Bersepeda Membawa Nikmat, Kurir Westbike Dapat Hadiah Umrah

Bersepeda Membawa Nikmat, Kisah Kurir Westbike yang Dapat Hadiah Umrah

Bersepeda Membawa Nikmat, Kisah Kurir Westbike yang Dapat Hadiah Umrah

Banyak jalan menuju Tanah Suci. Dalam kisah Guntur, rider (kurir) Westbike Messenger, jalannya: dengan bersepeda. “Sengsara membawa nikmat”, kata pepatah lama. Khusus Guntur, “bersepeda membawa nikmat.”

Ceritanya begini.

Guntur terpilih sebagai rider (kurir) yang berangkat umroh ke Tanah Suci berkat kemitraan Westbike Messenger dan JNE.

“Waktu itu saya lagi kebanjiran dan kebetulan lagi menguras air dari dalam rumah. Tiba-tiba ada telfon dari mas Arifin (Redaksi: panitia program Umrah dari Depertamen Engagement, JNE), pas saya angkat ternyata saya jadi berangkat ke tanah suci setelah sempat dua tahun tertunda. Saya selalu percaya, jika rezeki tidak akan tertukar,” tuturnya saat berbincang dengan JNEWS.

Pepatah “rezeki tak akan tertukar” tampaknya nyata. Pada tahun 2020, Guntur menerima tawaran berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah umrah. Bagi rider (kurir) sepeda tersebut, tawaran ini terdengar seperti mimpi. Tak hanya bagi dirinya, keluarga Guntur yang tinggal di Bima, NTB, tadinya juga sempat sangsi. Manasik dan berbagai rangkaian persiapan keberangkatan ke tanah suci telah ia jalankan untuk mempersiapkan diri menjalani ibadah umroh. Namun, pandemi Covid-19 yang sempat mengganas di Indonesia pada akhirnya menangguhkan keberangkatan Guntur ke tanah suci sampai dua tahun.

Sebelumnya bekerja di usaha rental mobil, Mohammad Guntur atau yang biasa disapa dengan Guntur, mendengar bahwa ada usaha pengiriman dokumen menggunakan rider atau pengendara sepeda. Aktivitas bersepeda sendiri sudah digeluti oleh Guntur sejak ia masih tinggal di Bima, NTB.

Baca juga: Ragam Kisah Karyawan Saat di Tanah Suci

“Bersepeda itu saya memang suka, dari waktu sebelum saya merantau, masih tinggal di Bima, NTB, saya suka bersepeda. Mau ke sekolah naik sepeda, kemana naik sepeda, apalagi waktu masuk SMA, karena jarak dari sekolah dan rumah yang lumayan jauh makanya saya naik sepeda. Bahkan sebelum saya di WMS saya ‘kan weekend juga kerja, nah itu saya naik sepeda,” tutur Guntur.

Guntur menyebut sepeda lebih enak buat bermanuver di jalan-jalan kota Jakarta

Tertarik dengan WMS, Guntur akhirnya memutuskan untuk bergabung menjadi salah satu rider WMS di tahun 2017. Sejak Guntur bergabung, hampir semua wilayah pengantaran ia jelajahi, mulai dari Bintaro, Jakarta Pusat, Selatan, hingga Barat. Bahkan, ia juga pernah mengantarkan 200 paket dokumen ke tujuan yang berbeda-beda di satu hari.

“Pas saya gabung WMS, saya rider yang paling senior secara usia. Bahkan, saat masa percobaan di awal saya bergabung, banyak yang menyangka saya akan mengundurkan diri dalam hitungan hari. Semua area pengantaran WMS saya sudah pernah jalanin, nganter 200 paket dokumen dalam sehari juga pernah saya ha-ha-ha” ujar Guntur saat berbincang dengan JNEWS, Rabu (14/9/2022).

Menurutnya, sepeda merupakan moda transportasi yang lebih simpel ketimbang motor untuk bermanuver di jalan-jalan kota Jakarta. Ia juga mengatakan bahwa unsur komunitas juga menambah semangatnya dalam bekerja sebagai kurir.

“Saya lebih memilih menggunakan sepeda ketimbang motor karena mudah, simpel. Sepeda itu lebih simpel gak perlu bensin, kalo terjadi sesuatu di jalan mudah diperbaiki. Lebih murah juga dari segi perawatannya, paling sepeda hanya butuh rantai dan sesekali ganti ban,” ujarnya.

Memasuki tahun ketiganya di WMS, Guntur mendapatkan “kejutan”, yaitu kesempatan untuk berangkat ke tanah suci dan menunaikan ibadah Umroh. Tawaran ini diberikan langsung oleh Hendi Rachmat, founder WMS.

“Saat itu saya baru selesai mengantarkan paket dokumen dan tiba-tiba ada panggilan ke kantor. Di kantor saya hanya disuguhkan satu pertanyaan, “Mas Guntur, mau Umrah gak?” Saya terdiam. Akhirnya setelah berbincang-bincang dengan Mas Hendi saya menerima tawaran tersebut. Saya gak percaya sebenarnya kalo saya akan berangkat umroh, bapak saya yang di Bima pas saya kasih tau juga mikirnya saya bohong,” ucap Guntur sambil tertawa.

Bahkan, kolega Guntur sempat bertanya amalan apa yang dijalani oleh Guntur sampai ia bisa berangkat ke tanah suci. Ketika menanggapi pertanyaan ini, Guntur menjawab sederhana.

“Saya tidak melakukan amalan apa-apa. Tidak berdoa yang macam-macam juga. Saya hanya melakukan satu hal, ketika saya menggoes sepeda saya selalu bersholawat,” tutup Guntur.

Baca juga: Mengenal Maila, Kurir Perempuan dari JNE Sungaiselan, Bangka

Exit mobile version