JNEWS – Ada banyak salah paham dalam dunia bisnis. Misalnya, manajemen atau pengelolaan risiko (risk management) hanya urusan orang-orang yang bertugas di bagian Risk Management. Jangan gagal paham, terutama buat kamu yang pemilik usaha maupun karyawan, mengelola risiko bukan hanya tugas dan concern satu atau dua bagian dalam organisasi, tapi harus menjadi concern semua orang yang ada dalam organisasi tersebut!
Yuk kita bahas beberapa di antaranya dengan lebih detail.
Manajemen Risiko Bukan Hanya Buat Orang Risk
Kalau denger kata manajemen risiko, spontan orang akan mikir, “Oh itu urusannya orang Risk Management aja,” atau “pasti soal aturan atau ‘SOP’ atau kebijakan perusahaan.” Namun sejatinya, setiap orang di dalam organisasi atau perusahaan punya perang penting dalam mengelola risiko. Bahkan keputusan-keputusan kecil yang kamu ambil setiap hari bisa banget berdampak ke bisnis.
Ambil contoh kamu seorang pemilik usaha yang salah menuliskan nomor rekening bank kepada klien. Akibatnya, proses transfer akan terganggu, mengganggu waktu klien dan imej kita sebagai pemilik usaha bisa jelek karena dianggap tidak teliti dan kurang professional.
Intinya, di bagian apa pun kamu bekerja dan berkontribusi dalam organisasi atau perusahaan, apa yang kamu kerjakan akan berdampak. Jadi mengerjakan sesuatu dengan kesadaran penuh bahwa kesalahan sekecil apa pun yang kamu buat bisa berdampak besar, sangat penting!
Kesadaran akan Risiko Itu Skill Wajib, Bukan Sekadar Tugas
Saat ini, dunia kerja berubah cepet banget. Risiko nggak cuma soal krisis besar, tapi keputusan kecil sehari-hari bisa berdampak besar. Makanya setiap orang yang ada dalam organisasi perlu punya yang namanya risk mindset atau kesadaran risiko.
Pertama, biasakan mikir, “Kalau aku ambil keputusan ini, risiko apa yang bisa muncul ya?” Bahasa awamnya, harus sedia payung sebelum hujan dalam mengambil keputusan.
Kedua, berani speak up kalau melihat potensi masalah. Ini penting banget karena risiko bisa muncul bukan karena kesalahan kamu tapi kamu yang terkena getahnya. Jadi jangan asal ditelan mentah-mentah saja, harus ditakar dulu baik-buruknya, kalau kamu menerima dan meneruskan pekerjaan – yang menurut kamu – salah.
Kalau kamu pemilik usaha atau bekerja di perusahaan tertentu, ada baiknya jika kamu menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang memupuk kesadaran akan risiko:
- Semua bagian organisasi dilatih dasar-dasar kesadaran akan risiko
- Biasakan membuat daftar potensi risiko atau risk checklist
- Kasih ruang buat karyawan lapor potensi masalah tanpa takut dimarahin
- Bangun kebiasaan saling ingetin antartim
*Artikel ini ditulis oleh Ade Darmawan dari Tim Risk Management JNE
Editor: Iwan Hendarmawan