JNEWS – Ranu Manduro belakangan jadi buah bibir karena pemandangannya yang bikin orang terpesona sejak pandangan pertama. Hamparan sabana hijau dengan latar Gunung Penanggungan membuat suasana terasa menenangkan.
Banyak yang menyebut tempat ini mirip New Zealand versi Jawa Timur, karena nuansa alamnya begitu segar dan fotogenik. Tidak heran jika foto-fotonya cepat menyebar di media sosial dan membuat banyak orang penasaran untuk melihat langsung.
Sejarah Ranu Manduro
Menariknya, Ranu Manduro dulunya bukan area wisata. Kawasan ini awalnya tambang sirtu yang aktif hingga beberapa tahun lalu.
Setelah ditutup, bekas tambang itu tidak dikelola lagi dan akhirnya dibiarkan begitu saja. Seiring waktu, alam mengambil alih dan mengubah wajahnya. Rumput mulai tumbuh, genangan air terbentuk, dan suasana menjadi lebih asri.
Transformasi inilah yang membuat orang semakin penasaran karena dari lahan tambang bisa berubah menjadi tempat wisata yang memesona. Banyak yang bilang, keindahannya justru lahir dari proses alami yang tidak direncanakan.
Daya Tarik Ranu Manduro
Ada banyak alasan mengapa Ranu Manduro jadi perbincangan dan menarik minat banyak orang. Di antaranya adalah alasan-alasan di bawah ini.
1. New Zealand-nya Jawa
Ranu Manduro sering disebut sebagai New Zealand-nya Jawa karena pemandangan yang ditawarkan memang tidak biasa. Hamparan rumput hijau yang luas dengan latar Gunung Penanggungan bikin siapa saja betah berlama-lama.
Saat cuaca cerah, langit biru berpadu dengan hijau savana membuat suasananya mirip sekali dengan padang rumput luar negeri. Banyak orang datang hanya untuk sekadar duduk santai sambil menikmati keindahan ini.
Buat yang hobi foto, tempat ini seakan jadi surga karena setiap sudutnya terlihat bagus. Tidak heran kalau julukan itu melekat, karena memang suasananya memberi nuansa seperti berada di alam terbuka yang jauh dari Indonesia.
2. Padang Sabana dan Bebatuan Eksotis
Selain hamparan savana hijau, daya tarik lain yang bikin Ranu Manduro istimewa adalah bebatuan besar yang tersebar di beberapa titik. Batu-batu ini bukan hanya sekadar elemen alam, tapi juga menambah kesan estetik.
Banyak pengunjung memanfaatkannya sebagai tempat duduk santai atau spot foto yang unik. Kalau difoto dari sudut yang pas, batu besar itu bisa jadi latar dramatis yang membuat hasil potret terlihat artistik.
Perpaduan antara rumput hijau dan bebatuan alami membuat kawasan ini terasa seperti lukisan alam. Tidak sedikit pula yang menjadikannya tempat untuk foto prewedding atau sekadar dokumentasi liburan.
3. Danau Buatan
Bekas galian tambang yang berubah jadi cekungan kini terisi air hujan dan membentuk semacam danau buatan. Air di danau ini dapat memantulkan bayangan langit dan pegunungan di sekitar, sehingga hasil fotonya terlihat seperti efek cermin. Spot ini jadi favorit para pengunjung, terutama mereka yang mencari foto dengan nuansa unik.
Selain itu, area danau buatan ini juga memberi kesan segar di tengah savana kering. Jadi, walaupun awalnya bukan atraksi buatan manusia, keberadaan “danau dadakan” ini justru menambah daya tarik utama Ranu Manduro.
Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan
Banyak hal bisa dilakukan di Ranu Manduro, tidak hanya sekadar foto. Pengunjung bisa piknik santai dengan membawa bekal dan duduk di atas savana. Kalau suka bermain air, ada area genangan yang aman untuk sekadar basah-basahan.
Ada juga yang mencoba camping, karena kawasan ini luas dan suasananya cukup tenang di malam hari. Aktivitas trekking ringan juga bisa jadi pilihan, apalagi kalau ingin menjelajahi area yang lebih sepi.
Dan tentu saja, fotografi menjadi kegiatan wajib karena hampir semua sudut terlihat indah. Jadi, setiap orang bisa memilih cara menikmati Ranu Manduro sesuai kesenangan masing-masing.
Panduan Wisata ke Ranu Manduro

Ranu Manduro berada di Dusun Manduro, Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Jaraknya sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Mojokerto, dengan waktu tempuh rata-rata satu jam perjalanan.
Baca juga: Candi Penataran: Kompleks Candi Terbesar di Jawa Timur yang Sarat Sejarah
Lokasi ini sebenarnya tidak terlalu jauh, hanya saja jalan menuju ke sana ada yang berupa jalan tanah sehingga butuh kendaraan yang cukup nyaman untuk dilewati.
Transportasi umum menuju kawasan ini masih sangat terbatas. Karena itu, pilihan terbaik adalah menggunakan kendaraan pribadi. Bisa juga dengan menyewa mobil dan supir, agar perjalanan lebih santai. Selain lebih praktis, cara ini juga memudahkan saat harus berhenti sejenak menikmati pemandangan sekitar jalan menuju lokasi.
Arah menuju Ranu Manduro mudah ditemukan lewat Google Maps. Dari pusat Kota Mojokerto, ada beberapa jalur alternatif yang bisa dipilih. Pertama lewat Jalan Gempol–Mojokerto. Pilihan kedua melalui Jalan Mayjen H. Soemadi dan berlanjut ke Jalan Gempol–Mojokerto. Bisa juga lewat Jalan Pemuda lalu tembus ke Jalan Gempol–Mojokerto. Semua rute ini memiliki jarak tempuh yang hampir sama, jadi tinggal menyesuaikan kondisi lalu lintas.
Waktu berkunjung ke Ranu Manduro sebenarnya fleksibel karena kawasan ini terbuka selama 24 jam. Namun, ada momen-momen tertentu yang lebih direkomendasikan. Pagi hari sebelum atau sesudah matahari terbit biasanya memberi suasana yang sejuk dengan cahaya lembut. Saat siang, pemandangan terlihat sangat jelas jika cuaca cerah. Petang menjelang matahari tenggelam juga tak kalah indah, dengan langit berwarna jingga sebagai latarnya. Bahkan malam sekitar pukul tujuh hingga delapan bisa jadi pilihan, karena suasananya tenang dan langit penuh bintang.
Sebaliknya, saat musim hujan sebaiknya menunda rencana perjalanan. Jalanan menuju kawasan ini bisa licin dan cukup berbahaya untuk dilalui. Selain itu, pemandangan sabana hijau yang jadi ikon Ranu Manduro juga tidak terlihat maksimal jika hujan turun deras. Jadi, waktu terbaik tetap saat cuaca kering dan cerah.
Baca juga: 10 Tempat Wisata di Mojokerto dengan Jejak Sejarah Kerajaan Majapahit
Untuk masuknya, gratis. Pengunjung hanya perlu membayar biaya parkir kendaraan. Untuk sepeda motor, tarifnya sekitar Rp3.000. Sedangkan untuk mobil sekitar Rp5.000.
Ranu Manduro memberi gambaran indah tentang bagaimana alam bisa berubah menjadi sesuatu yang luar biasa tanpa banyak campur tangan manusia. Dengan segala pesonanya, Ranu Manduro pantas disebut sebagai salah satu destinasi alam yang wajib disinggahi saat berkunjung ke Mojokerto.