daerah puncak. Dalam penyeberangan ini, pendaki harus menggunakan teknik Tyrolean traverse, yakni penyeberangan dengan bergelayut di tali yang membentang dari satu sisi tebing ke sisi seberangnya. Selepas Tyrolean, mencapai puncak dilakukan dengan scrambling sekitar satu setengah hingga dua jam.

Baca juga: Mengenal Gunung Latimojong: Puncak Tertinggi di Sulawesi yang Menantang

Jadi, bagi pendaki untuk bisa mencapai puncak seven summits ini harus menguasai keterampilan dasar seperti rappelling, tali tetap, dan simpul dasar. Dengan jalur yang curam, pendaki harus memiliki keahlian panjat tebing yang mumpuni.

Terkenal dengan medan yang ekstrem, menjadikan Puncak Carstensz Pyramid bukanlah sembarang gunung yang bisa didaki oleh pendaki amatir. Bagi sekelas pendaki profesional sekalipun, gunung ini cukup sulit ditaklukkan. Menjadi bagian dari World Seven Summits, mendaki gunung ini tidak sekadar tentang keberanian, tapi juga kesiapan biaya, fisik dan mental.

Tags: Cartstensz Pyramidgunung tertinggi di IndonesiaPegunungan Jayawijayapulau Papuapuncak tertinggiworld seven summits
Share188Tweet117
Next Post
Menhub menepis larangan pembatasan angkutan barang sumbu roda dua saat mudik lebaran

Kemenhub: Tak Ada Larangan Operasional Angkutan Barang Sumbu Dua

TERKINI

Tempat Terindah di Indonesia Wajib Dikunjungi

20 Tempat Terindah di Indonesia yang Wajib Dikunjungi Sekali Seumur Hidup

4 July 2025
Tempat Wisata di Papua Wajib Dikunjungi

8 Tempat Wisata di Papua yang Wajib Masuk Bucket List

4 July 2025
biaya logistik tinggi

Pemerintah Ingin Turunkan Biaya Logistik di Tanah Air Jadi 8 Persen

4 July 2025
Tips Packing Bagasi dan Kabin Pesawat

Tips Packing Bagasi dan Kabin untuk Liburan ke Luar Negeri

4 July 2025
Makanan Khas Turki, Lezat dan Mendunia

11 Makanan Khas Turki yang Terkenal Lezat dan Mendunia

3 July 2025
jne cimareme

Siasat Tumbuh Berkelanjutan JNE di Bandung Barat

4 July 2025

POPULER

Tempat Wisata di Bitung, dari Gunung hingga Laut

10 Rekomendasi Tempat Wisata di Bitung, dari Pegunungan hingga Laut Dalam

by Penulis Konten
13 June 2025

Tempat Wisata di Pasuruan untuk Healing

9 Tempat Wisata di Pasuruan yang Hits dan Cocok untuk Healing dan Santai

by Penulis Konten
17 June 2025

Usaha yang Tidak Pernah Sepi untuk Pemula dan Pro

10 Usaha yang Tidak Pernah Sepi, Cocok untuk Pemula Maupun Pro

by Penulis Konten
19 June 2025

Museum Ranggawarsita: Sejarah dan Budaya Jawa Tengah

Museum Ranggawarsita: Menyelami Sejarah dan Budaya Jawa Tengah

by Penulis Konten
25 June 2025

Tempat Wisata di Palembang untuk Liburan

6 Tempat Wisata di Palembang yang Sayang Dilewatkan Saat Liburan

by Penulis Konten
23 June 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini

©2020 - Your Trusted Logistic Portal