JNEWS – Gen Z dikenal sebagai generasi yang melek teknologi, kreatif, dan nggak gampang kompromi soal work-life balance. Kalau dulu pekerjaan identik dengan rutinitas kantoran 9 to 5, kini tren bergeser ke arah profesi yang fleksibel tapi tetap menjanjikan cuan.
Di era digital yang serba cepat ini, Gen Z nggak cuma cari penghasilan tetap, tapi juga kebebasan dalam berkarya, bekerja di mana saja, dan tentunya—bisa tetap jadi diri sendiri. Pekerjaan impian mereka bukan sekedar jabatan tinggi, tapi profesi yang bikin hidup terasa lebih berwarna.
Kerja Cerdas ala Gen Z
Menurut berbagai survei karier global dan lokal, Gen Z cenderung tertarik pada pekerjaan yang berbasis digital, kreatif, dan punya potensi personal branding. Mereka tumbuh bersama media sosial, belajar banyak dari internet, dan punya keberanian untuk menjadikan hobi sebagai sumber penghasilan utama.
Jadi, apa saja profesi yang paling dilirik Gen Z di tahun 2025? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut lima di antaranya yang paling hits dan menjanjikan!
Influencer
Dengan kekuatan influencer yang bisa membuat orang lain terpengaruhi atau terdorong untuk melakukan tindakan — dalam konteks ini, Influencer melakukan review sebuah produk dalam suatu brand atau biasa disebut Influencer marketing, profesi ini cukup menjanjikan untuk yang ingin mendapatkan work-life balance.
Seorang influencer bisa mendapatkan penghasilan dari berbagai sumber: endorse brand, paid promote, afiliasi produk, hingga membuka bisnis sendiri. Nggak harus viral, yang penting tahu target pasarnya dan punya konten yang relate dengan audiens. Ada influencer di bidang skincare, teknologi, kuliner, bahkan edukasi keuangan.
Gen Z juga lebih terbuka soal transparansi penghasilan dan proses kreatif, membuat profesi ini semakin profesional. Di balik gaya hidup yang terlihat santai, ada kerja keras membangun engagement, menyusun konten kreatif, dan menjaga reputasi digital.
Baca juga: Kamus Bahasa Gaul Gen Z dan Gen Alpha yang Unik
Content Creator
Kreatif tanpa batas, mungkin sekiranya itu julukan yang cocok dengan profesi ini. Mereka menonjolkan karya dan ini dalam bentuk visual di berbagai platform media sosial. Gen Z menyukai profesi ini karena bisa berekspresi sebebas mungkin, sekaligus menghasilkan pendapatan dari adsense, endorse, atau monetisasi platform.
Dengan tools digital yang makin terjangkau, profesi ini membuka peluang besar bagi mereka yang suka bereksperimen, storytelling, dan membagikan cerita kehidupan sehari-hari. Asal tahu cara mengelola dan paham algoritma media sosial, content creator bisa jadi karier jangka panjang.

Meski terlihat ringan, jadi content creator butuh strategi. Mulai dari riset tren, penjadwalan posting, optimasi algoritma, hingga analisis performa konten. Namun, justru di sinilah letak keseruannya—nggak ada hari yang benar-benar sama, dan setiap karya punya potensi viral.
Fotografer/Videografer
Di balik visual di platform media sosial yang estetik atau video campaign yang menginspirasi, ada fotografer dan videografer yang bekerja dengan detail dan rasa. Profesi ini makin digemari Gen Z karena fleksibel dan cocok untuk mereka yang senang eksplorasi tempat baru.
Banyak dari mereka yang memulai sebagai hobi—memotret teman, bikin video dokumenter kecil-kecilan lalu berkembang jadi pekerjaan profesional. Bahkan tanpa studio besar, banyak Gen Z yang sukses membangun jasa freelance dan portofolio digital lewat media sosial atau platform seperti Behance dan Instagram.
Peluang kerja fotografer dan videografer sangat luas: dokumentasi event, prewedding, konten brand, sampai travel content. Kuncinya ada pada gaya visual yang khas dan kemampuan bercerita lewat lensa.
Video Editor
Si tukang sulap di balik layar, profesi ini selalu bisa membuat visual lebih menarik. Profesi yang selalu berhubungan dengan fotografer dan videografer. Bisa dilakukan dari rumah, nggak harus tampil depan kamera. Cocok buat Gen Z yang introvert tapi punya sense of art tinggi.
Gen Z menyukai profesi ini karena bisa dikerjakan dari rumah, punya demand tinggi, dan sangat dibutuhkan di era video content seperti sekarang. Dengan banyaknya konten video di media sosial dan YouTube, jasa editor sangat dibutuhkan oleh content creator, brand, hingga media. Skill editing bisa jadi karier freelance atau full-time, asalkan menguasai tools seperti Adobe Premiere, Final Cut, atau bahkan CapCut.
Selain skill teknis, seorang video editor juga dituntut punya sense of timing, storytelling, dan gaya visual yang nyambung dengan audiens target. Dari video reels, vlog, iklan digital, sampai film pendek—semuanya butuh sentuhan tangan si tukang sulap satu ini.
Desainer Grafis
Dalam dunia yang penuh dengan visual, profesi desainer grafis jadi sangat dicari. Gen Z tertarik bidang ini karena bisa menyalurkan kreativitas, bekerja mandiri atau dalam tim, dan punya fleksibilitas tinggi untuk kerja dari mana saja.
Desain grafis nggak cuma soal bikin poster atau logo. Saat ini, desainer juga berperan dalam branding digital, desain UI/UX, media sosial, packaging produk, dan ilustrasi digital. Mereka sering berkolaborasi dengan content creator, brand lokal, sampai startup teknologi.
Baca juga: Menggunakan Template CV Canva Gratis: Cara Mudah Membuat CV yang Profesional
Mereka juga punya selera visual yang khas dan update dengan tren desain global. Nggak heran, banyak desainer muda yang sukses freelance sambil tetap kuliah, bahkan sudah punya portofolio internasional.
Dari daftar di atas, terlihat jelas bahwa Gen Z nggak cuma ingin kerja yang menghasilkan, tapi juga yang sejalan dengan gaya hidup dan nilai mereka. Mereka ingin bekerja sambil tetap bisa traveling, punya waktu untuk diri sendiri, dan berkontribusi dengan cara yang mereka pilih sendiri.
Kerja santai bukan berarti nggak serius. Gen Z justru menunjukkan bahwa dengan teknologi, kreativitas, dan keberanian mencoba, mereka bisa menciptakan karier impian tanpa harus terjebak dalam sistem lama.
Jadi, kamu tim kerja fleksibel juga? Atau masih cari jalan menuju profesi yang paling kamu suka?*
Penulis: Muhammad Rifqi Virliawan
Editor: Iwan Hendarmawan