Ajang MotoGP Jadi Momentum Kopi Robusta Lombok Naik Daun

 

Gelaran balap motor internasional MotoGP Mandalika, hanya hitungan minggu. Momen ini cukup penting, selain mengangkat nama Indonesia, juga jadi kesempatan emas bagi pelaku UMKM untuk mengenalkan produknya secara global, salah satunya kopi asal Lombok.

Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki, meyakini varian kopi Robusta asal Lombok dapat menjadi produk unggulan. Terlebih, dalam event internasional seperti MotoGP yang akan digelar dalam waktu dekat, kopi robusta berpotensi laris manis.

“Para pengrajin kopi Robusta dan kopi jenis lainnya di Lombok perlu menyajikan dengan cara-cara yang lebih modern dan elegan selama pelaksanaan MotoGP yang akan digelar Maret 2022 mendatang,” ucap Teten.

BACA JUGA : Berlaku Tahun Ini, Kenali Metode Pembayaran Tol Tanpa Henti

Kopi Robusta MotoGP

Teten menambahkan, para pelaku usaha di industri kopi dapat memaksimalkan peluang bisnisnya dengan lebih banyak membuka coffe shop di wilayah Lombok selama acara berlangsung, dengan demikian, diharapkan pelaku bisnis atau UMKM menyajikan kopi secara khusus di setiap tempat sebab yang akan datang ke MotoGP diperkirakan 100 ribu orang.

Menurut Teten, bila wisatawan tersebut berada seminggu dan minum kopi dua kali sehari bisa untung. Karena itu, tempat minum kopi atau fasilitasnya harus dengan penyajian yang modern.

Pangsa pasar kopi Robusta di pasar domestik dan internasional sangat tinggi. Di dalam negeri banyak industri yang justru menyerap kopi varian tersebut, sehingga secara ekonomi kopi Robusta justru lebih unggul dibandingkan varian lainnya.

Untuk itu,Teten berharap para petani kopi di Lombok mulai serius untuk menjaga produktivitas dan kualitas kopi Robusta untuk disajikan saat gelaran internasional di Mandalika.

“Robusta ini lebih produktif apalagi nanti dikaitkan dengan climate change sehingga sulit memproduksi kopi Arabica yang butuh daerah dingin ketinggian di atas 1.000 kaki. Karena itu saya anjurkan dari sekarang kita perkuat produksi Robusta. Di Lombok ini sangat bisa dikembangkan,” jelasnya.

Selain itu, para petani dan pengrajin kopi di Lombok perlu mengembangkan model bisnis kopi melalui korporatisasi petani kopi. Menurut Teten, untuk memenangkan persaingan dan juga masuk ke dalam rantai pasok industri, petani kopi harus tergabung dalam satu wadah seperti koperasi.

Hal ini diperlukan agar skala produksi dan aspek keberlanjutan produksi bisa terjaga. Selain itu dengan bersatu dalam satu wadah akan menjaga iklim usaha UMKM serta akan memudahkan mereka dalam mencari pembiayaan.

BACA JUGA : Sambut MotoGP Mandalika, UMKM Dibekali Teknik Komunikasi Goda Konsumen Global

“Kalau ini dikonsolidasikan dalam korporatisasi petani akan lebih efisiensi dalam setiap sisi mulai dari pengadaan bibit, pupuk dan sampai logistik. Sebab Kalau kita perorangan itu costnya mahal,” tutup MenKopUKM Teten.

Di tempat yang sama Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid menyatakan bahwa industri kopi di Lombok Barat saat ini terus berkembang dengan basis produksi rumah tangga. Selama pandemi Covid-19 industri rumahan (UKM) kopi tetap bertahan dan menjadi salah satu sektor penopang ekonomi. Kedepan dengan dukungan pemerintah pusat, dia berharap industri kopi akan semakin dikenal oleh masyarakat luas terutama saat pagelaran MotoGP dan event internasional lainnya di NTB.

Exit mobile version