JNEWS – Selain sosok H. Soeprapto Soeparno, di JNE juga ada sosok H. Soelasmo yang semasa hidupnya menjadi sosok panutan bagi para karyawan. H. Soelasmo dikenal memiliki kepribadian yang santun dan rendah hati walau semasa hidup pernah menjabat direktur dan presiden komisaris JNE. Ia tak segan naik ojek, bajaj dan taksi. Semasa kecil sudah merantau ke tanah Jawa, sebelum akhirnya bergabung dengan kakaknya membesarkan TIKI dan JNE. H. Soelasmo meninggal secara mendadak pada 4 Mei 2013 siang tidak lama setelah memimpin rapat dewan komisaris JNE pada tanggal dan tahun tersebut.
Soelasmo adalah adik kandung dari pendiri JNE, H. Soeprapto Soeparno. Ia lahir di Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung pada 5 Juli 1942 dan merupakan anak kelima dari 8 bersaudara. Saat masih kecil, baru lulus dari Sekolah Dasar (SD), ia sudah merantau ke Jawa tepatnya di Yogyakarta untuk meneruskan sekolah seorang diri.
Di tanah perantauan jauh dari orang tua dan sanak saudara, membuat Soelasmo tumbuh sebagai anak yang mandiri dan ulet serta tekun belajar. Selain itu juga, untuk bertahan hidup selain kiriman uang dari sang kakak yakni Soeprapto yang ada di kampung halaman, Soelasmo kala itu juga bekerja serabutan sepulang sekolah.
Inilah masa-masa getir perjuangan Soelasmo di Yogyakarta hingga bisa menamatkan sekolah SMP dan SMEA di Kota Gudek tersebut. Karena tidak ingin menyusahkan saudara-saudaranya dan kondisi ekonomi keluarganya di Pangkal Pinang masih belum membaik, Soelasmo memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah walaupun secara akademis nilainya bagus dan juga memiliki kecerdasan.
Soelasmo kemudian pindah ke Jakarta untuk mencari pekerjaan berbekal ijazah SMEA kala itu. Walau ada sedikit kesedihan dan miris di hatinya, karena harus meninggalkan Kota Pelajar Yogyakarta dikala banyak orang lain yang datang ke Yogyakarta untuk berkuliah.
Baca juga:Â Jejak Karya Sosial H. Soeprapto Soeparno di Yatuna
Namun ia sudah menetapkan hati untuk mengadu nasib dan peruntungan ke Jakarta. Ia bermimpi seperti jutaan orang yang menginjakkan kaki ke Ibu Kota untuk merengkuh kesuksesan. Berkat nilainya yang bagus dan juga skill kemampuannya dalam bidang akutansi yang didapat semasa di SMEA, tidak perlu waktu lama menganggur di Jakarta, akhirnya Soelasmo diterima bekerja di sebuah bank swasta. Karirnya pun moncer dan tercatat beberapa kali pindah kerja ke perusahaan besar, seperti bekerja di Bank of Tokyo serta pernah juga bekerja di American Express.
Di tengah kesuksesannya meniti karir sebagai profesional, suatu hari ia dipanggil dan bertemu dengan sang kakak yakni Soeprapto yang kala itu sudah mulai merintis perusahaan jasa pengiriman yakni TIKI. Poinnya, sang kakak mengajaknya bergabung untuk membesarkan perusahaan tersebut, yang pada akhirnya tawaran tersebut diterima dan TIKI pun berkembang pesat.
Sementara itu, setelah sukses membesarkan TIKI, November 1990, H. Soeprapto mendirikan JNE. Lagi-lagi ia meminta sang adiknya tersebut untuk membantu perusahaan JNE. Dengan pengalamannya, akhirnya H. Soelasmo turut menahkodai JNE sebagai direktur. Singkat cerita JNE pun maju dan berkembang pesat. Karena alasan kesehatan dan usianya yang sudah tidak muda lagi, akhirnya H. Soelasmo menjabat Presiden Komisaris  JNE hingga tutup usia. *