Apa Itu Omakase? Pengalaman Makan Eksklusif ala Jepang

JNEWS – Makan di restoran Jepang sering menghadirkan pengalaman unik yang berbeda dari budaya kuliner lain. Salah satu yang menarik perhatian belakangan ini adalah konsep omakase. Apa itu omakase? Istilah ini merujuk pada konsep makan yang memercayakan penuh kepada chef untuk memilih dan menyajikan hidangan.

Tradisi ini bukan sekadar makan biasa, melainkan sebuah pengalaman rasa yang dirancang khusus oleh chef. Setiap hidangan dibuat dan disajikan secara detail, baik bahannya, teksturnya, hingga presentasinya.

Omakase bisa dianggap sebagai bentuk kombinasi seni dan keahlian kuliner Jepang. Karena itu, sering kali perjamuan omakase dihargai mahal.

Apa Itu Omakase?

Banyak orang penasaran mengenai apa itu omakase akhir-akhir ini. Omakase adalah salah satu konsep perjamuan makan Jepang yang unik dan personal. Dalam konsep makan ini, chef-lah yang akan menentukan menu apa saja yang disantap oleh pelanggan. Keistimewaan omakase terletak pada pengalaman kuliner yang personal dan eksklusif tersebut.

Kata “omakase” sendiri berarti “saya percayakan kepada Anda”. Dengan konsep  ini, pelanggan menunjukkan kepercayaan penuh kepada chef untuk memilihkan hidangan terbaik berdasarkan bahan segar yang tersedia. Bahan tersebut kemudian diolah sesuai keahlian sang chef secara detail, satu per satu.

Apa yang disajikan dalam omakase menjadi cerminan kreativitas dan tingkat keahlian chef. Dengan demikian, bisa dikatakan, omakase adalah bentuk seni kuliner, lantaran memberikan sensasi makan yang unik dan tak terlupakan.

Baca juga: Mengenal Kaiseki: Hidangan Makanan Jepang Tradisional yang Menarik

Etika Omakase

Setelah mengetahui apa itu omakase dan apa keunikannya, ada beberapa etika yang wajib diperhatikan jika ingin menikmati pengalaman kuliner berkelas ini. Apa saja?

Apa Itu Omakase?

1. Berkomunikasi dengan Chef

Sebelum sesi dimulai, penting untuk berbicara dengan chef mengenai preferensi makanan, alergi, atau pantangan tertentu. Informasi ini akan membantu chef menyesuaikan menu agar tetap menyenangkan dan aman. Misalnya, jika ada alergi terhadap makanan laut tertentu, chef dapat mengganti bahan tersebut dengan alternatif yang sesuai.

Selain itu, jika ada makanan yang kurang disukai, seperti rasa pedas atau bahan tertentu seperti uni (landak laut), sampaikan dengan sopan. Komunikasi ini tidak hanya menghormati chef, tetapi juga memastikan setiap hidangan dapat dinikmati sepenuhnya.

2. Hormati Pilihan Chef

Ingat kan, apa itu omakase? Betul, artinya adalah “saya percayakan kepada Anda” yang menyimbolkan penghormatan terhadap pilihan chef. Dengan begitu, bagian ini sangat penting dalam etika makan omakase.

Percayai proses ini, karena setiap hidangan dirancang dengan cermat untuk memberikan pengalaman rasa yang unik dan autentik. Mengkritik atau meminta penggantian hidangan secara langsung dapat dianggap kurang sopan dan merusak esensi dari omakase. Sebaliknya, nikmati setiap sajian sebagai bentuk apresiasi terhadap keahlian chef.

3. Makan Hidangan dengan Segera

Dalam pengalaman omakase, setiap hidangan, misalnya sushi, disajikan pada waktu dan kondisi terbaik untuk dinikmati. Pasalnya, omakase juga soal keseimbangan rasa, suhu, dan tekstur.

Seperti sushi, sering disiapkan dengan suhu nasi yang hangat dan ikan yang dingin untuk menciptakan kontras. Menunda makan dapat mengubah rasa dan tekstur, mengurangi kualitas pengalaman yang telah direncanakan chef.

Sebaiknya, langsung konsumsi hidangan segera setelah disajikan untuk menghargai upaya chef dalam menjaga kelezatan dan keautentikan setiap sajian. Menghargai waktu penyajian adalah bagian penting dari etika omakase.

4. Gunakan Tangan atau Sumpit dengan Benar

Dalam tradisi omakase, etika penggunaan tangan atau sumpit sangatlah penting. Umpamanya, sushi tradisional dirancang untuk dimakan dengan tangan, untuk menjaga teksturnya tetap lembut. Namun, jika lebih nyaman, sumpit juga dapat digunakan, asalkan digunakan dengan benar dan sopan.

Hindari menusuk makanan dengan sumpit, karena dianggap tidak sopan dalam budaya Jepang. Selain itu, jangan pernah meletakkan sumpit secara sembarangan, seperti menyilangkan atau menancapkannya ke dalam nasi. Untuk itu, disediakan tempat khusus atau tatakan untuk sumpit. Letakkan sumpit di atas tatakan ini saat tidak digunakan.

5. Hindari Penggunaan Berlebihan Kecap Asin

Penggunaan kecap asin sebaiknya dibatasi, demi menjaga keaslian rasa yang telah diracik oleh chef. Pasalnya, bahan yang digunakan sudah berkualitas tinggi.

Mencelupkan hidangan secara berlebihan ke dalam kecap asin dapat dianggap sebagai tanda kurang menghormati keahlian chef dan tradisi omakase. Menikmati rasa alami setiap hidangan adalah bagian dari apresiasi terhadap seni kuliner ini.

Saat mencelupkan sushi, cukup celupkan sedikit saja pada bagian ikan, bukan nasi. Mencelupkan nasi dapat membuatnya terlalu basah dan merusak tekstur serta keseimbangan rasa.

6. Nikmati dengan Tenang

Nikmati pengalaman omakase dalam suasana yang tenang dan fokus. Hindari berbicara terlalu keras, karena dapat mengganggu pelanggan lain yang juga ingin menikmati hidangan dalam suasana damai.

Menggunakan ponsel selama sesi makan, seperti mengambil foto berlebihan atau menjawab panggilan, juga sebaiknya dihindari. Pasalnya, hal ini dapat mengalihkan perhatian dari pengalaman yang disajikan oleh chef.

Untuk menyelami konsep dan apa itu omakase, hargailah setiap detail, mulai dari presentasi hingga rasa. Berikan perhatian penuh pada setiap hidangan yang disajikan, tanpa tergesa-gesa.

Momen ini juga merupakan bentuk penghargaan terhadap keahlian dan kerja keras chef. Ketika suasana tenang dipertahankan, pengalaman omakase menjadi lebih bermakna, baik untuk diri sendiri maupun orang lain di sekitar.

7. Berterima Kasih pada Chef

Mengucapkan terima kasih kepada chef adalah bagian penting dari etika dalam pengalaman omakase. Ucapan ini bisa disampaikan di sela-sela penyajian atau di akhir sesi. Agar lebih luwes, bisa menggunakan ungkapan ala Jepang seperti “gochisosama deshita”, yang berarti “terima kasih atas makanannya”.

Baca juga: Sejarah Mochi dalam Budaya Jepang dan Cara Membuatnya dengan Mudah

Contoh Restoran Omakase di Jakarta

Sumber: Instagram Senju Omakase

Salah satu restoran yang menyajikan konsep omakase di Jakarta adalah Senju Omakase. Resto ini terletak di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, dan menawarkan pengalaman kuliner Jepang yang autentik dengan fokus pada menu omakase.

Dikutip dari Nibble, restoran ini menyediakan berbagai pilihan omakase, seperti Kaiseki Lunch Omakase, Muromachi Omakase, Higashiyama Omakase, dan Kamakura Omakase, dengan harga di bawah Rp2.000.000 per orang. Salah satu hidangan istimewa yang jarang ditemukan di restoran Jepang lain adalah foie gras.

Dengan suasana elegan dan layanan profesional, Senju Omakase menjadi destinasi ideal bagi pecinta kuliner Jepang yang mencari pengalaman makan eksklusif di Jakarta.

Omakase bukan sekadar sesi makan, tetapi sebuah momen pengalaman personal dalam seni kuliner Jepang. Memahami apa itu omakase memberikan gambaran tentang betapa eksklusifnya konsep makan ini, dengan penghargaan setinggi-tingginya untuk keterampilan sang chef. Pengalaman omakase mengajarkan tentang kepercayaan dan apresiasi terhadap seni kuliner.

Exit mobile version