JNEWS – Candi Gebang adalah salah satu peninggalan bersejarah yang menyimpan jejak masa awal perkembangan agama Hindu di Jawa. Meski bentuknya kecil dan sederhana, bangunan ini punya nilai arkeologis yang penting. Letaknya tidak jauh dari pusat Kota Yogyakarta, tepatnya di wilayah Sleman bagian utara.
Candi ini berlokasi di tengah lingkungan pedesaan yang asri. Arsitekturnya tidak terlalu banyak ornamen. Meski sederhana, Candi Gebang merupakan saksi bisu perjalanan panjang peradaban Hindu yang pernah tumbuh subur di tanah Jawa berabad-abad lalu.
Asal-Usul dan Penemuan Candi Gebang
Candi Gebang pertama kali ditemukan pada bulan November 1936 oleh penduduk setempat. Awalnya, yang ditemukan hanyalah sebuah arca Ganesha di tengah lahan penduduk. Temuan ini kemudian menarik perhatian para ahli purbakala karena menandakan adanya peninggalan kuno di wilayah tersebut.
Setelah dilakukan penggalian lebih lanjut, ditemukan reruntuhan bangunan berupa potongan atap candi, sebagian kecil tubuh candi, dan kaki candi yang masih cukup utuh. Dari sisa-sisa itu, para arkeolog mulai mencoba menyusun kembali bentuk aslinya.
Dalam prosesnya, ditemukan banyak bagian tubuh candi yang sudah rusak dan tidak bisa digunakan kembali, sehingga diganti dengan batu baru agar bentuk bangunannya bisa terlihat utuh. Pemugaran Candi Gebang dimulai pada tahun 1937 dan selesai dua tahun kemudian, yaitu pada 1939. Pekerjaan besar ini dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. V.R. van Romondt, seorang ahli arsitektur Belanda yang dikenal karena kepeduliannya terhadap pelestarian situs-situs kuno di Indonesia.
Setelah selesai dipugar, Candi Gebang pun kembali berdiri. Kemegahan arsitektur masa lalunya kembali bisa dinikmati meskipun sebagian bahannya merupakan hasil rekonstruksi.
Mengenai kapan tepatnya Candi Gebang dibangun, sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada prasasti atau catatan tertulis yang bisa menjelaskan secara detail asal-usulnya. Data yang ada pun masih sangat terbatas, sehingga penentuan waktu berdirinya hanya bisa diduga dari bentuk dan gaya arsitekturnya.
Meski begitu, para ahli sepakat bahwa candi ini merupakan peninggalan agama Hindu. Hal ini dapat dipastikan dari keberadaan arca Ganesha di dalamnya, yang merupakan simbol penting dalam ajaran Hindu.
Selain dari arca, ciri lain yang menunjukkan usia tua Candi Gebang adalah bentuk kaki candinya. Bagian kaki ini proporsinya tinggi, menunjukkan bahwa candi ini berasal dari periode awal perkembangan candi-candi di Jawa, yaitu sekitar tahun 730 hingga 800 Masehi. Masa ini dikenal sebagai periode awal kerajaan-kerajaan Hindu di Jawa Tengah.
Baca juga: Candi Kedulan: Candi Hindu yang Lama Terkubur Lahar Merapi
Arsitektur Candi Gebang
Candi Gebang memiliki bentuk dasar yang sederhana. Dikutip dari situs Dinas Kebudayaan DIY, denahnya berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 5,25 x 5,25 meter dan tinggi sekitar 8 meter.
Proporsi candi ini memang tampak lebih kecil dibandingkan candi-candi besar lain di Jawa Tengah. Candi ini memperlihatkan gaya arsitektur awal yang masih sederhana dan polos. Pada bagian kaki candi, tidak ditemukan relief atau hiasan sama sekali, berbeda dengan candi-candi lain yang biasanya dipenuhi ukiran simbolis. Kesederhanaan ini menandakan bahwa Candi Gebang dibangun pada masa awal perkembangan arsitektur Hindu di Jawa.
Salah satu hal menarik dari Candi Gebang adalah tidak adanya tangga masuk. Biasanya, setiap candi memiliki tangga batu untuk naik ke bagian tubuh bangunan, tetapi di sini tidak ada. Para ahli menduga, tangga aslinya mungkin terbuat dari kayu atau bahan lain yang mudah rusak, sehingga tidak bertahan hingga sekarang.
Hal unik lainnya adalah posisi bangunannya yang benar-benar berada di tengah halaman. Titik pusat candi ini tepat sejajar dengan titik pusat halaman, seolah menunjukkan kesempurnaan tata letak yang sengaja dirancang dengan perhitungan matang.
Candi Gebang menghadap ke arah timur, arah yang dalam kepercayaan Hindu melambangkan kesucian dan awal kehidupan. Di dalam ruang utama candi, terdapat sebuah yoni, simbol kesuburan dan kekuatan perempuan dalam ajaran Hindu.
Di sisi kanan dan kiri pintu masuk terdapat relung tempat arca Nandiswara, penjaga pintu yang setia pada Dewa Siwa. Di sisi lain, ada relung yang seharusnya berisi arca Mahakala, tetapi patungnya kini sudah hilang.
Sementara itu, relung di sisi utara diperuntukkan bagi arca Durga dan di selatan untuk arca Agastya, keduanya kini dalam keadaan kosong. Di sisi barat, ditemukan relung yang masih berisi arca Ganesha, duduk di atas sebuah Yoni dengan cerat menghadap ke utara.
Keberadaan arca Ganesha di atas yoni ini sangat istimewa dan tergolong langka di Indonesia. Biasanya, arca Ganesha tidak ditempatkan langsung di atas yoni. Ganesha dikenal sebagai Vighnesvara, dewa penghalau segala rintangan. Kehadirannya di Candi Gebang dianggap melambangkan perlindungan dan keberkahan.
Menariknya lagi, arca Ganesha sering ditemukan di dekat aliran sungai, seperti halnya di sekitar lokasi candi ini. Dari posisi arca Ganesha inilah para arkeolog akhirnya bisa memastikan bahwa candi ini menghadap ke arah timur.
Bagian puncak dari candi juga tak kalah menarik. Di atas atapnya terdapat lingga, simbol laki-laki yang merupakan pasangan dari yoni di bagian bawah. Lingga ini diletakkan di atas bantalan berbentuk bunga teratai (seroja), yang melambangkan kesucian. Bagian atas lingga berbentuk silinder sederhana tanpa banyak hiasan.
Di dalam atap candi terdapat ruang kecil berbentuk rongga, yang kemungkinan digunakan untuk menyimpan benda suci. Sementara di bagian luar atap, terdapat ukiran wajah manusia seperti sedang mengintip dari jendela.
Baca juga: Menelusuri Candi Prambanan dan Candi-Candi di Sekitarnya
Berkunjung ke Candi Gebang
Lokasi Candi Gebang tepatnya berada di Jl. Jetis Raya, Jetis, Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB dengan tiket masuk yang sangat terjangkau. Untuk wisatawan domestik dikenakan tarif Rp5.000, dan untuk wisatawan mancanegara Rp10.000
Berwisata ke sini, pengunjung bisa membayangkan bagaimana kehidupan ratusan tahun lalu ketika agama Hindu berkembang pesat di Jawa. Bagi pencinta sejarah atau siapa pun yang butuh tempat tenang untuk sejenak beristirahat dari rutinitas, Candi Gebang bisa jadi tujuan yang tepat.