JNEWS – Indonesia memang bukan negara tirai bambu tapi bambu lekat dengan kehidupan masyarakat. Saat ini, anyaman bambu bukan hanya benda fungsional tapi juga ada nilai estetikanya. Produknya tak lagi hanya berbentuk besek, tapi juga berupa kemasan hampers, lampu gantung, hingga menjadi saung atau vila.
Bahkan di beberapa daerah berdiri sentra-sentra kerajinan bambu yang hasilnya telah diekspor.
10 Daerah yang Terkenal dengan Kerajinan Anyaman Bambu
Dikutip dari laman Lindungi Hutan, diperkirakan ada 157 jenis bambu di Indonesia yang berarti 10% dari bambu yang ada di dunia. Namun yang dimanfaatkan baru sekitar 50%. Pemanfaatan bambu untuk bahan kerajinan dapat memberikan nilai tambah berkali-kali lipat.
Berikut ini adalah 10 daerah yang terkenal dengan produk kerajinan anyaman bambu.
1. Yogyakarta
Yogyakarta merupakan salah satu daerah penghasil kerajinan berkualitas ekspor, termasuk kerajinan anyaman bambu. Jenis kerajinan yang dihasilkan sangat banyak, bahkan mungkin terbanyak di Indonesia, dari berbagai wadah, kipas, kap lampu hingga mebel.
Sentra-sentra kerajinan bambu yang terkenal di Yogyakarta antara lain Muntuk, Tunggak Semi, Sedangmulyo, Brajan, dan masih banyak lagi. Sentra terbanyak ada di wilayah Sleman, disusul dengan Bantul.
Umumnya usaha kerajinan bambu di Yogyakarta dijalankan secara turun-temurun dan sudah bernilai ekspor. Kemajuan kerajinan di Yogyakarta merupakan perpaduan antara kemauan warga untuk terus belajar serta ketersediaan berbagai pelatihan dan fasilitas UMKM dari pemerintah daerah.
Untuk sampai ke tahap tersebut tidak mudah karena pengrajin harus memenuhi spesifikasi standar asing, terutama Eropa karena kerajinan berbahan alam mudah berjamur jika tidak dilakukan treatment khusus. Sementara bahan untuk treatment tersebut harus ramah lingkungan.
Baca juga: Di Balik Layar Pembuatan Wayang Kulit, Seni dan Kerajinan yang Memukau
2. Sukabumi
Kerajinan bambu Sukabumi terkenal kuat karena rangkap dan saling silang. Pada zaman Karesidenan Priangan, bambu di Sukabumi banyak digunakan sebagai bahan konstruksi. Bahkan jembatan yang menggunakan bambu kuat menyangga kuda yang lewat. Saat ini, bambu masih dijadikan konstruksi rumah adat Ciptagelar. Umumnya hasil kerajinan bambu dari Sukabumi berhubungan dengan peralatan rumah tangga.
3. Tasikmalaya
Tasikmalaya memiliki banyak sentra kerajinan bambu antara lain di Kampung Cikaray, Sentra Kerajinan Anyaman Bambu Leuwisari, Desa Mandalagiri, Sentra Bambu Rajapolah, Parakanhonje, Indihiang, Mangkubumi, Salawu, dan Singaparna.
Kampung Cikaray memproduksi kerajinan bambu secara massal bukan karena ada pabrik besar tetapi karena 90% penduduknya pengrajin bambu. Di kampung ini ada 600 kepala keluarga. Kebanyakan hasil kerajinan Leuwisari berupa peralatan rumah tangga dan interior, antara lain berbagai wadah, kotak makanan, dan kap lampu. Sementara Rajapolah terkenal sebagai sentra kerajinan untuk suvenir.
4. Banyuwangi
Banyuwangi memiliki desa kebanggaan yang bernama Gintangan. Desa ini tidak tanggung-tanggung dalam mencintai bambu karena nama Gintangan berasal dari kata gontang atau gontangan, yang artinya bumbung bambu.
Bumbung bambu ini digunakan oleh Sulung Agung sebagai wadah air ketika dalam pelarian dari Perang Bayu tahun 1771-1774. Gintangan memiliki event rutin bernama Gintangan Bamboo Festival (GBF) yang menampilkan seluruh karya warga. Salah satu karya yang mencengangkan adalah baju dari serat bambu.
5. Tangerang
Di tengah pesatnya industri modern di Jabodetabek, ada sebagian masyarakat Tangerang yang masih hidup dari keterampilan menganyam bambu yang diperoleh secara turun temurun. Sebagian masyarakat di Ciakar, Legok, Curug, Cikupa, Balaraja dan Ciputat masih memanfaatkan teknik anyaman yang diwariskan para leluhur.
Pada masa kolonial Belanda hingga setelah kemerdekaan, produk topi bambu dari Tangerang pernah populer hingga Asia, Eropa dan Amerika sehingga menjadi ikon kota Tangerang. Desain topi anyaman tersebut diperoleh dari pengusaha Filipina yang sedang melakukan riset untuk ekspansi usaha. Sedangkan produk hasil pengembangan pengrajin lokal umumnya berupa alat musik dan kelengkapan rumah.
6. Purbalingga
Jika melihat motif anyaman bambu wulung yang menghiasi saung-saung restoran maka itulah contoh produk kerajinan bambu dari Purbalingga. Purbalingga memiliki sentra kerajinan bambu di Klapasawit, Karanggedang, Karangtalun, dan sebagainya. Kebanyakan produk dari sini berupa dekorasi atau interior, namun ada pula wadah-wadah makanan. Produk Purbalingga juga sudah merambah pasar ekspor.
7. Jember
Jember memiliki sentra-sentra kerajinan anyaman bambu di Dusun Krajan Desa Nogosari, Dusun Calok Kecamatan Arjasa, Desa Padomasan, Desa Sidomukti, Dusun Jambuan Kelurahan Antirogo dan sebagainya. Umumnya usaha kerajinan tersebut didirikan untuk memanfaatkan tanaman bambu yang berlimpah. Produk kerajinan bambu Jember diserap oleh pasar lokal untuk wadah makanan, wadah hantaran atau kemasan produk oleh-oleh.
8. Sanggau
Kalimantan Barat juga memiliki daerah yang terkenal dengan kerajinan anyaman bambunya, yaitu di Sanggau, tepatnya di Desa Pusat Damai Kecamatan Parindu. Produk dari desa ini merupakan hasil keterampilan yang turun temurun dengan ciri khas motif-motif tradisional. Umumnya motif-motif tersebut menggambarkan keindahan alam, kehidupan masyarakat dan mitos atau legenda setempat.
Sedangkan wujud produk tersebut bermacam-macam, dari mebel, hiasan ruangan hingga tas. Produk Sanggau secara keseluruhan dapat membuat ruangan bernuansa tropikal dan alami. Pembeli atau wisatawan yang datang ke tempat produksi bisa melihat proses pembuatannya.
9. Buleleng
Di Buleleng terdapat Desa Bali Aga yang dikenal dengan SCTPB (Sidetapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa, dan Banyuseri). Di setiap desa di Bali Aga pasti ada pengrajin bambu yang memasarkan produknya hingga mancanegara. Bahkan 80% warga Tigawasa menguasai teknik pembuatan produk kerajinan bambu. Kebanyakan produk daerah ini berupa kemasan untuk hampers dan wadah-wadah lainnya.
10. Kudus
Salah satu sentra kerajinan bambu di Kudus terletak di Desa Jepang, Mejobo. Kerajinan dari Desa Jepang ini tumbuh untuk memanfaatkan tanaman bambu yang banyak tumbuh di pekarangan warga. Perkembangan produknya didukung dengan mulai beralihnya perilaku masyarakat ke penggunaan wadah-wadah ramah lingkungan.
Produk dari desa ini antara lain tempat hantaran, rantang, tempat tisu, tas, sketsel (pembatas ruangan), dan sebagainya. Ciri khas produknya cenderung alami, baik dari teknik pengerjaan maupun tampilan atau warna produknya.
Baca juga: Cara Merawat Kerajinan dari Bambu agar Tahan Lama
Daerah-daerah di atas menunjukkan bahwa bambu dapat menjadi berbagai produk menarik di tangan pengrajin yang terampil. Perkembangan kerajinan anyaman bambu dari daerah-daerah tersebut beragam, dari untuk memenuhi kebutuhan rumah hingga pernah menjadi tren fashion internasional. Bambu merupakan hasil kekayaan alam Indonesia yang menjelma menjadi berbagai produk unggulan.