JNEWS – Awalnya celana panjang yang banyak dikenakan para pekerja tambang di San Fransisco, Amerika Serikat, Jeans kini telah menjelma menjadi fesyen yang digemari anak muda di seluruh dunia dari masa ke masa.
Blue jeans itu tidak sepopuler saat ini sekurang-kurangnya sebelum 1950-an. Ketika itu di banyak negara, khususnya Amerika Serikat, jeans menjadi alat identitas pergaulan remaja yang selalu ingin terlihat lebih dewasa.
Satu dasawarsa kemudian, blue jeans menjadi simbol egalitarian, seragam bagi remaja ‘boomers’. Baru di awal 1970-an, bersamaan mencuatnya kultur selebriti di permukaan, jeans menjadi simbol fashion. Tampilannya kian modis, mengikuti tren dan zaman. Kini jeans, atau kerap diasosiasikan Levi’s, telah merambah ke lebih 110 negara di dunia dan melewati 164 tahun inovasi. Bahkan ratusan perusahaan di dunia memproduksi jeans dengan berbagai model dan harga.
Popularitas jeans sampai hari ini pun sepertinya belum akan menurun, walaupun model-modelnya silih berganti keluar masuk trend. Ini semua karena karakter jeans yang serba guna, tahan lama dan simbolik secara kultural.
Untuk mengetahui kenapa jeans bisa populer, tidak ada salahnya menelusuri sedikit sejarahnya. Dulu, jeans lebih dikenal dengan nama genes, karena banyak digunakan oleh pelaut-pelaut Genoa Italia. Jeans masa ini dibuat dari berbaga macam bahan, sampai akhirnya pada tahun 1600 an, mereka mulai membuat bahan dari Serge de Nimes (kain dari kota Nimes) yang dicelup biru. Bahan asal Perancis ini kemudian lebih terkenal dengan sebutan denim sebuah bahan yang nyaman, pas dan murah.
Pada tahun 1850, saat masa-masanya California Gold Rush, ada seorang imigran bernama Levi Strauss yang memiliki beberapa gulung bahan denim. Ide membuat denim jeans oleh Levi dimulai ketika permintaan akan celana pekerja yang berbahan kuat mulai deras.
Baca juga: Impor Pakaian Bekas Rugikan Desainer dan Industri Fesyen Lokal
Saat itu celana berbahan katun duck mulai dijual. Namun bahan duck ini banyak yang menganggap terlalu kaku dan tidak nyaman, bahkan setelah beberapa kali dicuci. Karena itu kemudian Levi mulai membuat jeans dari bahan denim dan produknya yang lebih lembut dari duck tapi sama kuat itu langsung laris manis.
Pada tahun 1873, seorang penemu di Nevada yang bernama Jacob Davis menambahkan paku perunggu pada jeans di area-arean yang tarikannya tinggi untuk mencegah sobek. Karena Davis kesulitan mendapat hak paten, maka dia pun menggaet Levi untuk kemudian mematenkan bersama-sama jeans berpakunya.
Jeans dulu hanya sangat populer di kalangan buruh pekerja. Apalagi kalau bukan karena bahannya yang kuat dan murah. Baru pada tahun 1920, banyak anggota komunitas masyarakat mengekspresikan simpatinya pada kaum pekerja kelas rendah dan beberapa pemuda mulai mengenakan jeans untuk sehari-hari. Namun begitu, saat itu jeans belum booming secara luas sampai tuhun 1940 an saat bintang-bintang film Amerika mengenakannya, yang hingga akhirnya jean menjadi fashion yang terus digemari terutama oleh anak muda di seluruh dunia. *