Cara Mengatur Keuangan agar Tidak Boros Selama Ramadan

JNEWS – Banyak beranggapan, ketika bulan puasa tiba, pengeluaran harian akan jauh berkurang karena tidak perlu sarapan, makan siang, maupun ngopi cantik di akhir pekan. Faktanya, justru di bulan Ramadan, pengeluaran menjadi membengkak. Inilah mengapa penting untuk mengatur keuangan agar tidak boros dan pengeluaran bisa dikendalikan.

Bulan Ramadan menjadi bulan yang paling ditunggu oleh umat muslim. Bulan penuh berkah dan ampunan ini apabila dimanfaatkan sebaik mungkin dengan meningkatkan ibadah, bisa mendapatkan pahala berlipat ganda. Di bulan ini juga, banyak tradisi yang kerap dilakukan dan selalu dirindukan.

Mulai dari membeli takjil favorit yang kini berubah menjadi tren war takjil, makan bersama dengan keluarga yang mana di bulan lainnya sering kali sulit dilakukan, salat tarawih berjemaah hingga ngabuburit. Umat muslim menyambut semuanya dengan gembira dan penuh sukacita.

Namun, di satu sisi, dengan mengatasnamakan bulan yang datang setahun sekali ini, banyak yang tidak bisa mengontrol keuangan. Alhasil, banyak pengeluaran kecil yang tidak direncanakan terjadi sehingga menyebabkan pemborosan yang lebih besar.

Cara Mengatur Keuangan di Bulan Ramadan yang Efektif

Biasanya, pengeluaran kecil seperti membeli takjil tidak ‘terasa’. Dalam sehari, asumsinya mengeluarkan uang minimal Rp30.000 untuk membeli takjil, sebulan total pengeluaran Rp900.000. Mengalokasikan dana untuk takjil sangat penting, kalau tidak akan mengganggu pos keuangan lainnya.

Belum lagi, ditambah semua e-commerce berlomba-lomba memberikan diskon untuk persiapan Lebaran. Apabila tidak menyisihkan uang dengan tepat, tentu saja akan terjadi pemborosan.

Semua pemborosan tersebut sebenarnya bisa dikendalikan dengan menerapkan cara mengatur keuangan yang tepat. Berikut ini sejumlah cara yang bisa dilakukan agar keuangan tetap stabil selama bulan Ramadan hingga usai Lebaran.

1. Membuat Rencana Anggaran Bulanan dengan Teliti

Langkah pertama mengatur keuangan Ramadan adalah dengan membuat rencana anggaran bulanan selama bulan puasa dengan teliti. Buatlah anggaran prioritas yang harus dipenuhi selama bulan Ramadan.

Caranya dengan meninjau pengeluaran bulan sebelumnya, identifikasi pola pengeluaran yang bisa diubah. Perhatikan pengeluaran tambahan yang berpotensi muncul selama bulan puasa seperti biaya berbuka puasa di luar dan beli takjil.

Sebagai contoh, anggaran prioritas meliputi kebutuhan masak untuk buka puasa, sahur, biaya listrik, membayar angsuran, internet hingga dana darurat. Hitung dengan detail, berapa total pengeluaran per minggu untuk kebutuhan makan.

Lalu, ada anggaran tambahan yang meliputi biaya beli takjil, buka puasa di luar, hingga belanja kebutuhan Lebaran. Pastikan untuk menghitung dengan detail menyesuaikan dengan pendapatan per bulan.

Dengan membedakan anggaran prioritas dan tambahan, akan lebih mudah dalam mengatur keuangan dan meminimalkan risiko boros.

Cara Mengatur Keuangan Selama Ramadan

2. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan

Di bulan Ramadan, sering kali keinginan itu jauh lebih besar daripada kebutuhan yang harus diprioritaskan. Sebagai contoh, berpuasa 12 sampai 13 jam membuat seseorang ‘kalap’ berhadapan dengan deretan takjil yang menggugah selera. Membeli takjil berlebihan, padahal berbuka dengan segelas air mineral atau teh dengan kurma pun sudah cukup.

Belum lagi deretan diskon di berbagai e-commerce, siapa sih yang tidak tergoda? Barang yang tidak penting pun tiba-tiba sudah ada dibeli.

Oleh karena itu, pastikan bisa membedakan yang mana kebutuhan dan keinginan. Istilahnya, belanjalah dengan kesadaran. Dengan demikian, barang yang dibeli benar-benar dibutuhkan dan menjaga pengeluaran tetap efisien.

Baca juga: Manajemen Waktu: Cara Menyesuaikan Aktivitas Sehari-hari Saat Puasa

3. Belanja di Awal

Menjelang bulan puasa, harga-harga bahan pokok biasanya mengalami kenaikan. Untuk mengantisipasinya dan bisa mengatur keuangan dengan baik, mulailah belanja di awal.

Ketika belanja di awal, utamakan bahan pokok yang tahan lama seperti minyak goreng, beras, gula, tepung, sirup, kurma. Lalu, satu atau dua hari menjelang Ramadan, bisa membeli daging sapi, ayam, sayur, cabai, bawang, dan bahan makanan segar lainnya. Untuk daging sapi dan ayam bisa dimarinasi terlebih dulu dan disimpan di freezer.

4. Masak Sendiri untuk Buka Puasa dan Sahur

Pola makan sehat harus diperhatikan selama bulan puasa agar tubuh berenergi, mendapat nutrisi baik dan tentunya lebih sehat. Untuk bisa mewujudkan hal tersebut ada dua hal yang bisa dilakukan yakni membuat meal plan selama satu bulan dan masak sendiri.

Masak menu makanan untuk puasa dan sahur akan jauh lebih sehat karena menyesuaikan dengan selera keluarga. Takaran protein, sayur hingga buah pun bisa diukur lebih baik untuk porsi keluarga.

Tak hanya itu saja, dengan masak sendiri bisa menjaga pengeluaran tetap terkendali. Karena, bahan makanan yang akan diolah sudah masuk ke dalam daftar belanja prioritas.

Untuk meal plan, sekarang ini banyak foodstagram yang kerap berbagi ide menu berbuka dan sahur. Akan mudah disontek lalu sesuaikan dengan menu favorit keluarga.

5. Membatasi Frekuensi Buka Puasa di Luar

Biasanya selama bulan Ramadan, akan banyak undangan bukber (buka puasa bersama) di luar. Mulai dari agenda bukber kantor, tetangga, alumni hingga geng arisan. Sudah saatnya berani untuk menolak ajakan bukber tersebut yang berpotensi mengancam keuangan yang sudah disusun.

Jadikan buka puasa di rumah dengan keluarga sebagai tradisi baik yang memiliki manfaat seperti meningkatkan bonding antar anggota keluarga, bisa mengurangi stres dan menciptakan kenangan terbaik.

6. Siapkan Dana Zakat dan Sedekah

Membayar zakat dan bersedekah adalah kewajiban bagi umat muslim. Di bulan Ramadan, ada zakat fitrah yang wajib dikeluarkan dengan perhitungan 2,5 sampai 3,5 liter dari makanan pokok yang biasa dikonsumsi.

Pengeluaran zakat dan sedekah termasuk anggaran prioritas, jadi siapkan dananya sejak awal Ramadan. Hitung dengan detil agar dana tersebut bisa dikeluarkan tepat waktu.

7. Manfaatkan Diskon

Di poin dua disebutkan wajib membedakan kebutuhan dan keinginan. Apabila sudah membuat daftar kebutuhan, manfaatkan promo diskon Ramadan di berbagai e-commerce agar pengeluaran tidak terlalu besar. Dengan demikian, apabila ada sisa dari anggaran belanja, bisa dialokasikan ke pos tabungan.

8. Bijak Menggunakan THR

Uang THR adalah salah satu yang dinantikan menjelang Lebaran. Umumnya, uang tersebut digunakan memenuhi kebutuhan Lebaran hingga membeli hadiah untuk orang tersayang.

Pengeluaran menjelang Lebaran biasanya membengkak, mulai dari membeli pakaian baru, bahan makanan, bingkisan hingga angpau. Uang THR akan habis tidak bersisa apabila tidak pintar mengatur keuangan dengan baik.

Pengelolaan uang THR dengan bijak akan menghindarkan diri dari meminjam dana ke orang lain dan tindakan konsumtif berlebihan. Cara terbaik untuk pengelolaan uang THR adalah dengan membuat daftar keperluan dan sisihkan untuk tabungan.

Baca juga: 38 Makanan Tradisional dari 38 Provinsi di Indonesia – Yang Mana Favoritmu?

Cara mengatur keuangan di atas harus dilakukan secara konsisten agar bisa hemat dan tidak boros. Bulan Ramadan adalah medium terbaik bagi umat muslim dalam mengendalikan diri dari hawa nafsu sekaligus bisa mengendalikan keuangan agar tidak boros tapi cukup selama sebulan penuh.

Exit mobile version