Aming Coffee Pontianak, Kisah Kopi Legendaris yang Jadi Member JLC

pemilik kopi legendaris aming coffee, member jlc jne

Koh Limin, pemilik Aming Cofee. Foto: Istimewa

JNEWS – Aming Coffee, sebuah nama yang tidak asing lagi bagi para penikmat kopi. Salah satu merek kopi lokal paling ikonik dari Pontianak, didirikan oleh Limin, yang akrab disapa “Koh Aming”. Bisnis ini berawal dari sebuah warung kopi sederhana dan kini telah berkembang menjadi produsen kopi bubuk yang distribusinya menjangkau seluruh Indonesia bahkan beberapa negara seperti Australia dan Malaysia.

Berdiri sejak tahun 1970, Aming Coffee awalnya berfokus pada produksi dan distribusi kopi bubuk ke berbagai warung kopi di Pontianak. Seiring berjalannya waktu, Aming Coffee membuka warung kopi pertamanya di Jl. Haji Abbas 1 No. 157, Pontianak, pada tahun 2002. Konsistensi dalam menjaga kualitas produk telah menjadi kunci keberhasilan Aming Coffee yang kini mempekerjakan lebih dari 100 karyawan.

Menurut Koh Aming, salah satu rahasia kesuksesan Aming Coffee adalah kontrol kualitas yang ketat dari hulu ke hilir. “Saya mengontrol sendiri secara ketat kualitas produk mulai dari pembelian bahan baku dan juga proses produksi, sehingga menghasilkan produk yang berkualitas tinggi,” ujarnya.

Aming Coffee hanya menggunakan biji kopi Robusta murni tanpa campuran bahan tambahan lain. Setiap proses, melalui dari pemilihan biji kopi yang diambil langsung dari petani lokal, penyangraian, hingga penggilingan diawasi dengan cermat. Hal ini demi menjaga cita rasa autentik dan konsisten yang telah menjadi ciri khas Aming Coffee.

Di era digital ini, Aming Coffee berhasil beradaptasi tanpa meninggalkan identitas aslinya. Dengan lebih dari 66 ribu pengikut di akun Instagram @amingcoffee memanfaatkan media sosial sebagai alat promosi yang kuat. Namun, Koh Aming menegaskan bahwa fondasi bisnisnya tetap pada warung kopi fisik.

“Media sosial adalah alat yang sangat kuat untuk memperluas jangkauan bisnis. Kami melihat dunia digital sebagai pelengkap, bukan pengganti. Aming Coffee tetap kokoh karena fondasi kami adalah warung kopi fisik, tempat di mana kami membangun hubungan dan kepercayaan dengan pelanggan selama puluhan tahun.” ungkap Koh Aming.

“Memanfaatkan media sosial merupakan cara kami untuk mengajak orang datang ke warung. Tapi percakapan, tawa, dan aroma kopi yang diseduh langsung pada cangkir kopi yang disajikan di hadapan pelanggan merupakan esensi bisnis kami. Penting untuk terus berinovasi dan memahami platform yang kita gunakan agar bisa berkomunikasi secara efektif dengan audiens.” tambahnya.

Selama hampir satu dekade, Aming Coffee telah menjalin kemitraan dengan JNE dalam urusan distribusi kiriman. Limin, sang pemilik, juga menjadi anggota JNE Loyalty Card (JLC). Kolaborasi ini membantu Aming Coffee memastikan pengiriman produknya lebih efisien, tepat waktu, dan terpercaya.

Baca juga: Batik Organik, Modest Fashion Asal Bogor yang Tembus Pasar Global

“Manfaat menjadi member JLC selain banyak diskon dan promo, kita juga bisa menggunakan layanan pick up untuk distribusi pengiriman kopi. Keuntungan khusus lainnya yaitu mendapatkan voucer ongkos kirim yang dapat membantu meringankan biaya pengiriman dari customer sehingga dapat meningkatkan daya beli,” kata Koh Aming.

Baru-baru ini, Aming Coffee berkolaborasi dengan JNE dalam acara JLC Member Gathering di Pontianak pada 10 September 2025. Di mana Koh Aming berbagi wawasan tentang produksi, promosi, dan distribusi produknya kepada para member JLC lainnya. Kisahnya menjadi inspirasi bagaimana sebuah brand legendaris bisa tetap relevan dan dicintai di tengah persaingan pasar yang ketat. Dengan komitmen pada kualitas, inovasi, dan pelayanan yang konsisten, Aming Coffee terus menjadi simbol kebanggaan Pontianak dan pilihan utama bagi pecinta kopi di seluruh negeri.

Exit mobile version