Berawal dari pemasok pisang kepok dari Bengkulu ke Pekanbaru, Abdul Rahmat kini bisa menikmati penghasilan lebih dengan terjun lagsung menggeluti usaha UMKM pisang goreng kipas.
Tak tanggung-tanggung, dari usaha dan ketekunannya memasarkan pisang goreng kipas tersebut, dalam satu hari Rahmat bisa mendapatkan cuan sekitar Rp 5 juta.
BACA JUGA : 2021, Pemerintah Dorong UMKM Naik Kelas
“Setiap hari kami melayani pesanan kurang lebih 1.000 buah pisang kipas, kadang lebih,” ujarnya.
Hal ini pun tak lepas dari peran pembinaan PT Pertamina (Persero) yang terus melakukan bantuan, baik dalam hal proses serta pinjaman dana hingga bisa membuat UMKM naik kelas.
Ketika menjadi pemasok pisang kepok, Rahmat hanya mengecer ke pedaganan gorengan. Bernagkat dari itu, dia melihat para pelanggannya nampak semakin maju dan sukses, mulai dari punya rumah, mobil usaha, dan sebagainya.
Seketika ia tergerak, Rahmat yang hanya lulusan SMA tersebut akhirnya mulai memutar otak untuk berpikir bagaimana caranya bisa maju seperti para pelangannya tersebut.
“Pertama saya belajar mengiris pisang dulu, agar bisa tipis dan berbentuk kipas. Selanjutnya belajar meracik bumbu tepung pisang kipas agar gurih, renyah dan nikmat seperti sekarang,” ucap Rahmat.
“Itu butuh uji coba berbulan-bulan. Hingga memunculkan rasa yang khas seperti tekstur yang dimiliki Pisang Kipas 50 Gold kini,” kata dia.
BACA JUGA : UMKM Tenun dan Logam Sultra Dibidik ke Pasar Ekspor
Usaha UMKM produk Pisang Kipas 50 Gold kini menyediakan dua varian, yakni matang dan setengah matang. Untuk yang setengah diciptakan khusus sebagai oleh-oleh, dan bisa bertahan dua hari bila disimpan dalam freezer sebelum digoreng matang.
Sementara untuk harganya bervariasi, tergantung ukurannya mulai dari kecil di ecer Rp2.000 per buah, hingga paling besar Rp5.000 per buah.
Rahmat bersyukur bisa menjadi salah satu UMKM mitra binaan Pertamina, usaha yang berbasis di Jalan Sultan Syarif Qasim no 30b, Kota Pekanbaru, Riau ini semakin ramai dan sukses.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pertamina, karena banyak sekali membantu, hingga bisnis ini maju dan terkenal. Begitu juga permintaan datang dari luar kota, karena orang-orang di Pertamina, selalu memperkenalkan produk Pisang Kipas 50 Gold ke pada para tamu,” tuturnya.
Ada salah satu sebab dibalik ramainya pesanan pisang kipas miliknya, yakni kecepatan teknik dalam melayani pelanggan. Terutama semenjak Rahmat mengganti bahan bakar menggoreng pisang semula dari LPG melon 3 kg menjadi Bright Gas ukuran 5,5 kg atau 12 kg.
“Kalau pakai tabung 3 kg, mana cukup manasin minyak goreng dalam kuali ukuran 28 liter. Maka pakai si “pinky” pas, cukup untuk menggoreng ribuan pisang satu hari,” urai Rahmat.
BACA JUGA : Sepatu Kulit Magetan Merambah ke Luar Negeri
Secara terpisah, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, Pertamina mengapresiasi perjalanan usaha yang dijalani oleh Abdul Rahmat. Menurutnya, Pertamina akan terus mendukung UMKM serupa hingga dapat berkembang dan naik kelas.
“Dengan UMKM naik kelas, maka peluang pasar makin terbuka lebar. Sehingga dapat menyediakan banyak lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” tutup Fajriyah.