Menyambut hari batik nasional pada 2 Oktober lalu, Tokopedia mencatat adanya peningkatan belanja online yang dihasilkan oleh UMKM yang membuka lapak di aplikasinya.
Menurut External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya, penjualan batik via Tokopedia tidak berhenti menghadirkan produk yang relevan dengan kondisi masyarakat saat ini.
“Terlihat dari produk batik paling laris di Tokopedia, yaitu masker dan daster atau baju tidur bermotif batik. Data tersebut sangat menggambarkan kebutuhan masyarakat yang sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk menghindari penularan virus COVID-19,” ucapnya.
BACA JUGA : Bolu dan Brownies Batik
Daster atau baju tidur menjadi jenis produk batik yang paling mengalami peningkatan drastis. Menurut data internal Tokopedia, jenis tersebut naik 3,5 kali lipat dibandingkan periode sebelum pandemi.
Tak hanya itu saja, penjualan masket bermotif batik yang banyak dipasarkan UMKM lokal juga mengalami peningkatan sampai 20 kali lipat.
Ekhel menjelaskan berdasarkan hal itu, pandemi justru menjadi sebuah momentum bagi pengiat UMKM guna menciptakan peluang dan berinovasi. Baik dari sisi produk mapun kanal penjualan, baik offline atau online.
UMKM yang memanfaatkan kanal digital dinilai lebih tangguh menghadapi pandemi karena dapat menjaga kelangsungan bisnis sekaligus memastikan lapangan pekerjaan tetap tersedia.
BACA JUGA : Sektor UKM yang Tumbuh Selama Pandemi Via Online
“Saat ini, total sudah ada lebih dari 9 juta penjual di Tokopedia yang hampir 100%nya UMKM. Kami percaya, UMKM punya peran signifikan dalam pemulihan ekonomi negeri yang terdampak pandemi, mengingat UMKM adalah penyumbang lebih dari 60% pendapatan negara,” ujar Ekhel.
Keberadaan UMKM, termasuk yang bergerak di industri batik, sangat penting diupayakan oleh semua pihak. “Mari bersama mendukung keberlangsungan industri batik dengan #BanggaBuatanIndonesia,” tutupnya.