Warung makan Tegal atau yang biasa dikenal dengan nama Warteg merupakan salah satu tempat makan favorit di Indonesia, khususnya di kota besar seperti Jakarta. Nah, di antara berbagai Warteg yang bertebaran di Jakarta, ada satu Warteg yang terkenal, yakni Warteg Kharisma Bahari.
Sebagian dari kamu yang baca artikel ini pasti sudah tidak asing dong dengan nama Warteg Kharisma Bahari. Yap, warung makan khas Tegal yang satu ini didirikan oleh Sayudi sejak puluhan tahun yang lalu atau tepatnya pada 1996.
Mengutip dari situs resmi Warteg Kharisma Bahari, usahanya ini pertama kali dicetuskan di kawasan Jakarta Selatan dengan nama MM yang merupakan singkatan Modal Mertua. Alasan Sayudi menamai usahanya dengan nama tersebut karena membuka warung makan tersebut dengan modal pinjaman mertuanya. Mertua Yudi meminjamkan sertifikat rumah untuk jaminan mengambil pinjaman di bank.
Baca Juga: Kisah Sukses Pelaku UMKM Furnitur Kayu Manfaatkan Digitalisasi
Awalnya, Wartegnya hanya berdiri di bangunan semi permanen yang dibuat oleh pemerintah daerah pada waktu itu. Setelah punya modal, ia kemudian menyewa tempat lalu membuka Wartegnya.
Sayudi sendiri bukan berasal dari kalangan yang berpendidikan tinggi. Dirinya hanya mengenyam pendidikan sampai Sekolah Dasar (SD). Sejak lulus SD, Sayudi sempat membanting tulang membantu orang tua hingga pernah mencicipi bekerja sebagai pedagang asongan.
Hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk mengadu nasib dan membuka Warteg. Selepas usaha Wartegnya berjalan lancar, ia pun memiliki ide untuk membuka kemitraan. Ide ini muncul berawal dari ketidak sengajaan.
Baca Juga: Kisah Perantau dari Medan yang Berkarya di JNE Kupang
“Awalnya kami punya cabang tiga, dua cabang cuma dikelola karyawan saja. Karena semakin lama semakin berantakan, dan minus. Akhirnya, kami mengajak teman atau keluarga yang ingin membuka Warteg yang tidak punya modal dengan pembagian hasil 50-50,” ujar Sayudi.
Sejak saat itu lah Kharisma Bahari Group membuka kemitraan dengan para investor untuk bergabung dengan Warteg Kharisma Bahari Group. Hanya dengan beli sekali untuk satu outlet Warteg dengan harga Rp130 Juta di luar biaya sewa kios.
Akan tetapi, kalau investor meminta karyawan dari kharisma bahari group ke depannya kemitraan mereka berupa bagi hasil. Laba bersih yang di dapatkan di bagi dua, 50 persen untuk pengelola dan 50 persen untuk investor.
Saat ini jumlah cabang Warteg Kharisma Bahari kurang lebih ada 700-an warteg. Omzetnya pun mencapai jutaan rupiah.
“Kalau bahas omzet tiap cabang tentu berbeda sesuai lokasinya juga. Jadi kadang ada yang omzet Rp 1 juta, ada yang omzet Rp 1 juta – Rp 5 juta. Yang lebih dari angka tersebut juga ada. Jadi ya relatif kalau bahas masalah omzet. Selain itu rata-rata karyawan yang biasa di warteg paling tidak ada lima orang, dan pengelola utama tentu saya dan isteri,” ujarnya.
Tidak lupa, Sayudi memberikan wejangan. Kunci sukses menurutnya adalah menjadi diri sendiri dan tidak perlu meniru orang lain atau sesuatu yang sudah ada.
“Kita cukup menjadi diri sendiri dan percaya pada kemampuan diri sendiri. Selain itu, jangan pernah takut untuk memberikan semacam promo, dan paling penting ketika melihat seseorang sukses berhasil jangan malah dibully tapi cari informasi kenapa bisa seperti itu apalagi jika memiliki usaha di bidang yang sama katakan Warteg,” tuturnya.
Baca Juga: Hanya Lulus SMP, Pengusaha Kayu Ini Raup Pendapatan Ratusan Juta per Bulan