Internet terus berkembang sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990-an. Salah satu perkembangan paling kontroversial dari internet adalah kemunculan Dark Web sebagai lapisan internet yang sulit diakses oleh pengguna pada umumnya.
Untuk diketahui, Internet sebenarnya terdiri dari beberapa lapisan, yaitu Open Web, Deep Web dan Dark Web. Lapisan yang terakhir ini merupakan lapisan paling gelap yang tidak muncul di permukaan internet, bahkan tidak dapat ditemukan hanya melalui mesin pencari.
Dark Web sering kali disebut sebagai sarang bagi aktivitas kriminal. Bukan tanpa alasan, peneliti Daniel Moore dan Thomas Rid dari King’s College London menyebutkan bahwa 57 persen konten dalam lapisan web ini merupakan materi terlarang.
Di samping itu, sebuah studi yang rilis oleh Michael McGuires di University of Surrey pada tahun 2019 bertajuk Into the Web of Profit menunjukkan bahwa konten Dark Web telah merugikan dan berpotensi merugikan perusahaan.
Pengertian Dark Web
Dark web adalah jaringan konten web yang tidak diindeks dalam mesin pencari umum. Lapisan internet ini hanya dapat diakses melalui browser khusus, yaitu TOR, sebuah peramban yang memungkinkan pengguna untuk tetap anonim ketika beraktivitas online. Dengan begitu, penggunanya dapat terlindungi karena tidak dapat terlacak dengan mudah oleh peretas, penyedia layanan internet, perusahaan, atau bahkan pemerintah.
Baca juga: Infografis: #BeCyberSmart, Tips Aman Berinternet
Proyek peramban TOR memang berfokus pada pembuatan pengguna web dengan sistem anonim yang mengedepankan privasi. Dark web juga tidak diatur dan dijalankan oleh jaringan individu yang luas di seluruh dunia. Jaringan ini berisi ribuan sukarelawan yang mengoperasikan server proxy untuk merutekan permintaan di lapisan internet ini.
Maka, tidak ada yang bertanggung jawab untuk menetapkan aturan atau memastikan kepatuhannya. Model operasi inilah yang menjadikan dark web sebagai alat yang sangat berharga dan menarik bagi penjahat dunia maya.
Perbedaan Dark Web, Deep Web, dan Open Web
Setelah mengetahui seluk beluknya, lantas apa perbedaannya dengan open web dan deep web?
Open Web atau web terbuka adalah lapisan internet yang paling terlihat. Dari sudut pandang statistik, kumpulan situs dalam open web berjumlah kurang dari 5 persen dari total konten yang muncul di internet.
Semua situs web umum yang diakses melalui browser konvensional seperti Google Chrome, Internet Explorer, dan Firefox terdapat di Open Web. Situs web biasanya diberi label dengan operator registry seperti “.com” dan “.org” dan dapat ditemukan dengan mudah menggunakan mesin telusur populer.
Sedangkan, Deep Web adalah lapisan yang berada di bawah permukaan dan menyumbang sekitar 90 persen dari semua situs web. Namun, tidak mudah mengetahui besaran pasti situs yang termasuk di dalamnya.
Jaringan website ini menangkap berbagai konten atau situs yang dekat dengan open web. Dengan kata lain, Deep Web adalah database yang dapat diakses dengan aman melalui open web, misalnya seperti jurnal akademik hingga database pribadi dan berbagai konten terkunci, atau berada di luar jangkauan.
Untuk diketahui, Dark Web merupakan bagian dari Deep Web. Namun, isi konten tersembunyi dalam Deep Web umumnya lebih bersih dan aman untuk diakses, berbeda dengan Dark Web.
Contoh deep web termasuk situs web yang berada di belakang paywall atau memerlukan kredensial masuk. Sebagian besar pengguna internet mengakses web dalam beberapa kali sehari untuk melakukan tugas-tugas umum, seperti memeriksa email, mengakses rekening bank, atau meninjau catatan kesehatan atau sekolah.
Baca juga: Artificial Intelligence: Pengertian, Manfaat, dan Tips Penerapannya
Sejarah Kemunculan Dark Web
Dikutip dari laporan Crowdstrike, asal-usul dark web muncul pada tahun 2002 di mana para peneliti dan ilmuwan US Naval Research Lab menyadari kemudahan aktivitas komunikasi digital yang dapat dipantau, dicegat dan dieksploitasi.
Kondisi tersebut memicu kebutuhan akan saluran komunikasi yang lebih aman di komunitas intelijen, meskipun saat ini dikaitkan dengan aktivitas jahat. Dark web terus menjadi alat yang berharga dan jaringan pertukaran bagi banyak kelompok di seluruh dunia.
Lapisan internet ini dianggap sebagai kebutuhan langsung oleh beberapa orang untuk mendorong kebebasan berbicara, menjaga kebebasan pers, dan mendukung pekerjaan penegak hukum dan lembaga pemerintah.
Hal-hal yang Bisa Ditemukan di Dark Web
Berikut ini beberapa produk yang diperjualbelikan di dark web, meliputi
1. ID palsu dan akun pengguna
Paspor yang hangus, dokumen identifikasi, dan akun untuk layanan seperti Uber dan Coinbase sering ditemukan di web gelap. Ini digunakan untuk menghindari tindakan identifikasi dan keamanan di tempat-tempat seperti bandara dan kantor pemerintah.
2. Data dan informasi pribadi
Data pribadi yang diperoleh melalui pembobolan atau peretasan data sering berakhir di web gelap. Berbagai situs web gelap secara teratur mencantumkan kumpulan data, termasuk alamat, informasi kartu kredit, dan catatan medis dan keuangan untuk dijual.
3. Narkoba dan barang selundupan
Barang paling umum yang dijual di web gelap termasuk obat-obatan, seperti mariyuana, kokain, dan sabu. Pasar web gelap profil tinggi, seperti Silk Road dan Alpha Bay, terkenal karena peran mereka dalam memperdagangkan obat-obatan terlarang di seluruh dunia.
4. Senjata dan amunisi
Sementara web gelap memainkan peran kecil dalam perdagangan senjata global, dan menjadi terkenal sebagai saluran untuk menjual senjata kepada teroris dan aktor non-negara. Ini terutama berlaku untuk sekumpulan “lone wolf”, teroris-teroris yang bertindak sendiri dan tidak bergantung pada organisasi yang lebih besar untuk senjata.
5. Porno ilegal
Ada situs web di web gelap yang didedikasikan untuk pornografi ilegal yang berisi konten seperti zoofilia, pornografi anak, pemerkosaan, dan kekerasan ekstrem. Di Indonesia, sekadar menonton atau mengunduh video ini secara tidak sengaja berarti berpotensi melanggar hukum. Jadi, waspada ya.
Layanan Dark Web
Selain produk ilegal dan berbahaya, dark web juga digunakan untuk menawarkan dan mengontrak layanan yang ilegal dan kriminal. Beberapa layanan yang diketahui ditawarkan di web gelap meliputi
1. Malware
Lapisan ini penuh dengan berbagai kit eksploitasi dan malware siap pakai. Penjahat dunia maya dapat membeli dan menerapkan hal ini untuk menyerang pengguna. Selain itu, penjahat dunia maya juga menyediakan akses ke botnet untuk meluncurkan serangan penolakan layanan terdistribusi (DDoS). Layanan peretas untuk meluncurkan serangan ransomware juga dapat dibeli.
2. Kampanye penipuan
Pengguna dapat membeli akses ke botnet yang digunakan untuk mengirim email spam atau phising ke akun pengguna. Peretas memilih untuk menjual akses botnet di web gelap karena anonimitasnya.
3. Pembunuh bayaran profesional
Selain kejahatan dunia maya, web gelap juga dapat digunakan untuk membeli jasa penjahat dunia nyata, seperti pembunuh bayaran. Yang satu ini, mungkin kita sering menemukan kisahnya di film-film aksi. Alih-alih rekaan, profesi seperti ini memang nyata adanya.
Tak perlu dikatakan bahwa tindakan seperti itu jelas ilegal, terlepas dari apakah layanan tersebut dibeli di web gelap.
4. Pencucian uang
Dark web adalah rumah bagi layanan yang memungkinkan pengguna mencampurkan keuntungan haram mereka dengan transaksi legal lainnya untuk menghindari deteksi oleh penegak hukum. Layanan inii membantu penjahat mencuci uang mereka kembali ke sistem keuangan.
Baca juga: 10 Aplikasi Penghasil Uang yang Bisa Dicoba untuk Penghasilan Tambahan
Mulanya, Dark Web tercipta untuk memberikan keamanan bagi lembaga intelijen dalam berkomunikasi. Namun, seiring perkembangannya lapisan ini justru menjadi sarang kejahatan. So, hati-hati dan bijak jika menemukan akses ke Dark Web ya!