JNEWS – Di tengah ramainya persaingan di dunia digital, membangun brand jadi langkah penting agar usaha kecil tidak tenggelam di antara banyaknya penjual lain.
Marketplace memang memberi peluang besar untuk menjangkau lebih banyak pembeli, tapi di sisi lain, tantangannya juga tidak kecil. Produk bagus saja belum tentu cukup kalau pembeli tidak mengenal siapa di balik toko itu.
Karena itu, membangun identitas yang kuat dan mudah diingat jadi kunci agar UMKM bisa tampil menonjol dan dipercaya.
Cara Membangun Brand UMKM di Marketplace
Bagi pelaku usaha kecil, brand bukan sekadar logo atau nama toko. Lebih dari itu, brand adalah kesan yang tertinggal di benak pembeli setiap kali mereka melihat, membaca, atau berinteraksi dengan produkmu.
Proses membangun brand ini bisa kok dibuat simpel. Hanya saja memang butuh ketekunan dan konsistensi. Dengan cara membangun brand yang tepat, bahkan usaha rumahan sekalipun bisa punya citra profesional dan menonjol di marketplace tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan.

1. Gunakan Nama dan Logo yang Mudah Diingat
Langkah pertama untuk membangun brand yang menonjol adalah punya nama dan logo yang kuat. Nama yang sederhana dan mudah diingat akan lebih cepat melekat di kepala orang. Hindari nama yang terlalu panjang atau sulit diucapkan, karena calon pembeli bisa kesulitan mencarinya di marketplace.
Logo juga sangat penting karena menjadi identitas visual toko. Pilih desain yang simpel, jelas, dan tetap terbaca meskipun tampil kecil di aplikasi. Gunakan warna yang mencerminkan karakter brand, misalnya biru untuk kesan profesional atau hijau untuk kesan alami.
Jangan takut untuk sedikit bereksperimen, tapi tetap pastikan logo mudah dikenali. Banyak UMKM yang terlewat di sini, padahal logo dan nama adalah pintu pertama orang mengenal bisnis.
Baca juga: Pentingnya Branding untuk UMKM agar Mampu Bersaing di Pasar
2. Tampilkan Foto Produk Berkualitas Tinggi
Foto yang bagus bisa meningkatkan kepercayaan pembeli secara instan. Di marketplace, pembeli tidak bisa memegang barang, jadi mereka hanya mengandalkan foto untuk menilai.
Gunakan pencahayaan alami dan latar belakang yang bersih agar fokus tetap pada produk. Usahakan mengambil gambar dari beberapa sudut, termasuk detail penting seperti tekstur, kemasan, atau bahan.
Kalau memungkinkan, tambahkan juga foto produk saat digunakan, misalnya baju yang dipakai model atau makanan yang sedang disajikan. Foto seperti ini membuat produk terlihat lebih hidup dan nyata.
Hindari gambar buram atau terlalu gelap karena bisa membuat toko terlihat kurang profesional. Ingat, visual yang rapi bisa jadi pembeda besar di antara ratusan toko lain yang menjual barang serupa.
3. Tuliskan Deskripsi Produk dengan Gaya yang Personal
Deskripsi produk bukan cuma tempat menulis spesifikasi, tapi juga kesempatan untuk bercerita dan membangun brand juga. Gunakan bahasa yang ringan dan mudah dibaca agar pembeli merasa nyaman. Jelaskan keunggulan produk secara jujur tentang apa yang membuatnya berbeda dari yang lain.
Kalau membuat produk sendiri, ceritakan sedikit tentang prosesnya. Misalnya, “Setiap botol sabun ini kami buat dengan tangan, menggunakan bahan alami tanpa pewangi sintetis.”
Cerita kecil seperti itu bisa membuat pembeli merasa lebih dekat dengan brand. Hindari menulis deskripsi kaku seperti katalog. Tambahkan kalimat yang terasa manusiawi, agar toko punya karakter tersendiri di mata pembeli.
4. Bangun Citra Konsisten di Semua Channel
Konsistensi adalah kunci membangun brand sehingga mudah dikenali. Gunakan warna, gaya bahasa, dan tone yang sama di semua tempat, baik di marketplace, media sosial, maupun kemasan produk.
Kalau brand ingin terlihat hangat dan ramah, pertahankan gaya itu di setiap interaksi dengan pembeli. Mulai dari balasan chat hingga postingan di Instagram, semuanya harus terasa sejalan.
Konsistensi ini juga menunjukkan profesionalitas. Pembeli akan lebih percaya pada toko yang terlihat rapi dan terkelola dengan baik. Selain itu, tampilan yang konsisten membantu orang mengingat brand dengan lebih cepat.
Dalam jangka panjang, hal ini membentuk citra kuat di kepala pelanggan, bahwa brand punya identitas yang jelas dan bisa diandalkan.
5. Kumpulkan dan Tanggapi Ulasan Pelanggan dengan Baik
Ulasan adalah salah satu faktor utama yang memengaruhi keputusan beli di marketplace. Banyak orang membaca review sebelum memutuskan membeli sesuatu. Karena itu, mintalah pelanggan untuk meninggalkan ulasan setelah mereka menerima barang.
Kalau ulasannya positif, ucapkan terima kasih dengan sopan. Kalau ada keluhan, tanggapi dengan tenang dan tawarkan solusi. Pembeli lain akan melihat cara brand merespons dan menilai keseriusan toko.
Ulasan negatif bukan akhir dunia, justru bisa jadi kesempatan untuk membangun brand dan menunjukkan profesionalitas. Selain itu, ulasan yang jujur juga membantu pebisnis memperbaiki kualitas produk. Semakin banyak review yang bagus, semakin tinggi kepercayaan calon pembeli terhadap brand.
6. Gunakan Fitur Promosi Marketplace secara Strategis
Marketplace menyediakan banyak fitur promosi seperti voucer toko, flash sale, atau iklan berbayar. Tapi jangan asal pakai semuanya sekaligus. Pelajari dulu mana yang paling efektif untuk produk yang ditawarkan.
Misalnya, gunakan flash sale untuk menarik perhatian pembeli baru, lalu gunakan voucer untuk mendorong pembelian ulang. Promosi yang tepat bisa meningkatkan visibilitas toko tanpa harus membuang banyak biaya.
Namun, pastikan tetap menghitung untung-rugi agar margin tidak habis di potongan diskon. Fokuslah pada produk unggulan untuk dijadikan andalan promosi. Kalau dilakukan dengan strategi yang baik, fitur-fitur ini bisa membantu membangun brand naik ke posisi yang lebih menonjol di marketplace.

7. Bangun Cerita dan Nilai Brand (Brand Story)
Sebuah brand yang kuat selalu punya cerita di baliknya. Cerita ini bisa berasal dari alasan memulai usaha, nilai yang dipegang oleh bisnis, atau proses pembuatan produk.
Misalnya, kalau menjual makanan rumahan, bisa angkat cerita tentang resep keluarga yang diwariskan. Cerita seperti itu membuat produk terasa lebih hangat dan autentik. Orang tidak hanya membeli barang, tapi juga membeli nilai dan perasaan yang datang bersamanya.
Jangan takut untuk menunjukkan sisi manusiawi dari bisnis, karena hal tersebut justru yang membuat brand akan menonjol. Cerita juga bisa membantu pembeli memahami keunikan produk dibanding yang lain. Dengan begitu, brand tidak hanya dikenal karena harga, tapi juga karena makna di baliknya.
8. Berikan Pelayanan yang Cepat dan Ramah
Pelayanan yang baik bisa membuat pelanggan kembali lagi, bahkan sebelum mereka melihat promo baru. Respons yang cepat dan sopan di chat sangat berpengaruh pada pengalaman belanja. Jangan biarkan pesan pembeli lama tak dibalas. Gunakan sapaan yang ramah dan jawab pertanyaan dengan sabar.
Kalau ada kendala dalam pengiriman, jelaskan dengan jujur. Pembeli lebih menghargai kejelasan daripada janji palsu. Sikap ramah juga bisa menciptakan kesan positif terhadap brand.
Banyak pelanggan yang menilai toko bukan hanya dari produk, tapi dari cara penjual memperlakukan mereka. Semakin menyenangkan pengalaman mereka, semakin besar kemungkinan mereka merekomendasikan toko ke orang lain.
9. Perkuat dengan Aktivitas di Media Sosial
Jangan hanya bergantung pada marketplace untuk membangun brand. Gunakan media sosial seperti Instagram, TikTok, atau Facebook untuk memperkenalkan produk dengan cara yang lebih santai.
Bagikan konten ringan, seperti proses pembuatan produk, testimoni pembeli, atau tips seputar penggunaannya. Semakin sering orang melihat aktivitas brand di media sosial, semakin kuat kepercayaan mereka.
Media sosial juga membantu menciptakan hubungan dua arah dengan pelanggan. Aktivitas ini membuat brand terlihat aktif dan dekat dengan pembeli, bukan sekadar toko yang menjual barang.
10. Evaluasi dan Adaptasi Secara Berkala
Pasar online berubah cepat. Tren produk, cara promosi, bahkan algoritma marketplace bisa berganti dalam waktu singkat. Karena itu, penting untuk rutin mengevaluasi performa toko.
Lihat produk mana yang paling laris, jam berapa pembeli paling aktif, dan jenis promosi apa yang paling efektif. Data seperti itu membantu mengambil keputusan dengan lebih tepat.
Jangan takut untuk mencoba hal baru jika strategi lama tidak lagi efektif. Adaptasi yang cepat bisa membuat brand tetap relevan dan kompetitif. Bahkan ketika tren berubah.
Baca juga: Cara Membaca Instagram Insight untuk Mengembangkan Akun dan Bisnis
Pada akhirnya, membangun brand di marketplace bukan soal siapa yang punya modal paling besar, tapi siapa yang paling konsisten menjaga kualitas dan kepercayaan.
Semua dimulai dari hal-hal kecil seperti foto produk yang rapi, pelayanan yang ramah, dan komunikasi yang jujur. Dari sana, kepercayaan akan tumbuh perlahan dan pembeli mulai mengenal nama toko.
Membangun brand memang butuh waktu. Para pemilik bisnis sebaiknya tidak terburu-buru. Yang penting, tetap fokus, terus belajar, dan jangan takut beradaptasi. Lama-lama, brand akan menonjol dengan sendirinya di antara banyaknya pesaing.
		    











