Biaya logistik yang tinggi masih menjadi permasalahan di Indonesia, terlebih di masa pandemi COVID-19. Berbagai macam upaya dilakukan untuk mengurangi dan menekan biaya logistik, seperti salah satunya yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Seperti yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian ketika memaparkan strategi Kementerian PUPR untuk menekan biaya logistik. Dalam jumpa pers, Hedy menyebut bahwa Kementerian PUPR menargetkan pembangunan 2.724 km jalan tol baru di Indonesia hingga tahun 2024.
Menurut Hedy, tujuan pembangunan jalan tol baru ini dimaksudkan untuk menurunkan waktu tempuh rata-rata per 100 km (travel time) yang akan berdampak terhadap penurunan biaya logistik. Dengan demikian, hal tersebut dapat menunjukka seberapa kompetitif jaringan jalan di Indonesia dalam mendukung sistem logistik.
Baca Juga: Jokowi Optimis Jembatan Teluk Kendari Datangkan Investasi Baru
“Dari analisis yang kita lakukan, travel time saat ini berada pada kisaran 2,3-2,5 jam per 100 km. Dalam target jangka panjang diharapkan dapat turun menjadi 1,5 jam/100Km. Strategi untuk mencapai itu adalah salah satunya dengan menjadikan jalan bebas hambatan sebagai backbone. Untuk mencapai target travel time 1,5 jam/100 km tersebut, berdasarkan hasil kajian dibutuhkan hampir 19 ribu km total jaringan jalan bebas hambatan di Indonesia,” ujar Hedy.
Dengan adanya penambahan ruas tol sepanjang 2.724 km, maka di tahun 2024 ruas tol di seluruh wilayah Indonesia akan mencapai panjang 4.817 km. Seperti diketahui, sampai akhir 2019 lalu Indonesia sudah memiliki 2.093 km jalan tol yang sudah beroperasi. Dan sampai Oktober 2020 ini, jalan tol di Indonesia sudah mencapai panjang 2.303,8 km (tambahan 310 km tol baru yang diresmikan).
“Hingga akhir Desember 2020 nanti, akan bertambah 11 ruas tol baru sepanjang 125 km,” imbuh Hedy. Adapun ke-11 ruas tol tersebut, antara lain Cimanggis-Cibitung Seksi IA (Cimanggis-Jatikarya) 3,17 km, dan Ujung Pandang Seksi 3 (AP Pettarani) 4,3 km yang rencananya akan rampung konstruksi pada minggu ketiga Oktober.
Baca Juga: 2 Kawasan Industri Halal Sudah Kantongi Izin, Tinggal 4 Lagi
Target Rampung Konstruksi 2020
Kementerian PUPR juga menargetkan sejumlah ruas jalan tol yang rampung di tahun 2020 ini. Seperti misalnya Balikpapan-Samarinda Seksi 1 (KM 13-Samboja) 22km dan Cinere-Serpong Seksi 1 (SS Serpong-SS Pamulang) 6,5 km ditargetkan selesai konstruksi pada November 2020.
Kementerian PUPR juga menargetkan Bogor Ring Road Seksi 3A (Simpang Yasmin-Kayu Manis) 3 km; Kayu Agung – Palembang-Betung Seksi 1 Tahap 1B (Jakabaring-SS Kramasan) 9 km, Cibitung-Cilincing Seksi 1 (Cibitung-Gabus Indah)13,52 km, Cengkareng-Kunciran 14,19 km; Medan-Binjai Seksi 1 Segmen 1B-1D Jl Veteran-Tj Mulia 3,52 km, dan Bekasi-Cawang-Kampung Melayu Seksi 1 (Koneksi Toll to Toll Wiyoto Wiyono + On Ramp Pasar Gembrong) & 2A (Jaka Sampurna-Kayuringin) 5,71 km rampung pada Desember 2020.
Ada juga ruas tol yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang saat ini sudah beroperasi penuh sebanyak 14 ruas tol dari 64 proyek tol PSN, sementara 10 ruas lainnya baru beroperasi sebagian. “Sebanyak 26 ruas sedang dalam tahap pengerjaan fisik, dan 14 ruas sisanya masih dalam tahap perencanaan,” tuturnya.
Baca Juga: Libur Panjang, Kemenhub Larang Truk Jenis Ini Lewat Tol Jakarta-Cikampek