Bersama, Menjaga Kapal Besar JNE

Oleh : Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi Soeprapto

Direksi JNE (kiri-kanan), Chandra Fireta, Mohamad Feriadi Soeprapto dan Edi Santoso (foto diambil sebelum pandemi Covid-19)

Dari para nelayan-nelayan kecil yang tangguh saya banyak belajar: saat mereka melaut mereka tidak tahu apakah lautan akan banyak ikan? Ataukah akan datang badai yang menerjang? Apakah sesampainya di darat harga ikan akan sesuai dengan cucuran keringat kerja mereka? Para nelayan hanya tahu, saat matahari terbit waktunya mereka menjemput rezeki, bertawakal kepada Allah. Banyak sedikitnya rezeki itu adalah urusan Allah. Mereka adalah orang-orang tangguh dan tidak mengeluh.

Saat kecil dan remaja, sesekali ketika pulang ke kampung halaman orang tua di Bangka Belitung, saya diajak Ibu Nuraini Soeprapto ke daerah perkampungan nelayan. Di sana mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan. Saya senang melihat deretan perahu para nelayan itu pergi melaut atau saat pulang dengan membawa banyak ikan.

Aneka macam ikan, seperti rajungan, udang, lobster dan sebagainya adalah rezeki dari langit setelah para nelayan itu seharian bersusah payah menjala ikan di tengah laut. Bahkan, ketika cuaca tidak bersahabat dengan gelombang tingginya.

Ibu Nuraini selalu menyelipkan nasehat atau petuah-petuah saat mengajak saya ke sana. Bahwa para nelayan adalah orang-orang pekerja keras, ulet dan selalu menggantungkan rezekinya dengan meminta pertolongan Allah SWT. Saat menjaring ikan, terkadang dapat banyak, terkadang dapat sedikit, itulah kehidupan. Semua harus disyukuri.

Baca Juga: Melewati Badai Ketiga

Kesungguhan, kerja keras, keuletan dan kesolidan menjaga kapal besar JNE

Berpuluh tahun kemudian, saat saya dan jajaran direksi lainnya diberi amanah untuk menakhodai JNE, saya ibaratkan adalah sebuah kapal besar yang tengah mengarungi lautan luas. Banyak rintangan di situ, namun juga banyak peluang atau oportunity yang bisa didapatkan.

Baca Juga: Melayani Generasi Selly…

Kesungguhan, kerja keras, keuletan dan kesolidan kita semua sebagai Ksatria dan Srikandi JNE harus selalu kita kobarkan, agar kita bisa bersama menjaga kapal besar JNE. Sebab ada ratusan ribu orang yang secara langsung atau tidak langsung periuk nasinya menggantungkan kepada kelangsungan bisnis JNE. Ada karyawan dan mitra berikut keluarganya yang selalu berdoa agar JNE terus maju dan berkembang.

Baca Juga: Membaca Tanda-Tanda Zaman

Sebab, ke depan tantangan dan persaingan akan semakin sengit. kompetitor, baik dari dalam mau pun luar negeri, terus menerus muncul di Indonesia dan menjadikan negeri ini lumbung mencari peruntungan. Bahkan, tidak segan-segan ‘membakar uang’ sekalipun. Namun, kita tak perlu gentar, sekali layar terkembang pantang untuk pulang sebelum raih kemenangan, sebab kita akan terus berusaha menjadi tuan rumah di negeri sendiri. * (Tomang, 2 Oktober 2020)

Baca Juga: 1000 Kaki Palsu dari JNE dan IZI

Exit mobile version