Candi-candi di Indonesia tersebar di Sumatra, Jawa, dan Bali. Sebagin besar candi tersebut terletak di Jawa Tengah bagian selatan. Dari semua candi, Borobudur dan Prambanan merupakan candi yang paling banyak dikenal orang. Bahkan Candi Borobudur telah ditetapkan UNESCO sebagai situs warisan dunia sejak tahun 1991. Selain Borobudur dan Prambanan, masih banyak candi lain yang perlu diketahui.
Candi-candi di Indonesia yang tidak seterkenal kedua candi tersebut sebagian cukup besar dan sebagian lagi memiliki fakta-fakta unik. Namun karena letaknya jauh dari jalan utama dan animo masyarakat sekitar untuk berwisata di candi tidak terlalu besar, maka pengunjung tidak terlalu banyak. Contohnya Candi Muara Takus di Riau. Candi-candi di Indonesia seperti itu harus lebih diperkenalkan ke masyarakat.
Candi-Candi di Indonesia yang Belum Banyak Dikenal
Tujuan orang berwisata ke candi bisa bermacam-macam, tetapi utamanya ingin mengetahui sejarah candi tersebut. Berikut adalah daftar candi-candi di Indonesia yang belum banyak dikenal beserta sedikit sejarahnya. Sejarah yang lebih lengkap akan lebih baik jika disampaikan oleh para pemandu wisatanya.
1. Candi Muara Takus di Kampar, Riau
Dikutip dari situs Kemdikbud, Candi Muara Takus merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya, yang berpusat di Sumatra Selatan. Sementara candi tersebut berada di Kabupaten Kampar, Riau. Tak terbayang, bagaimana dahulu Kerajaan Sriwijaya membangun candi sejauh itu.
Dahulu jarak dari Pekanbaru, ibu kota Riau, ke candi ini sekitar 3-4 jam. Namun, sejak dioperasikannya jalan tol Pekanbaru – Bangkinang, waktu tempuh tersebut bisa dipersingkat. Candi ini terawat dengan baik dan cukup luas. Bata merah yang digunakan membuat foto-foto yang dibuat di sekitar candi ini menjadi sangat instagramable.
Muara Takus merupakan peninggalan agama Budha yang dibuktikan dengan stupa lambang Budha Gautama. Namun tahun pembuatan candi ini belum disepakati. Di Muara Takus juga terdapat lingga dan yoni sebagai lambing kelamin laki-laki dan perampuan. Dari segi arsitektur, Muara Takus mirip dengan candi-candi di Myanmar.
Baca juga: Candi Cetho: Sejarah, Misteri, Makna, dan Panduan Wisata
2. Candi Penataran di Blitar, Jawa Timur
Candi Penataran atau Candi Palah juga terbuat dari batu bata seperti Candi Muara Takus, padahal jaraknya sangat berjauhan. Candi Penataran merupakan peninggalan Kerajaan Kediri pada masa pemerintahan Raja Srengga, sekitar tahun 1200 Masehi. Candi Penataran benar-benar difungsikan hingga masa pemerintahan Raja Wikramawardhana dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1415 Masehi.
Dalam kitab Desawwarnana atau Negarakertagama disebutkan bahwa pada tahun 1365, Penataran pernah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan berwisata keliling Jawa Timur. Pada saat itu Candi Penataran berfungsi sebagai bangunan suci Palah.
Pada relief Candi Penataran terpahat kisah Ramayana dengan tokoh Rama dan Shinta, serta kisah Kresnayana dengan tokoh Krisna dan Rukmini. Selain Candi Penataran, di kompleks ini ada pula Candi Brawijaya, Candi Induk, dan Petirtaan.
3. Candi Gunung Kawi di Gianyar, Bali
Selama ini banyak yang lebih mengenal Gunung Kawi sebagai sebuah gunung di Jawa Timur, yang digunakan sebagian orang untuk mencari pesugihan. Padahal Gunung Kawi juga merupakan nama sebuah candi di Desa Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.
Candi Gunung Kawi bukan merupakan candi tunggal, melainkan terdiri dari 10 candi yang diukir pada sebuah batu dengan ketinggian masing-masing 7 meter. Kompleks candi ini ditemukan pada tahun 1920 di Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan. Keberadaan Candi Gunung Kawi tertulis pada Prasasti Batuan (1022 Masehi) dan Prasasti Tengkulak A (1023 Masehi) yang dikeluarkan oleh Raja Markata.
Pada relief candi terdapat tulisan yang menyatakan bahwa candi-candi tersebut dibangun untuk Raja Udayana dan dua anaknya, yaitu Raja Marakata dan Anak Wungsu. Dalam kompleks candi tersebut juga terdapat ceruk-ceruk pertapaan.
4. Candi Bojong Menje di Bandung, Jawa Barat
Bandung memiliki Candi Bojong Menje yang terletak di Rancaekek. Bandung merupakan salah satu destinasi wisata utama di Indonesia yang terkenal dengan pemandangan indah, kuliner, dan wisata kreatif lainnya. Selama ini hampir tak terdengar bahwa ada objek wisata candi di Bandung. Usia ditemukannya candi ini memang belum selama candi-candi di Indonesia lainnya, yaitu ditemukan pada tanggal 18 Agustus 2002.
Kompleks candi ini berada di kawasan pemakaman umum serta diapit oleh tembok pabrik tekstil dan kebun penduduk. Pada kegiatan pemudagaran telah ditemukan bagian kaki, lingga, dan yoni. Diperkirakan Bojong Menje merupakan candi agama Hindu Å iava atau Siwaisme atau merupakan candi zaman pra-Islam. Meski belum dipugar sebagai tempat wisata yang memadai, hal ini bisa jadi salah satu contoh bagaimana proses penggalian atau pemugaran sebuah candi dilakukan.
Baca juga: Arsitektur Unik Tempat Ibadah Hindu: Menggali Estetika dan Simbolisme dalam Desain Bangunan
5. Candi Cangkuang di Garut, Jawa Barat
Candi unik ini berada di pulau kecil di tengah-tengah Situ Cangkuang. Cangkuang adalah nama dedaunan yang banyak terdapat di sekitar candi. Daun ini bisa dianyam untuk dijadikan tikar, pembungkus gula aren, tudung, atau keranjang.
Candi Cangkuang sudah ditulis oleh orang Belanda bernama Vorderman dalam buku Notulen Bataviaasch Genotschap terbitan tahun 1893. Namun karena perang, candi ini terlantar dan ditemukan lagi pada tahun 1966 oleh Tim Sejarah Leles. Diperkirakan Candi Cangkuang dibangun pada masa Hindu-Budha, yaitu pada abad ke 7-8 Masehi.
Di dalam candi ada patung Siwa Hindu. Namun, hanya 3 meter dari candi ada makam tokoh muslim, yaitu Embah Dalem Arif Muhammad. Makam tersebut juga disebutkan dalam buku Vorderman, yang berarti kedua agama sudah berdampingan sejak lama.
Konon Embah Dalem adalah panglima yang diutus Sultan Agung dari Kerajaan Mataram untuk menyerang VOC. Karena kalah, Embah Dalem takut kembali ke Mataram dan menetap di Cangkuang. Keturunan Embah Dalem membangun kampung adat, yaitu Kampung Pulo, di dekat pintu masuk candi.
Demikianlah sejumlah candi di Indonesia yang tidak seterkenal Borobudur ataupun Prambanan, tetapi sangat layak untuk dikunjungi. Menjelajahi candi-candi di Indonesia akan menambah pengetahuan tentang sejarah peradaban dan arsitektur di Indonesia.