Belanja Video Game Naik Selama Pandemi-COVID 19

Lenovo Legion 7

Kebutuhan laptop gaming yang notabene memiliki spesifikasi tinggi, tidak hanya untuk gamers saja. Foto: dok Lenovo

Video game mengalami peningkatan penggunaan yang cukup signifikan selama pandemi-COVID 19 ini. Terlebih dengan adanya himbauan pemerintah untuk tetap di rumah guna menekan angka penularan. Mau tak mau, masyarakat memilih untuk mengurangi aktivitas di luar.

Tak heran jika kemudian kebutuhan hiburan digital pun jadi yang utama. Hiburan digital seperti streaming serial film atau menonton band secara digital. Hal yang sama juga terjadi pada penggunaan gim.

Video gaming tak kenal batasan usia. Mulai dari anak-anak hingga dewasa suka memainkannya. Alhasil, penggunaannya pun mengalami peningkatan. Karena waktu luang selama pandemi jadi lebih banyak.

Pendapatan Industri Video Game Kalahkan Sektor Film

Menurut laporan dari Verizon, penggunaan game seluler naik 75 persen selama lockdown fase pertama di tahun 2020, dibandingkan dengan masa sebelum COVID, dan ada lebih dari 2,3 miliar unduhan game seluler antara 5 Maret dan 5 April, naik 60 persen pada waktu yang sama periode tahun sebelumnya. Pengeluaran masyarakat terhadap penggunaan game di tengah situasi pandemi juga mengalami peningkatan.

BACA JUGA : Buat Mobil Usaha, Suzuki Tawarkan Beli Carry Dapat Motor

Nielsen melansir pengeluaran untuk video game naik 11 persen pada Maret 2020 saja. Hal yang senada juga diungkapkan oleh perusahaan raksasa game seperti Activision dan Electronic, bahwa pengeluaran masyarakat untuk game menunjukan angka positif. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat perubahan perilaku baru pada masyarakat saat pandemi dalam penggunaan video game.

 

Analis IDC memperkirakan ada peningkatan 20 persen pendapatan video game global tahun 2020 menjadi US$179,7 milyar. Hal ini lebih tinggi dari sektor film. Motion Picture Association juga melaporkan bahwa industri film global mencapai pendapatan US$100 miliar pada tahun 2019. Dan total industri olahraga Amerika Utara, yang diperkirakan PwC akan menghasilkan lebih dari US$75 miliar pada tahun 2020.

Data tersebut menunjukkan bahwa sejumlah besar orang mengenal dan mencoba video game untuk pertama kalinya pada saat pandemi berlangsung dan akan banyak dari mereka kedepannya akan tetap bermain game.

Survey Google dan Savanta memperkuat prediksi tersebut. Survey yang dilakukan pada Mei 2020 melibatkan 7.611 orang ini memberi fakta baru, dimana 40 persen pemain baru akan terus aktif bermain gim ketika pandemi telah selesai. Sedangkan 65 persen mengatakan akan tetap bermain lebih lama waktunya daripada sebelumnya.

BACA JUGA : Tips Cewek Modern Main Tinder ala Komedian Kiky Saputri

Bahkan, NPD melakukan studi yang dirilis pada November 2020, sebanyak 59 persen orang berusia 45 – 54 tahun menghabiskan waktu untuk bermain game. Sementara uang yang dihabiskan untuk video game meningkat sebesar 76 persen.

Sedangkan untuk mereka yang berusia 55 – 64 tahun, waktu yanng dihabiskan untuk gim meningkat 48 persen. Dengan jumlah uang yang dihabiskan untuk bermain game hingga 73 persen.

Fakta lain menunjukan dari 5.000 orang yang disurvei, 79 persen diantaranya memainkan video game dalam enam bulan sebelumnya. Hal tersebut naik 6 persen dari tahun sebelumnya. Studi dan riset tersebut menunjukan bahwa dunia gaming tidak hanya menarik bagi kalangan anak dan remaja, namun bagi mereka yang berumur. Bahkan video game menjadi solusi untuk menghilangkan kejenuhan selama pandemi.

Deus Ex (foto: Gamespot)

Melihat peluang ini, Bukalapak melakukan inovasi berbasis teknologi di sektor industri video game. Menurut Bukalapak, kebutuhan akan industri ini sekarang sangat penting. Menggandeng itemku, salah satu marketplace yang fokus pada video game, kolaborasi ini bertujuan mempermudah akses video game di Indonesia.

CEO itemku Denis Kim mengharapkan kolaborasi ini lebih dari sekedar hiburan digital inklusif saja. Tapi memiliki dampak sosial dan membawa industri video game berkembang lebih pesat dari saat ini.

“Saya setuju sepenuhnya dengan visi Bukalapak yakni untuk membangun ekonomi yang adil bagi semua, dan itulah mengapa kami memutuskan untuk berkolaborasi bersama mereka,” tambah Denis.

BACA JUGA : Jelang Lebaran Industri Logistik Alami Peningkatan

Senada dengan Denis, Chief Operations Officer Bukalapak Willix Halim menjelaskan, kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan penetraasi digital di Indonesia. Sehingga bisa menciptakan ekosistem digital yang baik.

“Saya menyadari bahwa kebutuhan akan home entertainment semakin meningkat selama pandemi, dan itemku sedang melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam memahami kebutuhan tersebut, saya berharap dengan kekuatan bersama, kita dapat membantu mengkatalisasi kebutuhan akan digital gaming di Indonesia, dan membuat video game dapat lebih mudah diakses oleh setiap kalangan masyarakat di seluruh Indonesia,” kata Willix.

 

 

Exit mobile version