JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Traveling

Desa Kete Kesu: Jejak Budaya Toraja yang Tetap Lestari hingga Kini

by Penulis Konten
9 May 2025
Desa Kete Kesu di Toraja yang Lestari
Share on FacebookShare on Twitter

JNEWS – Tana Toraja dikenal luas sebagai kawasan yang masih memegang teguh adat istiadat nenek moyang dalam kehidupannya hingga sekarang ini. Cerminan kentalnya budaya Toraja bisa dilihat pada Desa Kete Kesu.

Suku Toraja dikenal sebagai suku yang menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur, terutama dalam hal kematian dan kehidupan setelahnya. Dalam menjalankan kehidupan, suku ini memiliki sistem kepercayaan animisme dan dinamisme yang disebut Aluk Todolo, yang berarti jalan leluhur atau agama leluhur.

Sistem kepercayaan tersebut masih dianut oleh sebagian masyarakat Toraja walaupun mayoritas telah memeluk agama Kristen. Adapun sistem Aluk Todolo ini mengatur hampir seluruh aspek kehidupan, mulai dari bercocok tanam hingga ritual pemakaman.

Desa Kete Kesu dan Sejarah Awal Suku Toraja

Desa Kete Kesu terletak di tengah-tengah hamparan sawah yang luas dan merupakan desa tertua yang berada di distrik Sanggalangi. Desa ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang nenek moyang suku Toraja yang datang dan menetap di dataran tinggi Sulawesi Selatan.

Desa adat ini diperkirakan berusia lebih dari 400 tahun dan konon tidak berubah sama sekali dari awal terbentuk. Hal ini bisa dilihat dari keberadaan pahatan serta peninggalan jejak kuburan batu manusia. Bukti tersebut menunjukkan bahwa sudah ada peradaban sejak ratusan tahun lalu.

Menurut kisah-kisah lisan dan catatan sejarah, suku Toraja berasal dari rumpun Austronesia yang mulai mendiami daerah pegunungan sejak ribuan tahun lalu. Mereka membentuk komunitas tertutup dan mengembangkan budaya yang sangat khas, dengan struktur sosial dan ritual yang kompleks. Kete Kesu menjadi titik penting dalam proses itu karena lokasinya yang strategis serta hubungan eratnya dengan leluhur.

Di Desa Kete Kesu, para leluhur dihormati melalui bentuk arsitektur rumah adat, sistem pemakaman unik di tebing batu, dan upacara besar yang disebut Rambu Solo’.

Adapun sisa-sisa peninggalan bersejarah yang telah berumur ratusan tahun, mulai dari rumah adat Tongkonan Toraja, batu menhir, ukiran dinding , artefak hingga makam orang-orang penting di masa lalu (seperti raja, ketua adat, bangsawan) bisa dijumpai di kawasan adat Kete Kesu.

Baca juga: Panduan Menelusuri Keunikan Budaya dan Wisata Toraja

Pesona Desa Kete Kesu yang Melestarikan Budaya Suku Toraja

Dikutip dari website Wonderful Indonesia, Desa Kete Kesu berfungsi sebagai semacam museum hidup. Di tempat ini, pengunjung bisa merasakan langsung budaya dan tradisi masyarakat Toraja kuno yang masih lestari hingga sekarang.

Berikut ini adalah sejumlah daya tarik dari Desa Kete Kesu yang menjadi magnet bagi wisatawan baik domestik hingga mancanegara untuk berkunjung.

Budaya dan Wisata Toraja

1. Rumah Adat Tongkonan

Magnet utama dari desa adat ini adalah rumah tongkonan yang dibangun berjejer dengan atap mirip tanduk kerbau yang didominasi oleh warna merah.

Di desa adat ini terdapat 12 rumah adat Tongkonan. Bentuk rumah ini di bagian depan terdapat tongkonan yang lebih besar dan menghadap ke arah utara. Dalam kepercayaan masyarakat suku Toraja, arah utara melambangkan kehidupan sedangkan sisi selatan dianggap sebagai tempat bagi mereka yang meninggal dunia.

Setiap rumah dihiasi ukiran dan simbol yang menggambarkan status sosial pemiliknya. Menariknya, masyarakat setempat membangun rumah Tongkonan dengan menumpukkan kayu sedemikian rupa sehingga tidak ada paku yang digunakan.

Dinding-dinding rumah dihiasi warna merah, hitam, dan kuning yang mewakili unsur kehidupan. Bagian atap rumah yang menjulang, berbentuk menyerupai perahu tertelungkup dan terbuat dari buritan yang berlapis ijuk hitam.

Selain itu, di bagian depan rumah dipasang tanduk-tanduk kerbau sebagai penanda banyaknya hewan yang telah dikorbankan dalam upacara adat. Makin banyak tanduk, makin tinggi pula derajat keluarga tersebut.

Keunikan lain dari rumah ini adalah kolong rumah digunakan sebagai kandang untuk hewan ternak. Lalu, bagian dalam rumah dibagi menjadi beberapa bagian, salah satu bagiannya digunakan sebagai tempat menyimpan jenazah keluarga yang belum bisa dikuburkan.

Karena Desa Kete Kesu merupakan kompleks wisata adat, maka tidak ada yang menghuni rumah Tongkonan di desa ini. Rumah ini bukan hanya tempat tinggal, melainkan pusat kegiatan adat, tempat bermusyawarah, dan tempat penyimpanan nilai-nilai leluhur yang diwariskan lintas generasi.

2. Kuburan Batu

Salah satu ciri khas budaya Toraja adalah sistem pemakaman yang unik, yakni menyimpan jenazah di dalam peti dan menggantungnya di tebing batu kapur. Pemakaman tersebut hanya digunakan bagi masyarakat Toraja yang sanggup untuk melaksanakan upacara Rambu Solo.

Di Desa Kete Kesu, pengunjung bisa melihat langsung deretan peti kayu tua yang digantung di ceruk-ceruk tebing. Beberapa bahkan telah berusia lebih dari 300 tahun.

Menariknya, setiap peti memiliki ornamen khusus dan terkadang berbentuk menyerupai bentuk binatang atau simbol status sosial. Di dekat peti, sering ditemukan patung kayu bernama “tau-tau” yang merupakan representasi dari orang yang sudah meninggal.

Selain peti mati, di dinding gua juga berisi tulang-tulang manusia dan tengkorak yang diperkirakan sudah berusia ratusan bahkan ribuan tahun. Kondisi gua tersebut dulunya masih aktif dan dipenuhi dengan stalakmit dan stalaktit. Sayangnya kondisi sekarang semakin mengecil.

Berkunjung ke kuburan batu ini, pengunjung tidak boleh mengganggu apa pun yang ada di dalam gua dan tidak boleh bertindak sembarangan. Adat istiadat di tempat ini masih kental. Jadi apabila ada masalah, akan ada peringatan adat dengan hukuman bervariasi.

3. Museum Indo Tadung

Dikutip dari website Museum, tidak ada tanda dari luar atau papan nama yang menunjukkan bangunan ini adalah Museum Indo Ta’dung. Apalagi pintunya hanya dibuka saat ada pengunjung.

Museum di Desa Kete Kesu ini hanya memiliki satu ruang pameran yang kecil yang memamerkan beragam perabot rumah tangga suku Toraja. Misalnya seperti piring makan ayah, ibu, dan anak-anak dengan ukuran berbeda, selembar selimut dari serat kulit pohon, mangkuk, kendi, cangkir, dan guci kecil.

Ada juga perlengkapan upacara, perlengkapan perang, hewan yang diawetkan, serta peralatan tenun. Namun, yang menjadi koleksi unggulan museum ini adalah bendera merah putih yang pertama kali dikibarkan di Toraja, tanggal 17 Agustus 1946 dan dijahit oleh Indo’ Ta’dung.

4. Upacara Adat Rambu Solo’

Upacara adat Rambu Solo’ sangat populer hingga mancanegara. Bahkan sekelas National Geographic pun mengirimkan wartawannya untuk bisa meliput upacara adat unik dan fenomenal ini.

Upacara adat pemakaman khas Toraja ini biasanya berlangsung selama beberapa hari. Upacara ini bukan hanya tentang kesedihan, tapi juga bentuk penghormatan dan perayaan terhadap kehidupan orang yang telah meninggal.

Prosesi dimulai dengan musik tradisional, tarian, dan pengorbanan kerbau yang dianggap sebagai pengantar roh ke alam baka. Semakin banyak kerbau yang dikorbankan, semakin tinggi pula kedudukan orang yang meninggal dalam kehidupan setelah mati.

Panduan Menuju Desa Kete Kesu

Desa Kete Kesu di Toraja yang Lestari

1. Lokasi

Desa Kete Kesu terletak sekitar 4 km dari pusat kota Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Lokasinya yang berada di ketinggian membuat desa ini terasa sejuk.

2. Cara Menuju

Untuk mencapai Desa Kete Kesu, pengunjung bisa menggunakan transportasi udara ke Bandara Pongtiku di Makale dari Makassar atau kota besar lainnya di Sulawesi. Dari bandara, perjalanan ke Rantepao bisa dilanjutkan dengan mobil sekitar 1,5 jam.

Dari pusat kota Rantepao, lanjutkan perjalanan menggunakan ojek, mobil sewaan, atau kendaraan pribadi untuk mencapai Desa Kete Kesu.

Apabila ingin naik bus, ada jurusan Makassar menuju Rantepao Toraja. Perjalanan ditempuh kurang lebih delapan jam. Lalu melanjutkan perjalanan ke Desa Kete Kesu sekitar satu jam

Jalan menuju desa cukup baik dan sudah diaspal, meski berkelok-kelok mengikuti kontur pegunungan. Disarankan datang di pagi hari agar bisa menikmati suasana desa secara maksimal.

3. Harga Tiket Masuk

Untuk masuk ke kawasan wisata Desa Kete Kesu, pengunjung dikenakan tiket masuk:

  • Rp15.000 untuk wisatawan domestik
  • Rp30.000 untuk wisatawan mancanegara

Biaya ini sudah termasuk akses ke area rumah adat, kuburan tebing, serta museum. Beberapa warga lokal juga menawarkan jasa pemandu wisata dengan tarif tambahan yang bisa dinegosiasikan langsung.

Baca juga: Mengenal Rumah Adat Tongkonan: Ikon Arsitektur Toraja di Sulawesi Selatan

Desa Kete Kesu adalah bukti jejak suku Toraja yang lestari di tengah perubahan zaman. Adat istiadat di desa ini masih dipegang teguh dan tidak pernah luntur. Warisan budaya ini patut untuk terus dijaga karena menjadi bagian dari identitas bangsa.

Tags: adat istiadatdesa adatdesa wisatakampung adatrumah adat Tongkonansuku Torajasulawesi selatanTana Torajaupacara adatupacara pemakaman
Share187Tweet117
Next Post
Teknologi Deepfake: Cara Kerja dan Dampaknya

Apa Itu Teknologi Deepfake? Cara Kerja dan Dampaknya dalam Dunia Digital

TERKINI

Festival Film Cannes: Sejarah dan Film Indonesia

Festival Film Cannes: Sejarah Singkat dan Jejak Film Indonesia di Ajang Ini

10 May 2025
Narasumber Creative Workshop berfoto bersama peserta seusai acara di Auditorium UMSU, Medan (8/5/25)

Ajak Mahasiswa Asah Kreativitas, JNE Gelar Workshop di UMSU, Medan

9 May 2025
Italian Brainrot: Tren Bikin Dunia Maya Ramai

Mengenal Italian Brainrot: Tren Lucu yang Bikin Dunia Maya Ramai

9 May 2025
Teknologi Deepfake: Cara Kerja dan Dampaknya

Apa Itu Teknologi Deepfake? Cara Kerja dan Dampaknya dalam Dunia Digital

9 May 2025
Desa Kete Kesu di Toraja yang Lestari

Desa Kete Kesu: Jejak Budaya Toraja yang Tetap Lestari hingga Kini

9 May 2025
Madain Saleh: Kota Peninggalan Kaum Tsamud

Madain Saleh: Kota Peninggalan Kaum Tsamud yang Sarat Sejarah dan Misteri

9 May 2025

POPULER

Basilika Santo Petrus: Sejarah dan Keindahannya

Basilika Santo Petrus: Sejarah, Keindahan, dan Daya Tarik Utamanya

by Penulis Konten
30 April 2025

Keunikan Budaya Kalimantan Selatan

Keunikan Budaya Kalimantan Selatan: Tradisi, Adat, dan Kearifan Lokal

by Penulis Konten
24 April 2025

Konklaf Adalah Tradisi Pemilihan Paus

Mengenal Konklaf: Tradisi Pemilihan Paus yang Penuh Makna

by Penulis Konten
5 May 2025

Hari Tari Sedunia: Tarian Nusantara yang Mendunia

10 Tarian Nusantara yang Mendunia dan Menarik Dipelajari di Hari Tari Sedunia

by Penulis Konten
29 April 2025

makanan tradisional nasi gudeg

38 Makanan Tradisional dari 38 Provinsi di Indonesia – Yang Mana Favoritmu?

by Penulis Konten
17 July 2023

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini

©2020 - Your Trusted Logistic Portal