JNEWS – Setiap 17 Mei, Indonesia merayakan Hari Buku Nasional. Momen ini seharusnya bisa jadi pengingat betapa pentingnya kebiasaan baca buku, apalagi di tengah zaman serba cepat seperti sekarang.
Sayangnya, makin banyak anak muda yang lebih betah scroll TikTok, YouTube Shorts, atau Instagram selama berjam-jam. Mereka tanpa sadar membiarkan otak lelah karena terlalu banyak informasi instan.
Cara Mudah Suka Baca Buku untuk Anak Muda Zaman Sekarang
Scroll-scroll terus memang seru, tapi kalau kebiasaan itu jadi satu-satunya cara hiburan dan belajar, bisa-bisa otak pelan-pelan tumpul alias brain rot.
Padahal, buku masih punya cara yang unik buat mengajak kita berpikir lebih dalam secara pelan-pelan, menyerap informasi dengan tenang, dan benar-benar nyambung secara emosional.
Supaya tidak terus kebablasan tenggelam di dunia swipe-up, ada beberapa cara ringan yang bisa dicoba biar mulai suka baca buku lagi—tidak memaksa, tapi bisa bikin ketagihan dalam cara yang baik.
1. Mulai dari Topik yang Memang Diminati
Biar bisa suka baca buku, langkah pertama adalah tahu dulu apa yang bikin tertarik. Tidak usah langsung ambil buku-buku yang berat atau dianggap “harus dibaca orang pintar”. Mulai aja dari hal-hal yang disuka.
Misalnya suka cerita cinta? Cari novel romansa yang ringan. Suka misteri? Banyak kok thriller lokal atau terjemahan yang seru. Bahkan buku soal keuangan atau pengembangan diri juga banyak yang ditulis dengan gaya ringan.
Intinya, kalau topiknya menarik, membaca tidak akan terasa sebagai beban.
Baca juga: 10 Rekomendasi Buku yang Menginspirasi untuk Dibaca di Hari Buku Sedunia
2. Gunakan Format yang Disuka: Buku Fisik, eBook, atau Audiobook
Tidak semua orang nyaman baca buku cetak. Ada yang lebih senang dari layar ponsel. Ada juga yang suka mendengarkan sambil jalan atau cuci piring.
Format buku sekarang sudah beragam. Kalau lebih betah baca pakai eBook, tinggal unduh aplikasi yang sesuai. Kalau lebih nyaman sambil mendengarkan, banyak audiobook di platform streaming.
Tidak ada cara baca yang paling benar. Yang penting: ada cerita yang masuk, ada isi yang diserap.
3. Baca Sedikit Tapi Rutin
Salah satu alasan orang malas baca buku adalah karena merasa harus langsung baca banyak. Padahal tidak harus begitu.
Baca 5 sampai 10 halaman per hari saja sudah cukup buat mulai membangun kebiasaan membaca. Kalau sudah rutin, nanti halaman demi halaman bisa bertambah sendiri seiring hari. Lama-lama, buku setebal apa pun bisa kelar juga. Yang penting konsisten.
Bukan jumlah bacaan yang bikin jadi pembaca, tapi rutinitasnya.
4. Gabung Komunitas Buku atau Ikuti BookTok/Bookstagram
Kadang semangat baca bisa muncul dari orang lain. Lihat orang lain antusias cerita soal buku bisa menularkan energi yang sama.
Di TikTok dan Instagram banyak banget akun yang khusus bahas buku, atau istilahnya BookTok dan Bookstagram. Ulasannya singkat, gaya bahasanya santai.
Kalau mau mengobrol lebih dalam, banyak juga komunitas buku di Goodreads, Telegram, Discord, sampai Facebook. Bisa diskusi, tukar rekomendasi, atau bahkan ikut baca bareng.
5. Jadikan Buku sebagai ‘Me Time’
Baca buku bisa jadi cara buat rehat dari dunia yang bising. Saat layar ponsel terasa bising dan otak capek lihat notifikasi, coba buka halaman buku.
Tak perlu suasana sunyi total. Tapi bikin waktu khusus untuk baca bisa jadi cara buat mengenal diri lebih dalam. Entah pagi sebelum mulai hari, atau malam sebelum tidur. Bahkan sepuluh menit pun cukup, asal dilakukan dengan tenang.
6. Pakai Target Ringan dan Realistis
Nggak usah langsung target satu buku per minggu kalau belum terbiasa. Mulai dari target ringan, misalnya satu buku per bulan. Atau satu cerita pendek per dua minggu.
Target ini bukan buat bikin tekanan, tapi buat jaga semangat. Nanti kalau sudah terbiasa, target bisa dinaikkan sendiri. Yang penting, merasa puas dan tetap enjoy saat menyelesaikan bacaan.
7. Bawa Buku ke Mana-Mana
Kadang waktu baca tidak perlu dicari. Ia muncul sendiri saat menunggu sesuatu, lagi antre, atau di transportasi umum.
Bawa buku—entah fisik atau versi digital—bisa jadi solusi buat memanfaatkan waktu kosong. Biar tidak terasa buang waktu, halaman demi halaman bisa dicicil perlahan. Lama-lama, bisa kaget sendiri ternyata udah baca banyak.
8. Pilih Buku yang Punya Koneksi Emosional
Buku yang bagus adalah buku yang terasa dekat. Kadang bukan soal ceritanya rumit atau tidak. Tapi soal seberapa relate isi bukunya sama kehidupan pembaca.
Misalnya lagi galau, terus baca novel yang tokohnya mengalami hal serupa. Atau lagi capek kerja, lalu menemukan buku motivasi yang bahas hal-hal yang sama.
Koneksi emosional seperti ini bisa bikin buku terasa hidup, dan bikin ingin baca sampai habis.
Rekomendasi Buku Ringan untuk Mulai Dibaca Hari Ini
Kalau masih bingung harus dari mana untuk mulai baca buku, pilihannya tidak harus yang berat atau tebal. Ada banyak buku yang isinya ringan, bahasanya mengalir, dan ceritanya gampang diikuti. Berikut beberapa rekomendasinya.
1. Garis Waktu – Fiersa Besari
uku ini merupakan kumpulan puisi dan prosa yang menggambarkan perjalanan cinta dan kehidupan. Gaya bahasanya sederhana dan menyentuh, cocok untuk pembaca pemula.
2. Resign! – Almira Bastari
Komedi ringan tentang kehidupan kantoran. Ceritanya mengalir, bahasanya santai, dan karakternya lucu. Gampang dibaca dan bisa bikin ketagihan lanjut ke novel lainnya.
3. Laut Bercerita – Leila S. Chudori
Walaupun temanya agak berat, gaya penulisannya enak diikuti. Cocok buat yang mau mulai mengenal novel sastra tapi tetap ingin alur yang jelas dan menyentuh.
4. The Alchemist – Paulo Coelho
Buku yang tipis tapi penuh makna. Ceritanya tentang perjalanan mencari makna hidup. Bahasanya mudah dimengerti dan banyak kutipan inspiratif.
5. Eleanor & Park – Rainbow Rowell
Kisah cinta remaja yang ditulis dengan sederhana dan jujur. Cocok buat yang suka cerita romantis yang tidak lebay tapi tetap bikin baper.
6. To All the Boys I’ve Loved Before – Jenny Han
Genre young adult romance. Ceritanya ringan dan seru, cocok untuk pembaca pemula. Apalagi kalau sudah nonton filmnya, baca buku ini jadi makin menyenangkan.
7. Atomic Habits – James Clear
Buku nonfiksi yang gampang dipahami. Penjelasannya simpel dan aplikatif. Cocok buat yang suka topik self-improvement tapi tidak ingin bacaan berat.
8. The Little Prince – Antoine de Saint-Exupéry
Ceritanya seperti dongeng, tapi penuh filosofi. Gaya tulisnya sederhana. Bisa dibaca cepat, tapi maknanya dalam banget.
Baca juga: 8 Toko Buku Bekas Terbaik di Jakarta yang Harus Dikunjungi
Mulai baca buku lagi tak harus dengan cara yang muluk-muluk. Cukup dari langkah kecil yang konsisten, pakai cara yang paling nyaman, dan pilih bacaan yang memang menarik.
Hari Buku Nasional 17 Mei bisa jadi momen yang pas untuk mengingatkan diri bahwa membaca itu bukan cuma soal menambah pengetahuan, tapi juga cara buat merawat pikiran di tengah dunia yang makin bising.
Tak ada kata terlambat untuk mulai lagi, apalagi kalau yang dimulai adalah kebiasaan baik.