Kasus pinjaman online (pinjol) kembali viral diperbincangkan setelah gambar seorang wanita memposting di akun TikTok nampak menangis sambil wajahnya sembab.
Diketahui wanita tersebut menanggis lantaran melihat tagihan jatuh tempo dari aplikasi pembayaran pay leter yang merupakan sebauh aplikasi pembayaran digital atau lebih tepatnya kredit digital yang jumlahnya cukup besar.
Wanita dengan wajah pucat dan menangis tersebut bahkan membuat pengakuan di kolom caption yang menyatakan bila dia sedih bukan karena pacar, tapi lantaran paylater.
“Nangis karena pacar (tidak). Nangis karena Spaylater (iya),” tulisnya dalam video tersebut.
Diketahui memang dia menangis tersendu-sendu lantaran tagihan jatuh tempo pay later pada Juli ini yang nominalnya cukup besar, yakni mencapai Rp 17 juta lebih. Dia pun mengaku bila sudah menggunakan aplikasi pembayaran tersebut sejak tahun lalu dan menjadi ketagihan berbelanja online.
BACA JUGA :Â Butuh Dana Cepat? Ini 8 Tips Aman Mengajukan Pinjol
Sebelumnya, dia hanya meminjam uang sebesar Rp 453.308 untuk keperluan belanja online membeli sebuah barang yang dilakukan pada Juni tahun lalu. Namun sepanjang waktu berjalan sampai sekarang, hutangnya menggulung dan makin membengkak hingga membuatnya panas dingin.
Dengan tagihan lebih dari Rp 17 juta tersebut, jumlahnya hampir mendekati batas limit dari pay leter wanita tadi yang hanya Rp 18 juta. Dan seperti diketahui, namanya tagihan maka tiap bulan akan selalu jatuh tempo.
Akumulasinya pun bertambah terus bila tak dibayar atau dicicil, belum lagi ditambah dengan tetekbengek layaknya bungan. Kurang lebih seperti ketika menggunakan sebuah kartu kredit saja.
Tentunya hal ini menjadi pembelajaran bagi siapapun soal bagaimana mengontrol diri, dengan adanya kredit digital yang diklaim lebih mudah untuk pengajuan, bukan berarti tak tahu diri untuk menanfaatkannya.
Melansir dari beragam literatur, perlu ada concern agar penggunaannya tidak melebihi batas atau hanya sesuai kebutuhan yang memang sangat diperlukan. Karena bila semakin sering memakai, maka bisa akan seperti kasus wanita ini.
Perlu diketahui juga, kredit digital layaknya pay later dibuat dengan tujuan untuk memudahkan dalam bertransaksi. Penekanannya lebih pada keadaan darurat, seperti sedang tak memiliki dana yang cukup, karena bila justru memanfatkan untuk jor-joran maka akan sial sendiri.
BACA JUGA :Â Daftar Pijaman Online Ilegal Rilisan OJK 2021
Buat yang menggunakan fitur tersebut hanya karena tren atau coba-coba, lebih baik setop dari sekarang. Sebab, bermula dari coba-coba, bisa jadi ketagihan untuk melakukannya lagi di bulan-bulan berikutnya.
Akibatnya, tagihan selalu membengkak tiap bulan. Padahal kapan telah bertransaksi dengan Pay Later untuk barang yang mana saja sudah lupa.
Ibarat istilah orang dulu, jangan sampai dikejar-kejar setan kredit rasanya cukup cocok untuk menggambarkan kondisi ini, jadi harap berhati-hati dan bijak dalam mengelolanya.
Gunakanlah fitur layaknya Pay Later hanya untuk memenuhi kebutuhan mendesak. Saat benar-benar mendesak inilah, kamu bisa menggunakan metode pembayaran alternatif Pay Later sebagai solusinya.