JNEWS – “Ini saya lagi otw mau anter paket ke tapal batas. Paketnya untuk salah satu warga Kuching, Malaysia. Alhamdulillah, JNE di sini sudah sangat dikenal oleh warga Malaysia yang tinggal di wilayah tapal batas. Biasanya saya janjian terlebih dulu, bertemu dengan mereka di zona bebas.”
Pagi belum lama menjelang, namun suara di ujung telepon saat dihubungi JNEWS Senin (26/8/2024) sudah bersiap mengantar paket dengan motor kesayangannya. Ya, dialah Dedi Irawan, seorang kurir JNE Sambas, yang sebagian area delivery-nya di tapal batas Indonesia – Malaysia, yaitu di Aruk, di mana banyak penerima paketnya merupakan warga negeri jiran yang tinggal di tapal batas tersebut.
Memang ada beberapa wilayah perbatasan di Kalimantan antara Indonesia dan Malaysia. Salah satunya adalah di Aruk, Kecamatan Sajingan, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang mempunyai bangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) cukup megah.
Untuk menuju PLBN Aruk dan kemudian ingin menyeberang ke Kuching, Sarawak, Malaysia bagian timur, membutuhkan waktu sekitar 8 jam perjalanan darat dari Pontianak, Kalimantan Barat dengan kondisi jalan aspal yang cukup mulus.
Meski jauh di tapal batas Aruk, sudah sejak lama JNE hadir dengan layanan pengiriman paketnya yang cepat dan tepat waktu. Dedi Irawan adalah salah satu kurirnya yang setiap hari mengirimkan atau menerima titipan paket termasuk untuk warga Malaysia yang tinggal di wilayah tapal batas.
Baca juga: Catatan Kecil Perjalanan dari Singkawang ke Tapal Batas Malaysia
“Saya setiap hari mengambil paket di JNE Sambas. Jaraknya sekitar 1-2 jam perjalanan, kemudian diantarkan ke para customer di Aruk termasuk mereka warga Malaysia. Bangga, JNE sangat dikenal di tapal batas, termasuk oleh warga Malaysia,” ujar Dedi.
Diungkapkan Ksatria yag mulai bergabung di JNE Sambas tahun 2016 ini, paket kiriman untuk warga Malaysia sudah mulai meningkat kembali termasuk paket-paket seperti pakaian dan lain sebagainya. “Biasanya warga Malaysia beli barang-barang dari Indonesia untuk dijual kembali di negaranya,” terang Dedi.
“Area delivery saya cukup luas mencakup seluruh Kecamatan Sajingan. Adapun untuk customer Malaysia, saya biasanya janjian di pos PLBN Aruk atau masuk ke zona bebas dengan terlebih dahulu melalui pintu imigrasi,” bebernya.
Ada kebanggaan bagi pria kelahiran 10 Mei 1987 ini menjadi bagian dari keluarga besar JNE, terutama apabila paket yang diantarkannya diterima dengan baik dan customer tersenyum bahagia. “Selain mengantarkan paket, saya juga menerima titipan (pickup) paket. Kalau paket dari Malaysia mayoritas barang-barang atau oleh-oleh para TKI yang baru pulang dari Kuching dan mereka tidak mau repot dengan barang bawaannya, sehingga kemudian dikirim melalui JNE,” jelas Dedi.
Memberikan pelayanan di daerah perbatasan bukan tanpa kendala, di mana hingga saat ini banyak kawasan yang masih blank spot alias tidak ada sinyal. Meski demikian tantangan tersebut bukan menjadi kendala untuk terus memberikan pelayanan yang maksimal.
“Kecamatan Sajingan sangat luas, di mana mayoritasnya daerah perkebunan kelapa sawit. Meski terkadang beberapa kawasan area blank spot, saya sudah banyak yang kenal dekat dengan para customer sehingga mereka memakluminya apabila saya datang langsung ke rumahnya,” tutup Dedi yang kembali tancap gas motornya untuk menuju pos perbatasan karena sudah janji bertemu dengan pelanggan dari Negeri Jiran, Malaysia. *
Baca juga: Potret Kusen Soga, Kurir JNE Pengantar Paket di Tapal Batas Papua Nugini