Asa Pemilik Rengginang Kidal Meraih Mimpi dengan Sebelah Tangan

Oleh Panji Prayitno, Wartawan Liputan6.com*

Adonan camilan rengginang tertata rapi di atas sebuah loyang. Bentuknya bulat pipih terbuat dari beras ketan murni. Satu per satu loyang berisi rengginang tersebut dikeluarkan dari oven oleh Yani Risnawati.

Setelah itu, loyang-loyang berisi rengginang dijejerkan satu per satu untuk didinginkan. Setelah dingin, rengginang tersebut dimasukkan ke dalam toples untuk kemudian digoreng.

Loyang berisi rengginang diangkat oleh Yani menggunakan kekuatan tangan kiri. Sembari itu, Yani pun menyiapkan beberapa boks rengginang yang sudah matang untuk dikirim ke Bogor dan Bandung.

Yani tak sendiri, dua petugas ekspedisi JNE datang membantu pengemasan. Yani menyiapkan boks Rengginang Kidal Cirebon yang akan dikirim.

Seorang petugas kurir JNE mulai mengemas boks rengginang tersebut ke dalam sebuah kantong plastik. Rengginang yang sudah dibungkus tersebut kemudian dilapisi plastik gelembung atau buble wrap.

Sementara, petugas yang lain menyiapkan lakban dan mencatat alamat tujuan pengiriman. Setelah selesai dikemas, petugas kemudian membawa paket rengginang untuk dikirimkan ke alamat tujuan.

“Saya terkena stroke sejak tahun 2013. Kejadian di kereta dalam perjalanan pulang ke Cirebon, kata dokter ada penyumbatan sebelah. Sampai sekarang saya rutin terapi ke dokter sambil jualan rengginang. Hampir setiap hari orang JNE ke sini ambil pesanan,” kata pemilik UMKM Rengginang Kidal ini, Jumat (21/1/2022).

Kondisi fisiknya yang kekurangan tidak menyurutkan Yani untuk bangkit mencari penghasilan di tengah keterbatasan.

Tahun 2017 silam, Yani diundang ke acara reuni SDN Kebon Baru 4 Cirebon. Ketika itu, Yani mengaku bingung ingin membawa oleh-oleh apa untuk teman-teman lamanya.

Tangan Kiri

Yani Risnawati tengah sibuk mengangkat adonan rengginang untuk ditiriskan sebelum digoreng. Foto (Liputan6.com/Panji Prayitno)

“Dalam keadaan stroke kebayang kan mesti kasih apa ke mereka, sedangkan keuangan saya drop dengan pengobatan dan sebagainya. Akhirnya saya nekat bikin rengginang dan alhamdulillah banyak yang suka. Kebetulan Wali Kota Bogor Bima Arya teman sekelas di SD Kebon Baru 4 Cirebon saya kasih juga dan suka,” ujar dia.

Melihat respons baik dan dukungan penuh dari teman-teman SD-nya, Yani pun mulai serius menekuni usaha pembuatan camilan rengginang.

Proses pembuatan rengginan kidal seluruhnya menggunakan tangan kiri. Ini yang menjadi cikal bakal Yani menamakan usahanya Rengginang Kidal.

Tak puas dengan hanya membagikan rengginang kepada teman-teman SD-nya, Yani membagikan rengginang kepada dokter terapinya.

“Alhamdulillah suka juga, bahkan dokter Yani menyarankan untuk mengurus proses administrasi dan perizinan seperti PIRT dan sebagainya. Katanya rasa rengginang Yani beda,” ujar Yani.

Baca juga: Brand Kekinian Asli Indonesia Ini Buka Gerai Baru di Mal Sarinah

Perlahan tapi pasti, usaha rengginang kidal Yani pun mulai banyak pesanan. Dari mulut ke mulut, banyak juga pelanggan baru yang memesan rengginangnya.

Yani semakin bersemangat menggeluti usaha rengginang saat dia bergabung dengan rumah BUMN. Dengan gigih, Yani mulai belajar berbisnis secara profesional.

Berbagai kegiatan patihan UMKM selalu diikuti Yani. Mulai dari manajemen keuangan, pemasaran hingga proses pengemasan.

“Kondisi Yani kan masih stroke tidak bisa nulis. Jadi untuk mensiasatinya Yani rekam dengan ponsel. Alhamdulillah berhasil,” kata dia.

Pengalaman Yani memproduksi rengginang kidal tidak sia-sia. Yani mulai memberanikan diri berjualan melalui online sejak tahun 2019.

Ekspedisi JNE

Petugas JNE membantu pengemasan produk di tempat produksi Rengginang Kidal. Foto (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Saat itu, produksi rengginang Yani 3 kg sehari. Pasar rengginang Yani sebagian besar berada di luar Cirebon.

“Alhamdulillah saya pake jasa pengiriman JNE sejak tahun 2019. Dari dulu Yani diantar anak mengirim pesanan sendiri ke JNE-nya dan sekarang dimudahkan dengan kurirnya datang ke rumah ambil pesanan,” ujar dia.

Melihat pesanan semakin banyak, Yani mengajak empat orang tetangga rumahnya untuk menjadi karyawan. Yani menjual rengginang kidalnya melalui IG, Google Bisnis, WA, FB.

Seiring banyaknya pesanan, Yani mengaku punya banyak reseller dan menjual rengginang di marketplace.

“Memang banyak reseller itu pun tumbuh dengan sendirinya. Mereka minta izin saya jual di marketplace dan silakan saja. Karena jujur untuk jual ke marketplace belum sanggup dan butuh tambahan orang. Jadi Yani hanya fokus produksi kemudian kirim saja,” kata dia.

Rengginang buatan Yani dijual Rp 35 ribu per boks. Ada empat varian, yakni terasi original, bawang, kencur dan daun jeruk.

Yani mengaku, usaha yang digelutinya sempat mendapat respons negatif lantaran proses pembuatannya menggunakan tangan kiri.

Namun, semangat Yani semakin menggebu setelah mendapat label halal dari MUI Jawa Barat hasil rekomendasi rumah BUMN.

“Orang pasti berpikir kidal tidak baik dalam Islam. Ketika proses halal MUI Jabar datang melihat langsung proses produksi. Yani kemudian tanya ‘Pak kalau misal tangan kanan saya tidak berfungsi apa saya tidak boleh berusaha’. Sementara rengginang ini penopang ekonomi saya dan keluarga termasuk pengobatan. Akhirnya mereka meminta maaf dan alhamdulillah dapat label halal,” ujar Yani.

Pilihan JNE

Petugas JNE membantu pengemasan produk Rengginang Kidal. Foto (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Hingga pada perjalanannya, Yani masuk ke dalam kategori UMKM pilihan dalam program Pesona JNE.

Yani mengaku terbantu dengan layanan yang diberikan oleh JNE. Mulai dari pengemasan hingga sikap ramah petugas JNE kepadanya.

“Selain dibantu pengemasan dan pengiriman, kita dapat cashback kadang diajak podcast. Kemudian diberi pelatihan sampai promosi oleh pesona JNE. Saya ikut pesona JNE dari tahun 2020,” ujar dia.

Promosi rengginang yang dilakukan secara online maupun dari mulut ke mulut juga menarik minat sejumlah artis ibu kota hingga pejabat negara.

“Tiba-tiba ada yang DM IG saya ternyata manajemen artis seperti Indi Barens, Fersy Hasan, Aldebaran. Bahkan saya terbantu lewat promosi mereka di media sosial pribadi. Saya juga diajak manajemennya ke lokasi syuting,” kata dia.

Tidak ada proses yang menghianati hasil. Usaha yang ditekuni Yani kebanjiran pesanan saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia tahun 2020.

Baca juga: Kopi Indonesia Unjuk Gigi di Amerika Serikat, Suskes Buka Peluan Miliaran Rupiah

Ketika masa pandemi tahun 2020, penjualan rengginang kidal Yani naik 40 persen. Dalam sehari, Yani bisa mengirim sampai 30 boks, meningkat dari sebelum pandemi 10 boks.

“Sampai waktu itu malam takbiran artis Aming Ekstravaganza pesan dan mereka mau dikirim setelah lebaran. Tidak disangka pesanan Aming dikirim ke Gabungan Artis Sunda (GAS) akhirnya manajemennya kontak Yani,” ujarnya.

Selain artis, Menteri BUMN Erick Tohir dan Menparekraf Sandiaga Uno turut serta membantu promosikan produk Rengginang Kidal Yani.

Pasar Digital

Yani Risnawati memasukkan rengginang untuk dikemas ke dalam boks. Foto (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Dia menjelaskan, rengginang kidal buatannya murni dibuat dari beras ketan. Dia mengakui harga jual rengginangnya berbeda karena bumbunya dibeli langsung dari pasar.

Selain itu, proses pengolahan rengginang juga masih terbilang konvensional. Disebutkan, proses pembuatan rengginang membutuhkan waktu 3 hari.

“Kan ada proses penjemuran di matahari tuh kalau lagi mendung terbantu oven dan layanan JNE,” ujar dia.

Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat Herawanto mengatakan, sektor UMKM menjadi segmen yang melibatkan masyarakat banyak dengan strata luas. Bahkan, ketika pandemi dinyatakan berakhir, digitalisasi menjadi salah satu cara bertahan hidup dalam meningkatkan daya saing.

Dia menjelaskan, pentingnya mengelola sektor UMKM untuk membantu stabilitas rupiah yang dapat mempengaruhi keseimbangan arus modal masuk dan keluar.

“Salah satu hal yang patut di perhatikan seperti Thailand dan Malaysia itu aspek ekspornya kuat dan membantu menstabilkan nilai tukar mata uangnya. Logikanya ketika neraca pembayaran cenderung defisit artinya posisi negara kita terhadap luar sering dikatakan terindikasi ada kerawanan. Untuk itu, sektor UMKM menjadi kunci,” ujar dia.

Branch Manajer JNE Cirebon Mufidz mengatakan, Pesanan Oleh-Oleh Nusantara (Pesona) JNE merupakan salah satu program dukungan dan wadah bagi para pelaku UKM untuk mengembangkan usahanya dengan perluasan pangsa pasar di dalam maupun luar negeri.

Dia mengatakan, setiap saat selalu membuka kesempatan luas kepada seluruh pelaku UMKM di Cirebon untuk bergabung dalam program ini. Namun, ada beberapa seleksi untuk dinyatakan lolos dalam program Pesona JNE.

“Salah satunya mengirim sampel produk dikirim ke Pesona Jakarta kemudian diputuskan oleh tim di Jakarta. Tapi selama ini rata-rata terpenuhi semua. Selain itu syarat lain sudah ada PIRT, tampilan menarik, kemudian yang bersangkutan ada minat dan mengajukan ke JNE,” kata Mufidz.

*Artikel ini pertama kali  tayang di Liputan6.com untuk diikutsertakan dalam JNE Content Competition 2022.

Exit mobile version