JNEWS – Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki panorama bawah laut yang menakjubkan. Keanekaragaman hayati yang dimiliki laut Indonesia menjadi magnet utama para pencinta aktivitas bawah air seperti diving dan snorkeling. Kedua aktivitas ini sekilas kelihatan sama, tapi beda snorkeling dan diving ternyata cukup besar dari berbagai faktor.
Beberapa tahun belakangan ini, aktivitas bawah air digemari oleh berbagai kalangan. Pemilik tempat wisata yang lokasinya dekat pantai pun mulai menyediakan paket untuk diving dan snorkeling dengan harga bervariasi.
Selain bisa menikmati keindahan bawah laut, kedua olahraga air ini pun kerap digunakan oleh para peneliti untuk meneliti aneka biota dan ekosistem laut. Dari segi kesehatan, baik snorkeling dan diving memiliki sejumlah manfaat seperti bisa membuat rileks, meningkatkan kebugaran tubuh hingga pernapasan lebih baik.
Ada banyak tempat yang bisa dikunjungi untuk melakukan diving dan snorkeling. Bahkan, sejumlah spot diving di berbagai pulau Indonesia telah mendunia. Tempat-tempat tersebut tidak pernah sepi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Sebut saja Kepulauan Derawan, Gili Trawangan, Bunaken, Raja Ampat, dan masih banyak lainnya.
Kenali Beda Snorkeling dan Diving Bagi Pemula
Menjelajah keindahan bawah air memang membawa keasyikan tersendiri bagi sebagian orang. Untuk bisa melakukan aktivitas ini, perlu tahu beda snorkeling dan diving khusus untuk pemula. Berikut ini ulasan perbedaan keduanya yang bisa dijadikan panduan.
1. Tingkat Kedalaman dan Durasi
Perbedaan mendasar dari snorkeling dan diving adalah tingkat kedalaman dan durasi saat berada di dalam air.
Snorkeling dilakukan di tingkat yang tidak begitu dalam alias dangkal. Jadi, kepala snorkeler tetap ada di atas permukaan air dan bagian tubuh bawah saja masuk di dalam air. Adapun kedalaman untuk snorkeling di kisaran 1-3 meter saja. Sedangkan untuk durasi snorkeling bisa bervariasi mulai dari 20 menit hingga 1.5 jam.
Untuk diving, para divers bisa menyelam hingga kedalaman yang cukup dalam. Namun, hal ini tergantung pada jenis diving, seperti diving teknis atau rekreasi. Untuk rekreasi, kedalamannya terbatas antara 18-40 meter. Sedangkan teknis, bisa mencapai 200-300 meter.
Adapun durasi diving, berdasarkan tingkat kemampuan dari penyelam maupun kapasitas oksigen yang dibawanya.
Baca juga: 8 Spot Diving dan Snorkeling Terbaik di Kepulauan Seribu
2. Tujuan
Bagi pemula yang masih bingung beda snorkeling dan diving, tujuan melakukan kedua aktivitas ini perlu dipahami.
Snorkeling kerap dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata bawah air. Jadi, fokus utamanya adalah menikmati keindahan bawah laut dan ekosistemnya dengan tingkat kedalaman cukup rendah.
Berbeda halnya dengan diving. Tujuan dari diving cukup beragam. Misalnya, untuk penelitian biota dan kehidupan dasar laut, memeriksa adanya gangguan ekosistem hingga kondisi area yang dilindungi, dan sebagainya. Di samping itu, ada juga yang melakukan diving untuk fotografi bawah air, eksplor bangkai kapal, dan mendapatkan pengalaman petualangan lebih mendalam.
3. Skill Berenang
Skill berenang harus dimiliki bagi yang ingin melakukan snorkeling dan diving. Setidaknya seseorang harus menguasai keterampilan berenang dasar untuk melakukan keduanya.
Untuk snorkeling, seseorang harus memiliki skill renang yang bagus. Sedangkan diving, walaupun seseorang memiliki kemampuan snorkeling dan ingin melakukan diving, disarankan mengikuti pelatihan terlebih dulu karena aktivitas ini memiliki risiko lebih tinggi.
4. Teknik
Dalam melakukan snorkeling, seseorang hanya perlu menguasai teknik berenang saja. Aktivitas ini tidak membutuhkan pelatihan khusus karena snorkeling dilakukan di kedalaman 1 – 4 meter saja. Jadi, menyelamnya pun tidak terlalu dalam.
Karena kedalamannya cukup rendah, seseorang yang melakukan snorkeling bisa bernapas melalui mulut dan muka menghadap ke arah bawah. Hal ini karena selang pernapasan ada di permukaan air dan bisa terhubung dengan mulut. Akan tetapi, saat ingin masuk lebih dalam, harus menahan napas dan kembali bernapas saat sampai ke permukaan.
Sedangkan diving harus menyelam ke dalam air dengan menggunakan sejumlah peralatan selam seperti tabung oksigen untuk bisa bernapas di bawah permukaan air. Dengan alat bantu dan teknik berenang, divers bisa mencapai kedalaman yang lebih dalam dan menjelajahi kehidupan bawah laut.
Oleh karena itu, melakukan diving membutuhkan pelatihan khusus terlebih dulu. Pelatihan ini juga perlu menyesuaikan dengan kedalaman yang ingin dicapai. Hal ini penting karena semakin dalam menyelam, tekanan akan semakin berat.
5. Peralatan
Beda snorkeling dan diving juga terletak di peralatan yang digunakan. Snorkeling menggunakan peralatan yang cukup sederhana. Mulai dari masker, kacamata khusus, fin (kaki katak), snorkel yang biasanya berbentuk huruf L atau J. Kadang juga dilengkapi dengan pelampung. Dalam melakukan snorkeling, tidak diharuskan mengenakan baju renang khusus.
Berbeda halnya dengan diving. Aktivitas ini membutuhkan peralatan cukup banyak yaitu:
- Tabung udara untuk menyimpan udara cadangan
- Regulator yaitu alat untuk mengatur aliran udara dari tangki ke mulut
- BCD, yaitu perlengkapan berbentuk rompi atau vest, untuk memberikan daya apung dan menempelkan tabung ke badan
- Deep gauges adalah alat untuk mengukur kedalaman
- Pressure gauges untuk mengukur tekanan atau kapasitas udara di dalam tabung
- Pakaian khusus yakni wetsuit atau drysuit
- Kaki katak
- Masker
- Octopus yakni sambungan selang regulator dan mulut
- Sabuk untuk menambah berat agar lebih mudah menyelam
Seluruh peralatan tersebut harus disediakan sebelum melakukan diving. Kadang kala di tempat latihan diving, tersedia penyewaan untuk alat-alat tersebut.
6. Tingkat Risiko
Snorkeling memiliki risiko lebih rendah. Kendati demikian, saat melakukannya perlu waspada terhadap potensi gangguan seperti kram atau terjangan arus. Dari segi kesehatan tidak ada bahaya yang patut diwaspadai. Biasanya efek terlalu lama di air akan menimbulkan tangan mengerut, dehidrasi atau kulit terbakar sinar matahari.
Untuk diving melibatkan risiko cukup tinggi karena terkait dekompresi, tekanan air, dan keselamatan peralatan. Oleh karena itu, divers wajib patuh terhadap aturan keselamatan dan memiliki pemahaman baik tentang teknik diving.
7. Sertifikasi
Aktivitas snorkeling tidak membutuhkan pelatihan dan sertifikasi khusus. Siapa saja bisa melakukan snorkeling, asalkan tahu teknik renang dasar dan panduan cara menggunakan peralatan snorkel.
Untuk diving karena akan menyelam di kedalaman cukup dalam, membutuhkan pelatihan intensif dan sertifikasi seperti Open Water Diver atau Advanced Open Water Diver. Sertifikasi ini diperoleh setelah seseorang telah merampungkan pelatihan ilmu menyelam dan menyelamatkan diri.
Di Indonesia ada PADI® Open Water Diver bagi pemula yang ingin belajar diving. Instruktur PADI terdiri dari profesional dan sangat terlatih untuk mengajari cara menyelam.
Baca juga: Situs Diving Bali Legendaris: Kisah di Balik Bangkai Kapal USS Liberty
Ulasan beda snorkeling dan diving di atas semoga membantu bagi pemula yang akan mempelajari salah satu aktivitas bawah air ini.